webnovel

Bab.XXV. Cara Mana Yang Anda Sukai Jhosep-Kun?

Meskipun, aku telah memiliki beberapa ide liar dalam kepalaku tentang bagaimana aku akan menjadikan pria bermana Jhosep itu sebagai boneka baruku untuk misi kali ini. Namun, aku masih belum memastikan cara mana yang akan kugunakan sebenarnya.

Setidaknya ada berbagai opsi dalam kepalaku sekarang.

[Opsi pertama]

Menyamar sebagai salah satu anggota bajak laut mata satu dan menyusup ke dalam kapal mereka. Mungkin cara ini adalah cara yang lebih masuk akal. Ini tidak terlalu beresiko dan hanya membutuhkan penyamaran sederhana.

Aku bisa mengenakan pakaian urak-urakan dan berpura-pura datang karena sampah bernama Kapten Khazat mengirimku sebuah tugas untuk mengabarkan sebuah berita kepada sampah bernama Kapten Jhosep.

Cara itu adalah cara sederhana. Karena bajak laut ini memiliki jumlah anggota yang banyak. Jadi, sangat tidak mungkin mereka akan bisa mengenali satu penyusup di antara ribuan orang dalam kelompok perompak mereka.

Kupikir ini bisa menjadi opsi utama dalam penyusupan dan penyamaran ke kapal Jhosep. Aku tinggal berada di dekatnya dan mempengaruhi dirinya sama seperti ular iblis mempengaruhi Hawa dan membuatnya memakan buah pohon terlarang.

*Kuhehe...Bahkan air liurku menetes karena memikirkan ide liar ini sekarang.

Jhosep-kun ,apakah anda lebih menyukai cara ini?

Aku benar-benar merasa tertarik untuk membuat sampah seperti segerombolan bajak laut menjadi mainan baru sekarang.

Ini menarik , bahkan lebih menarik dibandingkan dengan memenggal kepala Marc Fillio menggunakan tangan rakyatnya sendiri.

Namun, opsi pertama terlalu agak mudah sebenarnya. Itu tidak memiliki seni dalam menjatuhkan dan mempengaruhi orang lain jika kupikir-pikir lagi.

Mungkin akan terdapat beberapa resiko yang berbahaya seperti para bajak laut itu memiliki semacam sandi atau ciri tersendiri sebagai pengenal mereka.

Tetapi, jika dipikir-pikir lagi, kurasa itu sedikit tidak memungkinkan.

Maksudku, mereka adalah sekelompok barbar dan tidak memiliki otak dalam kepalanya,kurasa. Aku bisa melihat kepribadian dan moral mereka berkat catatan kasus-kasus hukum mereka dalam gulungan yang dibawa Harley sebelumnya.

Mereka kebanyakan melakukan kejahatan kasus pemerkosaan, pembantaian , pembunuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan kejahatan menggunakan media fisik dan nafsu.

Tidak ada kasus semacam pencucian uang yang sebenarnya menjadi salah satu ciri kelompok kriminal atau penjahat kelas kakap yang sistematis disana.

Aku yakin untuk menebak-nebak.

Apakah orang-orang bar-bar ini tidak memiliki semacam seorang pemikir dalam armadanya, sehingga mereka tidak berkembang menjadi armada perompak kelas atas lainnya?,pikirku.

Ini kurang menarik jika dipikir-pikir lagi. Untuk suatu alasan, setelah aku membaca informasi tentang kejahatan mereka, aku merasa terdapat semacam rasa ingin lebih membuat sampah-sampah ini menderita seperti seekor semut yang diinjak manusia. Jadi, kupikir cara ini sedikit tidak terlalu menarik. Kurasa aku akan menyimpan ide pertama ini.

[Opsi Kedua ]

Aku bisa seorang merapat dan mendekati kapal perompak ini dengan identitas sebagai seseorang yang memerlukan bantuan mereka.

Yah, ku pikir ini masuk akal sebenarnya. Biasanya kelompok kriminal dan bar-bar cenderung memiliki hubungan timbal balik untuk pekerjaan kotor dengan orang atau organisasi lain,bukan?

Aku ingat suatu waktu, pada kasus sekelompok perompak yang berhasil menyandera sebuah kapal milik seorang pengusaha kaya di lepas pantai afrika, di dunia asalku dan mereka memiliki keterkaitan untuk perompakan yang mereka rencanakan bersama pemilik kapal yang berniat curang untuk mendapat seluruh biaya asuransi pada pihak keamanan yang mengawal dan menjamin kapal mereka.

Bukankah itu sama seperti cara kerja dunia?

Dengan kata lain, kurasa kelompok perompak ini memiliki semacam hal itu juga di dunia ini. Maksudku, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Jika manusia sampah ada tentu saja manusia sampah lain juga ada,bukan?

Asumsi yang meyakinkanku lebih adalah kenyataan bahwa selama enam tahun mereka mengacau di lautan Bargobar mereka sama sekali tak tersentuh. Itu lebih membuktikan bahwa mereka memiliki semacam hubungan dengan organisasi atau orang lain yang berkaitan dengan mereka. Aku cukup yakin tentang asumsiku ini.

Itulah yang membuat berasumsi kedua sampah memiliki hubungan atau deal yang bau dan kotor dengan sampah lain.

Jadi, tidak salah jika aku bisa memiliki ide tentang opsi menyamar dan berpura-pura sebagai orang yang membutuhkan bantuan mereka.

Bukankah itu lumrah? Karena, orang jahat akan selalu memiliki hubungan dan deal jahat dengan orang jahat lain, bukan?

Hal yang membuat ini sedikit beresiko adalah, mereka bisa mencurigaiku lebih cepat daripada cara jika aku menyamar menjadi awak kapal yang dikirim oleh Khazat. Dan yang pasti aku hanya akan dianggap sebagai tamu asing. Jadi, sedikit lebih menyusahkan bagiku mendekati Jhosep.

Bagaimana mungkin tamu asing dapat dengan mudah mendekati pemilik rumah dan langsung mempengaruhinya?

Bukankah itu agak tidak normal?

Aku berpikiran untuk menyimpannya saja dulu. Tidak ada yang tahu, bukan? Bisa saja ini menjadi sebuah cara menarik lain dan membuatku bisa mengembangkan opsi ini untuk lebih masuk akal dan memiliki sedikit resiko di sana.

*Fufu...Jhosep-kun, apakah anda suka dijadikan boneka dengan cara ini?,keinginan liar itu kembali terlintas dalam kepalaku.

Meskipun dalam kepalaku masih ada beberapa opsi lain lagi. Namun, untuk sekarang hal yang paling mungkin ku kembangkan adalah kedua opsi yang kupikirkan barusan.

Sementara aku merenung tentang opsi-opsi liar dalam kepalaku. Salah satu dari keempat bawahan yang dari tadi duduk diam dan memperhatikan ekspresiku mulai bersuara kecil dan menyadarkanku untuk kembali ke dunia nyata dari khayalanku.

"Ahem...Letnan Colonel. Apakah anda memiliki hal yang lain yang ingin anda sampaikan?"tanya Marco yang dari tadi hanya memperhatikan percakapan kami.

Aku berpikir sejenak sebelum pada akhirnya bersuara pelan.

"Tunggu sebentar...Aku sebenarnya ingin menanyakan pada anda-anda sekalian. Apakah anda tahu sebuah desa bernama Kalaya?"

Keempat orang itu hanya terdiam kemudian memiringkan kepala bingung sampai Marco bersuara pelan.

"Apakah yang dimaksud oleh Letnan Colonel adalah Kalaya Constantin? Kakak perempuan angkat dari Raja Lillith Constantin?"

"Kakak perempuan angkat?"gumamku.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Bukan itu maksud saya...Yang saya maksud adalah sebuah desa di tenggara Kerajaan Campestris..."sambungku.

Aku memang tahu si gadis iblis yang mudah tersinggung itu memiliki seorang kakak perempuan angkat, tetapi aku tidak terlalu tahu namanya. Lagipula, dia tidak terlalu banyak berhubungan dengan militer dan kepentingan Sabotage.

Kalaya Constantin,huh... Apakah nama itu berhubungan dengan desa yang disebut oleh Heidi si aktris itu?,pikirku.

Keempat orang itu masih belum mengetahui tentang desa bernama Kalaya.

"Apakah kalian tahu...?"tanyaku lagi.

"Kalau soal itu...saya pikir saya tidak cukup tahu,pak...saya lahir di wilayah Campestris barat..Jadi saya hanya bisa meminta maaf jika saya tidak mengetahui tentang desa itu,pak..."kata Marco.

Mendengar perkataan Marco kupikir itu memang masuk akal. Mengingat bahwa Sabotage hanya baru berdiri beberapa bulan dan para personil tidak terlalu terbiasa dengan masalah informasi dan hal lain. Jadi, kupikir itu wajar mereka tidak mengetahui tentang desa bernama Kalaya itu.

Ah...Jika saja Kerajaan Campestris memiliki jaringan intelijen lebih kompleks kupikir akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi, keluhku dalam benakku.

"Apakah ada di antara kalian yang tahu di mana desa bernama Kalaya itu?"tanyaku hanya untuk memastikan.

Ketiga orang lain hanya menggelengkan kepala mereka.

Nampaknya akan benar-benar berat untuk menemukan desa bernama Kalaya itu. Aku juga tidak pernah membacanya tertulis dalam buku-buku manapun sejauh ini.

Apakah mungkin Kalaya adalah desa kuno yang sudah berganti nama sekarang? ,tebakku.

"Tch, nampaknya ini akan menjadi pekerjaan yang agak sulit..."gumam ku.

Marco hanya melihatku dan kemudian dia memberikan sebuah saran yang kupikir bagus. Namun, akan seperti aku menyalahgunakan wewenang.

"Pak, bagaimana jika bapak memberikan misi untuk menemukan desa itu kepada markas di Helen?"

Itu benar-benar masuk akal sebenarnya. Namun, bukankah ini terdengar aku seperti menyalahgunakan kekuasaanku?

Ah sialan, perkataan dari Marco benar-benar masuk akal dan menggiurkan.

Bagaimana aku bisa menolak? Aku tidak bisa melewatkan kesempatan ini. Dan lagi, kupikir tidak ada undang-undang di Kerajaan Campestris yang melarang penggunaan organisasi untuk pencarian informasi tentang Mage , Crafter, dan Faust.

"Luar biasa , Marco! Anda adalah jenius diantara jenius yang lain,Marco."pujiku.

Marco hanya menggelang pelan atas pujianku.

"Anda benar-benar menempatkan saya terlalu tinggi, Pak Letnan Colonel. Saya tidak bisa dibandingkan dengan Anda ,pak."katanya.

Aku hanya menggelengkan kepala mendengar perkataan Marco barusan.

"Anda benar-benar harus menyadari potensi anda, Marco. Anda akan berkembang lebih pesat jika anda melakukannya...Anda bahkan menyadari hal-hal yang sangat simple yang bahkan saya sendiri tidak menyadarinya. Anda harus lebih percaya diri pada diri anda sendiri." kataku.

Kadang-kadang orang dengan pemikiran memandang hal yang jauh selalu melupakan hal-hal sederhana dan berada di dekat mereka.

Jika, Marco menyadari potensinya sendiri. Hanya masalah waktu untuk Sabotage berkembang lebih cepat.

"Terimakasih atas kata-kata anda, pak..."kata Marco meski dia tampak masih belum sepenuhnya percaya kata-kataku.

Kupikir Marco juga memerlukan waktu untuk menerima pendapatku tentang potensinya.

"Tidak masalah."kataku sambil tersenyum kecil di bibirku.

Aku mengambil cap segel Sabotage di bawah laci meja, kemudian menuliskan misi Sabotage di Markas Besar dalam perkamen.

Misi : Menyelidiki sebuah desa bernama Kalaya di tenggara kerajaan Campestris.

Waktu : Dua Minggu

Lalu, menggulung perkamen dan memberi segel di luarnya dan mengikatnya dengan pita berwarna biru.

"Marco, kirim surat misi ini pada Markas Besar!"titahku.

Dia hanya mengangguk.

"Apakah cara yang kita gunakan untuk mengirimnya,pak? Apakah itu personil , elang merah, naga atau hal lain?Saya benar-benar tidak terlalu mengerti pengiriman surat jika kita berada di daerah musuh seperti ini.."

Aku berpikir sejenak.

Kami memang sekarang di wilayah abu-abu atau bisa juga dikatakan sebagai wilayah musuh.

Personil akan memakan waktu lebih lama untuk melakukan perjalanan ke kota Helen dari sini. Tidak bijak juga jika mengirim personil dan mengurangi jumlah kami sekarang. Aku memerlukan jumlah peronil ini tetap seperti ini tanpa mengurangi jumlahnya. Jadi, mengirim personil adalah tidak.

Elang merah, jika dipikir-pikir itu akan mengirim surat dalam waktu yang cepat ketimbang personil karena elang merah biasa terbang sejauh ratusan batu. Namun, zona kami sekarang di apit oleh wilayah pemberontak faksi Scrall , Lautan Bajak Laut Mata Satu dan Wilayah Kerajaaan Bargobar yang adalah negara asing, Bargobar mungkin bukan musuh tetapi informasi adalah pedang dan tameng untuk masa depan tiap negara. Jadi, elang merah adalah tidak.

Naga ,huh?

Aku tidak terlalu tahu soal naga yang bisa melalui jalur air mengirim surat. Jadi, aku menanyakan pada Marco.

"Hei Marco, apakah di kapal ini terdapat Naga air?"tanyaku.

Marco mengangguk yakin.

"Tentu, pak. Ketika kami di Bargobar setelah berpisah dengan Anda , markas telah mengirimi kita Naga Air jenis Xypher."katanya.

" Xypher?"tanyaku penasaran.

Marco hanya menganggukkan kepalaku pelan.

Aku tidak terlalu familiar pada jenis naga ini.

"Bisakah anda mengantarkan saya melihat makhluk itu?"tanyaku.

Marco mengangguk.

Akhirnya aku menyudahi pertemuan dan rapat tadi lalu menyuruh Marco mengantarkanku ke bagian kandang hewan di dek bawah.

Marco membawaku ke sebuah kurungan yang di dalamnya terdapat semacam anjing laut berwarna biru dan memiliki gigi yang mirip kelinci. Itu benar-benar imut sebenarnya. Dalam kepalaku berpikir, apakah makhluk ini memang naga?

Dia terlalu imut untuk dikategorikan sebagai naga. Lihatlah gigi-gigi kelinci dua biji di mulutnya itu! Sialan, bagaimana ada makhluk seimut ini? Bisakah aku membawa pulang makhluk imut ini ke rumah? Kupikir Sarah akan sedikit merasa terhibur jika aku melakukannya.

Namun, aku tidak menunjukkan kekagumanku pada makhluk itu di wajahku. Itu memalukan jika bawahanku melihat aku sekarang berpikiran bahwa makhluk dalan kurungan itu adalah makhluk terimut yang pernah kutemui.

Untuk mengatasi segala hasrat pada makhluk imut ini, akhirnya aku memasukkan tangan dan mencoba mengusap-usap kepalanya.

Namun…

"Pak , Jangan!!!"teriak Marco.

Aku hanya menoleh sejenak pada Marco dan memiringkan kepalaku. Aku tidak mengerti mengapa dia berteriak dan melarangku.

Kurasa apakah salah menyentuh makhluk imut ini sampai aku menyadari, makhluk imut itu hanya makhluk imut. Mereka terlihat imut jika di lihat oleh mata.

Kenyataannya adalah…Ketika aku berbalik, aku menyadari makhluk itu telah mengambil posisi mengancam dan bersiap-siap untuk menerkam tanganku dengan liur yang menetes dari mulutnya.

Aku langsung menarik tanganku secepatnya untuk keluar dari kurungan besi begitu menyadari perubahan ekspresi dan ancaman yang terlihat dari makhluk itu.

*Krek

Xypher telah mencoba menggigit tanganku hanya berhasil untuk mendaratkan gigi-gigi kelincinya pada bagian dalam lain dari kurungan besi. Gigitannya bahkan membuat kurungan besi penyot.

Apa-apaan dengan perubahan besar ini?Di mana makhluk imut yang kulihat beberapa saat lalu Kenapa ada makhluk menyeramkan sekarang? Menakutkan!Benar-benar menakutkan!

Kakiku sedikit gemetar setelah melihat serangan makhluk ini.

*Fiuh…hampir saja.

Aku hanya bisa menghela nafas lega. Jika saja aku tidak langsung menarik tanganku secepatnya. Ku pikir gigi-gigi Xypher akan memutuskan tanganku seperti memutuskan benang jahit dengan tepian bibir seorang nenek tanpa gigi.

"Apa yang telah anda lakukan, Pak? Xypher adalah makhluk yang berbahaya, oleh sebab itu dia dijadikan sebagai pengirim surat di medan perang. Perlu beberapa orang untuk menjatuhkannya.."kata Marco cemas.

Aku hanya mendengus pelan.

Benar-benar ini menjadi pengalaman berharga sebenarnya. Aku tidak memiliki informasi mengenai Xypher ini. Lalu, bagaimana bisa aku berniat untuk menyentuh tubuhnya, bahkan ingin membawanya pulang ke rumah? Itu benar-benar memalukan jika bawahanku tahu kebodohanku...

Namun, seorang pemimpin tidak boleh menunjukkan sisi-sisi kecerobohannya dan kebodohannya di depan bawahannya. Jadi, aku mencoba memperbaiki image dan wibawaku di depan keempat bawahanku ini.

"Apakah anda telah berpikir bahwa saya tidak tahu tentang sifat dari makhluk berjenis Xypher ini, Marco?"kataku sambil memasang ekpresi seorang yang baru saja mempermainkan orang lain dengan segala tindakannya.

Marco hanya diam sejenak kemudian dia memiringkan kepalanya dan terlihat bingung memandang ke arahku.

"Maksudnya, pak?"

"*Fumu..Anda benar-benar harus bertanya tentang niatan saya menyentuh Xypher ini , Marco."kataku menutupi kebodohan dan kecerobohan yang kulakukan tadi.

"Niatan?"Marco terlihat malah semakin kebingungan.

"*Fumu...Anda harus menanyakan niatan saya sebenarnya...Mencari alasan saya sesungguhnya, Marco.."

"Jadi, bapak memiliki niatan lain dan alasan saat melakukan hal yang tadi anda lakukan?"tanya Marco penasaran.

Aku mengangguk pelan.

"Sebuah surat intelijen harus dikirim oleh orang yang terpercaya. Surat intelijen membutuhkan jaminan keamanan yang tinggi sebelum dikirim ke markas atau pihak kawan."jelasku, seperti seorang professor di markas besar SS yang menjelaskan disertasi di depan mahasiswanya.

"Orang terpercaya dan jaminan keamanan tinggi ya.."

"*Fumu…Anda harus memahami itu. Jika Xypher ini tidak bisa memberi kerusakan pada kerangkeng ini. Lebih baik tidak usah berpikiran aku akan menggunakannya bahkan sekalipun... Ku pikir sekarang keraguanku sudah hilang. Kita akan menggunakan Xypher ini."kata ku matang.

Sebenarnya aku terlalu malu untuk mengatakan bahwa aku sama sekali tidak tahu tentang sifat dan insting Xypher ini.

Marco hanya menebak-nebak dalam kepalanya, kemudian dia bersuara seperti dia telah menemukan clue utama dalam kasus teka-teki cerita detektif.

"Jadi, anda barusan menguji Xypher ini ,pak?"tebaknya.

"*Fumu…Anda telah mengerti rupanya."gumamku.

"Luar biasa, pak! Saya tidak pernah menyangka bahwa tindakan yang saya anggap bodoh barusan adalah pengujian yang bapak lakukan dari awal. Maaf atas kesalahan persepsi saya pada anda,pak…" Marco menundukkan kepalanya kepadaku.

"*Fufu…Tidak usah khawatir,Marco. Anda membutuhkan waktu untuk bisa berpikiran seperti saya…Terus gali potensi anda." kataku sambil menepuk bahu bawahanku itu.

"Aku menyerahkan surat ini padamu untuk dikirim ke markas,Marco…"kataku sambil berjalan meninggalkan mereka, kemudian menoleh sesaat kepada tiga bawahanku lainnya yang saat ini berdiri dengan mata dipenuhi kekaguman dan berbinar-binar di sana.

Namun, diantara ketiga orang itu. Mata milik Harley adalah mata yang mirip seorang pengikut aliran sesat ketika melihat dewa-dewa palsu.

Atau mungkin hanya aku saja yang berpikiran seperti ini?,pikirku.

Ah…sialan menipu banyak orang untuk image dan wibawa benar-benar merepotkan,kataku dalam hati.

***

Next chapter