4 PMR

~Satu pov~

hari yang melelahkan. minggu depan adalah hari jadi Palang Merah Indonesia. setiap anggota PMR di keseluran sekolah ikut ambil peran untuk merayakan hari besar yang di tunggu tunggu oleh para relawan.

"Xia! lu liat kak Riko nggak?" aku mencari pembina PMR dari sekolah ku. yang dari tadi tidak bisa ku temukan.

"gw dari tadi disini. ga liat juga. lu belom lapor ke kak Riko?" jawab Xia cemas.

"belom, mampos dah gw. nih absensi udah di isi dari tadi. tapi gw lupa buat ngasih ke kak Riko". aku tetap mengalihkan pand7angan dan tetap mencari kak Riko.

"yaudah, gw nyari kak Riko dulu ya Xia". aku berlari dan mencari ke posko sekolah lain.

BTW, acara HUT PMI ini di adakan di lapangan kota. setiap sekolah memiliki posko dan tenda masing masing. acara ini berlangsung selama 2 hari 3 malam.

tubuh tinggi dan agak berotot. kulit coklat manis yang terpapar matahari membuatnya berkeringat. baju kaos seragam HUT PMI dan celana ala anak pendaki gunung serta sepatu boot berwarna hitam. dari jauh aku sudah mengenali itu. kak Riko! aku pun berlari ke arahnya. kak Riko sedang berbincang dengan lelaki paruh baya yang ku pikir adalah pembina PMR dari posko tersebut.

ini posko SMK 5 Soedirman. aku tertunduk menunggu kak Riko yang memperlihatkan wajah masam nya kepada ku. karena tak lain lagi, aku terlambat menemuinya. pembina sekolah SMK 5 Soedirman tersebut bernama kak Dewa. aku mengetahuinya setelah mendengar percakapan mereka berdua.

"Satu perkenalkan dirimu. ini kak Dewa pembina PMR SMK 5 Soedirman". kak Riko mengubah raut wajahnya yang masam kembali tersenyum.

"halo kak. saya Satu. lengkapnya Saturnus. adik didikan kak Riko dari PMR SMKn 1. kalo mata saya memang unik. jadi saya harap maklum dari kakak". aku dengan ramah memperkenalkan diriku dengan senyum dan logat yang biasa ku gunakan untuk memperkenalkan diri dengan orang yang baru ku kenali.

"wahhh,, nama yang unik dan mata yang unik. saya Dewa, pembina PMR SMK 5 Soedirman. senang bertemu dengan mu mata belang". ucapnya kagum.

aku tersenyum dan mengangguk. aku masih menunggu kak Riko berbincang dengan kak Dewa. karena, aku harus melaporkan posko ku. aku tidak bisa memotong pembicaraan mereka. kami di ajarkan untuk santun.

sambil menunggu kak Riko. aku berjalan memasuki posko milik anggota kak Dewa. mereka mendesain dengan tema ramah lingkungan. ada mading kecil di sebelah posko milik mereka. aku melihat lihat foto tersebut. ada satu hal yang menarik perhatianku. ada seorang cowok yang tidak asing aku lihat.

"hei!!". seseorang memecahkan keseriusanku saat mengingat siapa itu.

"ahhh, jantungku mau copot". aku mendesah kesal.

"wah, apakah kau dari posko SMKn 1? aku melihatmu karna matamu berbeda!". cowok ini bersemangat menanyakan pertanyaan ini kepadaku.

"wah, kebetulan iya. tapi kenapa harus mengagetkanku?". aku menjawab dengan senyum yang di paksakan.

"heheheee, maaf soal itu. btw, aku Martin. senang bertemu denganmu!". dia menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dan aku menerima jabatannya.

"aku Satu. lengkapnya Saturnus. maaf jika mataku membuatmu tak nyaman. tapi ini mata yang unik. jadi, aku harap kamu dapat memakluminya". seperti biasa, aku menjawab dengan logat khasku.

dia mengangguk dan mengajakku mengobrol seputar acara.

"Siapa ketua PMR di sekolahmu?" aku menanyakan ini karena aku juga ketua PMR di sekolahku. aku ingin berbincang seputar PMR nantinya bersama ketua mereka.

"ohhh, itu dia. sebentar aku akan memanggilnya". aku hanya mengangguk ketika dia pergi ke arah orang yang akan di carinya.

"Claude!!! hei Claude!!!" Martin memanggil seseorang. aku mengingat ingat nama itu. aku merasa tak asing dengan nama tersebut.

"wahh, lu budek atau gimana. ini ada peserta dari posko lain nanyain ketuanya mana".

aku terdiam saat melihat siapa ketuanya.

"lu Claude yang itu?" aku bertanya kepada orang yang dikatakan Martin ketua PMRnya.

"hahhaaaa, ternyata lu ya belang!". Claude berteriak dari tempat duduknya.

Claude berdiri dan berjalan ke arahku dan Martin.

"kalian udah kenal?" Martin menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"menurut lu gimana?" jawab Claude jutek.

avataravatar
Next chapter