11 PACAR JEA

~Satu pov~

2 minggu telah berlalu sejak perkemahan. aku melakukan aktifitas normal. aku rindu Claude. saat ini jam terakhir, sangat bosan. karena guru mapel ini tidak masuk. kami di minta menunggu bel pulang berbunyi. aku mengeluarkan HP dan melihat foto profil line milik Claude. aku sangat jarang menghubungi Claude duluan. aku tidak enak, untuk selalu mengganggu Claude.

sepulang sekolah aku akan pergi bersama Jea dan Xia. hanya berkeliling di sekitar pusat kota. jam 15.00 bel pulang sekolah telah berbunyi. para siswa berhamburan keluar kelas. berhamburan pergi ke tujuan masing masing.

aku, Jea dan Xia pergi ke pusat kota. berjalan kaki. sekolahku tidak terlalu jauh dari pusat kota. hanya berjalan kaki selama 15 menit. akan sampai di pusat kota. kami membeli es krim kerucut dan duduk di kursi yang di sediakan di tepi trotoar kota. udara yang sejuk dan angin sepoi sepoi. banyak anak anak memberi makan burung merpati. ada juga yang bermain gelembung balon. sedangkan kami bertiga, duduk, makan es krim dan bergosip ria, membahas bias. dari arah selatan, ada seorang pria. tinggi, kulitnya putih, senyumnya manis. dia menggunakan celana jins dan baju kaos berwarna hitam. aku tebak umurnya sekitar 20 an. dia menghampiri Jea.

"hai Jea!" dia menyapa Jea.

"mmm, kak Oliver. kok bisa ada disini?" Jea malah balik bertanya.

"aku cuma berkeliling di sekitar sini, hari ini aku cuti." jawab pria tersebut.

"hmm, dia siapa Jea?" Xia lebih dahulu bertanya ke Jea.

"ohhh, hmmm. gimana ya." Jea ragu untuk mengatakan, wajahnya malu.

"halo, saya Oliver. pacar Jea." pria itu langsung memperkenalkan dirinya sendiri. tanpa kami minta.

"OMG, Jea!! lu nggak jomblo sejak kapan?" teriakku tidak percaya.

"hueee, Jea lu tega banget khianatin kami, katanya janji sama sama jomblo!" Xia ikut protes.

"maaf, aku nyembunyiin ini dari kalian. perkenalkan ini kak Oliver pacarku. dia dokter spesialis hewan." jawab Jea dengan wajah merah padam.

"kak Oliver? dokter? duh, Jea lu kenal dimana. jahat banget, main rahasia rahasiaan." Xia menjawab. aku teringat saat malam di perkemahan. Jea berbicara dan tersenyum di tepi jalan bersama cowok menggunakan moge.

"kak? 2 minggu yang lalu. kakak ke perkemahan ya? pakai moge hitam? soalnya Jea ngobrol sama cowok pakai moge waktu itu, senyum senyum lagi." aku mulai mencurigai kak Oliver.

"iya, itu aku." jawabnya singkat.

"Jea!!" aku dan Xia meneriaki Jea. bukan karena cemburu. tapi karena Jea yang merahasiakan statusnya dari kami.

"yaudah, saya pergi dulu." kak Oliver berpamitan. dan melangkah pergi.

"kak, tunggu!" Jea berlari ke arah kak Oliver.

dia bercakap cakap sebentar. aku dan Xia sudah sewot di belakang.

"fix kita nyamuk." kata Xia.

"Jea kurang di ajar." aku menambahkan.

Jea kembali ke tempatku dan Xia. sedangkan kak Oliver sudah berjalan pergi. saat kak Oliver sudah jauh.

"duh Jea, tega banget bikin kami jadi nyamuk!" Xia masih protes.

"maafin gw, udah lama gw mau kenalin ke kalian. tapi gw belom siap." Jea masih melihat ke arah kak Oliver tadi pergi.

"yaudah lu cerita sama kami berdua cepetan!!" aku meminta Jea bercerita.

"cerita apanya?" Jea pura pira tidak tahu.

"ya cerita lu ketemu sama pak dokter ganteng tadi lah. ga mungkin cerita lu ketemu abang abang jual batagor." Xia sudah tidak sabar.

"iya, ayo lah Jea." aku membujuk Jea.

"kalo mau gw cerita. kalian nginap di rumah gw ya. sekarang udah sore." jawab Jea.

"gimana Satu? lu nginap di rumah Jea?" tanya Xia kepaku.

"boleh! besok kan minggu." aku bersemangat.

"gw kepo banget sama ceritanya." aku menambahkan.

avataravatar
Next chapter