1 S A T U

Setiap derita akan merindukan suka, setiap luka akan sembuh jika waktunya tiba, dulu jauh sebelum aku dan mereka ada, dunia mungkin lebih berwarna, kasih sayang dan cinta tumbuh begitu lebat setiap harinya.

Jika bertanya siapa aku saat ini dihatinya?, Entahlah mungkin hanya sepasang bola mata yang melihat tapi tak terlihat, atau sepasang tangan yang menggenggam tapi tak tergenggam, atau satu hati yang mencintai tapi begitu dibenci.

Aku manusia yang berteman baik dengan sepi, menikmati luka ini sendiri, menelan kepahitan rindu yang aku ciptakan sendiri, kita dua kutup yang berbeda, namun tidak bisa bersatu karena aku bukanlah sebuah porosnya.

Aku bahagia, saat pertama kali membuka mata, melihat betapa nikmat yang tuhan titipkan pada penglihatanku. Namun tuhan mempermainkan sedikit indera ku, membuat duniaku kedap tak terdengar, setiap hari dalam diam, tanpa hembusan angin, tampa desiran nafas, tanpa suara, tanpa bunyi, tanpa alunan, aku menikmati hidup dalam diam, inderaku tak befungsi, dan aku si tuna rungu yang mulai terbiasa dengan sunyi.

Hay... Aku lisa... Aleesha mikayla anindia nobani, salam kenal.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

"Ayah anterin kakak ya, bunda hari ini ada arisan"

"Pesenin grab bike aja, gampang"

"Loh ayah.. mending ayah anterin kan restoran sama sekolah kakak juga sama"

"Yah....

Aku memang tidak mendengar apa yang sedang mereka perdebatkan, namun tidak dengan gerakan bibir itu, aku sangat memahami dan bahkan sangat terbiasa dengan luka itu.

"Ayok dek kita berangkat ntr telat"

"AYAAAHH...

"Nda udah....

Dari aku lahir aku tidak bisa mendengar sama sekali suara diluar sana, kerusakan pada telingaku cukup parah, bahkan dulu aku tidak bisa berbicara sedikitpun, namun seiring jalannya waktu aku mampu mengucapkan beberapa kata namun tidak begitu jelas, aku gagu dan ayahku membenci anak cacat sepertiku.

"Nda jangan marah ya"

Aku benci jika air mata itu mengalir pada pipi mulus bundaku ini, demi tuhan bunda sudah cukup tersiksa dengan kehadiranku, ayah mendadak menjadi orang yang dingin dan kaku, setidaknya itu yang pernah aku baca dalam buku harian bundaku itu.

BUGHH !

"AWWHHH...

"Morning cacat...

Lemparan sepatu itu setiap hari menghantuiku, ia dia adikku, shani namanya dia dua tahun dibawahku, dan kalian tau dia normal, ayahku sangat menyayanginya, tapi shani sangat membenciku, karena bunda terlalu mencintaiku.

"SHANIII....

"Bun...da"

Muka merah padam itu cukup menjelaskan betapa kecewanya bunda pagi ini, bahkan setiap harinya aku benar benar tidak melihat kebahagian dari wajah lelahnya, aku takut bundaku tertekan karena kehadiranku, bahkan dibuku itu tertulis aku bukan anak yang ayahku harapkan, aku anak diluar nikah mereka.

"Bunda udah bilang ya jangan kasar sama kakak kamu...

"Apasih bun, shani cuman gak sengaja lempar sepatunya"

"Kamu kira bunda gampang kamu bego begoin, gak sengaja tapi di kepala banget, gitu shan?"

"Bunda....

"Bunda selalu salahin shani, lisa aja terus lisa aja...

"Shani dia kakak kamu yang so...

"Udah bunda, lisa gak papa"

"Sayang...

Bunda tau, sejuta makna dibalik kata tidak apa apa yang selalu aku lontarkan, aku tidak menyalahkan mereka yang membenci kehadiranku, mungkin waktu harus bertanggung jawab untuk ini semua.

"Maaf sayang...

Setiap hari, bahkan setiap detik saat aku terluka, kata maaf tak hentinya keluar dari mulut bundaku, wajah lelah itu benar benar menyiratkan rasa sakit yang luar biasa bahkan lebih dari yang aku rasakan selama ini.

"Bunda belum kasih kamu kebahagiaan"

Aku menarik tubuhnya jauh ke dalam pelukanku, demi Allah hatiku menjerit sakit setiap kalimat itu keluar dari mulutnya dengan uraian air mata, bahkan kebahagiaan yang seperti apa lagi yang belum bunda berikan kepadaku, ini lebih dari cukup, dia menyayangiku saja sudah sangat sempurna untukku.

"Bunda kebahagiaan sempurna untukku, bahkan aku tak menginginkan dunia, kalau bunda saja cukup menggantikan itu semua"

Bunda memeluk lebih erat tubuh ringkihku, aku terlalu lelah berbohong tentang hidupku, 16 tahun bukan waktu yang sebentar hanya perihal menahan rasa sakit tidak diinginkan, aku bahkan sudah kehilangan jati diriku, kehilangan kebahagiaanku, yang tinggal hanya luka dan dendam air mata.

"Suatu saat hanya akan ada aku dan bunda" - batinku.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

"Laporannya sudah siap?"

"Sudah pak, client minta samplenya besok pagi udah ada"

"Oke saya akan cek ke gudang barang kalau ada yang kurang biar sekalian saya ambilkan"

"Baik pak"

Nobani menatap nanar brosur dan beberapa lembat notebook ditangannya, bahkan pesanan makanan super pedas dan kue bertingkat dengan motif olaf itu akan menghiasai cafe ini diacara ulang tahun bocah wanita yang bernama wendy itu. Sudah kali ke delapan Baby J cafe menjadi tempat pelaksanaan ulang tahun bocah kecil itu, dia sangat menyukai masakan apapun yang disuguhkan oleh pramusaji yang dimilikinya.

"Selamat ulang tahun yang ke sepuluh wendy"

Ada yang menampar satu sudut di relung hatinya, wendy bocah kecil penderita autisme yang bahkan tidak mengerti apa apa selain olaf, mendapatkan perhatian dan kebahagiaan yang sedemikian rupa, keluarga yang hangat dan saling menguatkan ini menjadi hantaman untuk dirinya dan semua hal bodoh yang melekat padanya.

Namun keegoisan itu membuat semuanya jauh lebih runyam, dia malu, iya sangat tapi demi istrinya dia bahkan menghilangkan sedikit dari perasaannya.

Drttt drttt drttt

"Hallo...

.....

"Baik pak saya akan kesekolah sekarang"

Tut tut tut....

"Apalagi ini ya Allah"

Nobani benar benar tak habis fikir, takdir apa lagi yang sedang menpermainkannya, anaknya yang lain selalu menguji kesabarannya, jalanan yang tidak terlalu ramai menjadi satu satunya pelampiasan bapak 3 anak ini, dia sudah lelah dengan hidupnya, dan segala yang ada di dalamnya.

"Kamu tau tindakan kamu itu sudah kriminal sheno, kamu mau saya laporin kamu ke polisi biar kamu dipenjara"

"Seharusnya anda tanya anak anda terlebih dahulu nyonya, apa yang sudah dia perbuat terhadap kakak saya lisa"

"Kamu...

"Seharusnya sebelum anda komen tentang cara orang tua saya mendidik saya, anda terlebih dahulu harusnya ngaca, pantas saja anak anda begitu, anda tidak becus sebagai orang tu...

PLAK !

"jangan kurang ajar kamu...

"A... Yah.."

"Maaf sekali lagi bu, saya atas nama perwakilan sheno memohon maaf yang sebesar besarnya, saya akan menganti biaya pengobatan anak ibuk"

"Makanya didik anak yang benar, biar gak bar bar, ayok sayang kita pulang"

Nobani membungkuk melepas kepergian salah satu donatur terbesar sekolah ini, sekolah elit yang luar biasa mempunyai koneksi yang banyak di luar sana merupakan sarana yang tepat untuk mereka yang ingin kuliah di universitas ternama nasional maupun internasional nantik, hanya mereka yang berotak cemerlang serta beruntung yang bisa bersekolah di sini.

"Ikut ayah"

Asheno Anindia Nobani, anak ke tiga dari Nobani dan Jennie, lelaki berparas tegas dan dingin mempunyai karisma tak kalah beda dengan ayahnya, namun sifat yang mendadak datar dan kaku terbentuk seiring dari rasa kecewa yang pernah dialaminya.

PLAK !

"Ayah gak pernah ngajarin kamu kurang, ajar kayak tadi, kamu tau dia siapa? Huh? Kalau kamu dikeluarin dari sekolah ini gimana?"

Tatapan penuh kekecewaan dan tidak percaya selalu menghiasi paras lelahnya, bahkan setiap kali bertatapan hanya rasa sakit yang hadir dalam rautnya.

"Ayah bahkan gak ngajarin aku apa apa"

"SHENO....

"Adik mana yang rela kakaknya di bully seperti binatang? Adik mana yang rela liat kakaknya disiram air bekas pel lantai? Adik mana yang rela liat kakanya yang CACAT di cocol sama sambel mulutnya yang lagi sariawan?, Adik mana yang.... Mppppphhhttt"

Shenonya... Selalu rapuh jika menyangkut soal kakaknya, lisa remaja yang beranjak akan dewasa itu mengambil alih semua perhatiannya, dia belajar dari ayahnya, kebencian itu membuat kekuatan baru hadir dalam dirinya, melindungi bunda dan lisa bahkan sudah bersarang sebagai tanggung jawab di pundaknya.

"Sheno... Ayah...

"Benci lisa sepuas ayah, tapi jangan larang sheno ngebela lisa sampai sheno mati sekalipun, karena lisa tanggung jawab Sheno, gak ada yang akan bela Lisa kecuali Sheno dan... Bunda"

avataravatar
Next chapter