webnovel

Bab.XXIV. Hiu Dan Sampah Adalah Sama

Setelah aku cukup puas memandangi bulan purnama. Aku segera turun ke dek bagian bawah, di mana ruangan kerjaku berada.

Ruangan itu hanyalah ruangan kecil yang ukurannya tidak lebih dari tiga × lima meter. Di sana hanya terdapat sebuah meja panjang dan lima buah kursi kayu. Satu kursi kayu memiliki alas kain yang menutupi kapas sebagai dudukannya, sedangkan kursi yang laih hanyalah kursi kayu polos biasa yang terbuat dari pohon ulil.

Ketika kaki-kakiku membawaku ke dalam ruangan itu. Di sana telah ada Marco , Harley dan dua orang lain yang kuberi nama sandi sekoci menunggu di atas kursi. Meraka hanya menunggu dan duduk menghadap ke arah satu kursi sisa yang masih kosong.

Begitu menyadari kedatanganku, keempat orang itu langsung berdiri dan memberi hormat militer ke arahku.

Aku hanya menganggukkan pelan kepalaku kemudian berjalan pelan ke kursi di depan seberang mereka.

Kedua orang sekoci duduk di depanku sekarang adalah personil yang memang sengaja kuberi misi untuk mengawasi perairan sekitar bagian timur Lautan Bargobar sesaat setelah diriku tidak bisa melanjutkan tidur tadi siang karena mimpi sedih tentang perpisahan dengan adik perempuanku, Helena.

Untuk mengatasi masalah misi kali ini , hal yang dapat kulakukan adalah hanya duduk di ruangan ini sambil membaca beberapa buku-buku dan catatan yang di susun rapi dalam rak dan atas meja.

Namun,buku-buku yang kubaca tidak banyak berhubungan dengan Bajak Laut Mata Satu sehingga aku tidak terlalu banyak mendapatkan informasi. Kecuali bawahanku, Harley, berhasil mengumpulkan sedikit dari informasi di Kerajaan Bargobar. Jadi, aku hanya mengkerutkan dahiku dan memutuskan mengumpulkan beberapa orang untuk terjun langsung dan mengintai bagian timur lautan Bargobar.

"Silahkan duduk kembali..."gumamku pada keempat bawahanku.

Keempat orang itu, yang sebelumnya berdiri hanya menganggukkan kepala mereka pelan , lalu kembali duduk di atas kursi dan meletakkan tangan mereka di meja panjang yang sama denganku.

"Bagaimana pengintaian kalian..?"tanyaku.

Salah seorang pria dengan rambut panjang hitam dan diikat kebelakang langsung menganggukkan kepalanya dan bersuara pelan.

"Pengintaian kami berjalan lacar, pak."jawabnya.

Sementara pria berambut pirang cepak satunya lagi, yang duduk di sebelah kanan pria itu juga ikut menganggukkan kepalanya pelan.

"Lalu...Apa yang kalian dapatkan..?"tanyaku lagi.

"Kami telah mendapatkan informasi ,pak. Terdapat sebuah kapal yang berlabuh tak jauh dari sebelah pulau kecil lima belas batu dari sini, pak..."jelasnya.

Sebuah kapal ,kah?, pikirku

"Apa jenis kapal itu...?"tanyaku lagi.

"Kapal itu adalah sebuah kapal galeon berbendera tengkorak mata satu... Ukurannya sedikit lebih besar dari kapal kita ,pak."katanya.

Jika kapal itu memiliki bendera tengkorak mata satu, kupikir mereka berhubungan dengan Bajak Laut Mata satu pastinya.

Namun, jika ukuran kapalnya lebih besar, ku pikir misi ini akan menjadi lebih sulit lagi jika memutuskan untuk berbicara dengan mereka secara langsung.

Jika kami merapatkan kapal ini mendekati kapal mereka, hal paling mungkin adalah para perompak itu akan dahulu menyerang kami sebelum kami bisa berbicara.

Bisa-bisa kami kalah , dibunuh dan dijarah oleh orang-orang bar-bar itu. Kurasa kami kemungkinan besar benar-benar akan dibantai.

"Apakah anda bisa menebak jumlah awak dalam rombongan dalam kapal mereka?"tanyaku memastikan.

Jika prajurit ini tahu, ku pikir aku akan bisa memikirkan beberapa cara lain untuk berhubungan dengan mereka.

Si Pria berambut hitam panjang itu hanya mengerutkan kening sambil langsung berpikir keras dan menebak angka dalam kapal bajak laut mata satu itu.

"Kupikir itu ada dua ratus atau lebih, pak."katanya.

"Dua ratus atau lebih,kah..."gumamku.

Dia hanya menangguk pelan.

"Iya, pak...Aku bisa melihat di atas dek kapal cukup memiliki banyak bajak laut.... Aku sangat yakin ketika aku memutuskan untuk melihat dari teleskop,pak. Aku cukup yakin akan angka itu,pak."

Dua ratus orang…

Bisakah kami berhubungan tanpa melakukan bentrokan fisik jika kapal kami saling berhadap-hadapan nanti?, pertanyaan itu langsung terlintas di kepalaku.

Ku pikir tata krama dan moral dari kelompok bajak laut adalah rendah. Mereka adalah sekelompok bar-bar yang tidak segan-segan untuk menjarah kapal begitu mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri. Kebanyakan dari korban akan dibunuh oleh mereka. Aku tidak mau mengambil resiko bodoh seperti itu.

"Harley..."panggilku pada Harley yang duduk di sebelah kiri pria berambut hitam panjang yang barusan kutanyai tadi.

"Siap, pak!"sahut Harley tegas.

"Apakah anda memiliki informasi lain dari lembaga keamanan dan hukum Kerajaan Bargobar yang sebelumnya kuperintahkan padamu untuk di kumpulkan...?"tanyaku.

Sebelum aku dan Regi bergerak ke Kota Hoke, aku telah memerintahkan Harley untuk mengumpulkan beberapa informasi dan rekam jejak bajak laut mata satu .

Aku menyuruhnya mengumpulkan berbagai catatan-catatan masalah hukum, kasus-kasus perompakan, dan informasi lain yang segalanya berhubungan tentang Bajak Laut Mata Satu.

Dia sedikit ragu untuk menganggukkan kepalanya, ekspresinya kurang yakin dan percaya akan suatu hal.

"Soal itu ,pak...Saya hanya bisa mengumpulkan sepuluh gulungan perkamen...Kerajaan Bargobar memiliki informasi yang sangat terbatas dan dibatasi untuk informasi yang berkaitan dengan bajak laut mata satu. Meski, mereka sekarang memiliki masalah dengan Bajak Laut Mata satu itu sendiri."gumam Harley lesu.

"Keluarkan informasi yang telah anda dapatkan itu sekarang!"titahku.

Harley langsung mengambil sebuah peti kayu berukuran lima puluh sentimeter x tiga puluh sentimeter dari bawah kakinya, kemudian dia meletakkan peti kayu itu ke atas meja.

"Ini,pak..."kata Harley sambil menyodorkan peti kayu itu ke depanku sambil masih berekspresi ragu.

Apa yang salah dengan orang ini?,pikirku.

Aku hanya mengangguk, lalu membuka peti kayu itu.

Dalam peti terdapat sepuluh gulungan perkamen berwarna cokelat kulit kayu dan tampilannya agak buruk dan lusuh.

Nampaknya, perkamen ini dibuat dari serat kulit kayu yang kurasa cukup buruk. Berbeda dengan perkamen dari kulit binatang, perkamen dari kulit kayu ini lebih kasar dan memiliki serat bulu pada sisi-sisi dan permukaannya. Itu membuat orang-orang di Campestris jarang mengunakan media ini sebagai menulis berkas.

Apakah media menulis kulit kayu itu lumrah di Kerajaan Bargobar?,pikirku.

Tanganku akhirnya meraih salah satu dari gulungan perkamen yang terdapat dalam kotak kayu itu.

Lembar pertama yang kubuka adalah sebuah perkamen yang diikat dengan pita berwarna biru. Panjang gulungan itu lebih panjang dari perkemen kulit kayu yang lain yang ada dalam peti kayu. Jadi, kupikir di sana mungkin tertulis lebih banyak informasi, lalu kuputuskan untuk membaca gulungan itu pertama.

Dalam perkamen berpita biru itu hanya tertulis sedikit informasi tentang bajak laut mata satu.

Secara garis besar dalam gulungan itu adalah;

Bajak laut mata satu adalah kelompok yang pada awalnya kumpulan cecunguk dari desa kecil, miskin dan kelaparan di dekat perbatasan Kerajaan Bargobar.

Lalu , enam tahun lalu seorang veteran perang yang kembali ke kampung halamannya mengumpulkan sekelompok pemuda di desa itu dan membentuk semacam gerombolan pencuri yang biasa mencuri dan merampok pada kapal-kapal rombongan pedagang dan kafilah.

Pada awalnya jumlah mereka sangat sedikit dan cakupan wilayahnya kecil. Hanya sekitar dua ratus dengan satu kapal induk. Namun, itu sangat berkembang sekarang jika aku menghitung jumlah kapal dalam armada mereka sekarang, itu sudah dua ribu orang.

Sebuah kekuatan yang bisa mencemaskan negara lain, huh, pikirku.

Aku jadi ingat beberapa pengalaman tentang awal mula Fuhrer membentuk SA Nazi. Pada awalnya kelompok itu adalah kelompok kecil dari sekumpulan buruh,pemabuk dan pria tanpa pekerjaan yang membuat cemas negara.

Namun, seiring dengan membesarnya pengaruh Partai Nazi di Jerman setelah kejatuhan dan hilangnya pengaruh monarki membuat anggota kelompok itu makin banyak dan diminati. Kurasa peningkatan jumlah mereka karena pamor atau gerakan lain. Hanya itu yang bisa jadi hipotesisku sekarang.

Dengan kata lain, pola pengumpulan para perompak dalam bajak laut mata satu sangat mirip dengan bagaimana Fuhrer membentuk pasukan pemukul dalam partai Nazi, SA.

Meski, aku tidak tahu apakah Bajak Laut Mata Satu akan bernasib sama seperti SA(Strum Abteilung) Nazi yang orang-orang pentingnya di singkirkan oleh Fuhrer sendiri kemudian diubah namanya menjadi SS Nazi.

Ku rasa aku tidak perlu terlalu memikirkan nasib kelompok bajak laut ini sekarang. Lagipula memikirkan hal-hal yang akan kubuang setelah kugunakan pada akhirnya percuma saja,pikirku.

Setelah mendapatkan informasi dari gulungan lembaran berpita biru aku beralih pada lembar gulungan berpita putih. Dalam lembaran berpita putih terdapat nama-nama dan rekam jejak dari orang yang memiliki hubungan dan posisi strategis dalam armada kapal Bajak Laut Mata Satu.

Nama-nama itu adalah

1. [ Khazat]

Umur: 30 Tahun

Posisi: Kapten Armada

Julukan : Si Bengis

Kasus : 1. Perompakan , penjarahan , pembunuhan dan pemerkosaan pada awak kapal dan anggota keluarga Duke Liviuq Kerajaan Bargobar, di lepas pantai lautan Bargobar.

2. Kasus Pembantaian di Desa Dellpond di dekat perbatasan garis pantai Kerajaan Bargobar.

3. Penjualan budak, pemerkosaan , pembunuhan dan melakukan penyerangan di Kota Shadowburn ,Kerajaan Tiga Naga.

4. Perompakan Kapal Ksatria Hamage di lepas pantai Lautan bargobar.

5. Kasus perompakan lain lagi di berbagai negara.

Harga Buruan di beberapa negara :(Hidup atau Mati)

1. Kerajaan Tiga Naga : 300 keping emas KTN.

2. Kerajaan Bargobar : 1200 keping emas BGR.

3. Kerajaan Campestris : 200 keping emas CMP.

4. Kerajaan Kelautan Manhoot : 500 Keping emas MNT.

5. Kekaisaran Tirani Gohlun : 700 keping emas GOH.

Orang ini benar-benar sampah di antara sampah,simpulku.

Jika aku melihat dari daftar harga buruan kepala pria bernama Khazat ini, kupikir jika aku membunuhnya dan menjual kepalanya ke Kerajaan Bargobar kurasa aku bisa lebih cepat untuk pensiun.

Kurasa itu menjanjikan ,harga kepalanya bahkan berkali-kali lipat dari penghasilan dan gaji bulananku sebagai seorang Letnan Colonel di Kerajaan Campestris.

*Aish kenapa aku memikirkan gaji sekarang? Aku harus lebih fokus menyelesaikan misi kami dahulu kemudian menuntut kenaikan gaji pada si gadis iblis bernama Lillith Constantin itu,pikirku.

"Dia benar-benar sampah..."gumamku.

Di daftar kedua terdapat nama yang tak kalah dari sampah barusan.

2.[ Jhosep ]

Umur: 26 Tahun

Posisi: Kapten II Armada

Julukan : Tangan Kanan si Bengis

Kasus : 1. Pembunuhan, Perampokan , perampasan ,dan banyak lagi kasus di berbagai negara.

2. Selalu terlibat dengan aksi kejahatan dan perompakan bersama Khazat.

Harga Buruan di beberapa negara :(Hidup atau Mati)

1. Kerajaan Tiga Naga : 600 keping emas KTN.

2. Kerajaan Bargobar : 1000 keping emas BGR.

3. Kerajaan Campestris : 100 keping emas CMP.

4. Kerajaan Kelautan Manhoot : 800 Keping emas MNT.

5. Kekaisaran Tirani Gohlun : 300 keping emas GOH.

Jika aku melihat dalam daftar aku bisa melihat bahwa dalam armada Bajak Laut Mata Satu ini terdapat semacam dua kepemimpinan.

Bagaimana aku mengetahuinya meskipun tidak tertulis di situ? Orang-orang akan melihatku sebagai orang aneh jika aku mengatakannya, bukan?

Namun, dalam hirarki dalam kehidupan di dunia manapun itu, akan terdapat sebuah hirarki antara dominan dan saingan.

Maksudku, akan ada pesaing untuk sebuah kursi pimpinan entah itu dalam militer, perusahan atau bahkan bajak laut sekalipun.

Hirarki itulah yang dinamakan sebagi dominasi dan saingan tadi.

Sama seperti anak-anak ikan , udang dan ikan yang lebih besar. Mereka pada dasarnya menjadikan rantai makanan mirip seperti hubungan manusia yang dikatakan sebagai dominan dan saingan. Namun, mereka tidak akan memiliki jenis hiraki itu sendiri jika mereka tidak bisa melawan hukum seleksi alam.

Dominan akan selalu ada di atas saingan. Sedangkan, saingan akan akan selalu mencoba mengantikan dominan.

Lalu bagaimana aku bisa melihat itu?

Itu sederhana , jumlah harga kepala untuk Kapten II armada kapal ini tidak jauh berbeda. Dengan kata lain, Khazat adalah dominan dan Jhosep adalah saingan.

Intinya kedua orang ini memiliki pengaruh yang sama dalam gerombolan sampah bernama Bajak Laut Mata Satu ini. Atau mungkin aku akan mengatakan bahwa Khazat hiu dominan lama dan Jhosep adalah hiu saingannya.

Mereka pada dasarnya barbar. Jadi, hukum dan hirarki dominan dan saingan pasti kental pada sampah-sampah ini.

Melihat kenyataan itu aku hanya bisa menahan tawa dalam perutku.

"*Pffttt..."aku hampir meledak tertawa, bahwa dari informasi sesederhana ini aku telah dapat membuat hipotesis yang kompleks seperti itu.

Benar-benar informasi yang berguna rupanya. Kerja bagus ,Harley.

Menarik...

Benar-benar menarik. Orang bernama Jhosep ini bisa ku manfaatkan menggantikan dominan Khazat, pikirku.

Ke empat bawahanku hanya memandangi aku seperti mereka telah melihat orang aneh karena aku menahan tawaku untuk suatu alasan yang kurasa tidak akan dimengerti oleh mereka.

"Jangan terlalu di pikirkan...Ku pikir aku sudah mendapatkan caranya sekarang..."kataku sambil mengangkat telapak tangan kananku pada bawahanku.

"Sampah yang sama baunya dari sampah lain, itu sama seperti memiliki dua hiu dalam perairan yang sama. Aku hanya tinggal menyingkirkan hiu dan sampah yang lama dan menggantinya dengan hiu dan sampah baru."gumamku.

Jhosep,kah? Nama yang mengingatkanku pada seorang teman dalam kesatuan saat aku di akademi militer ketika di Jerman. Kalau tidak salah aku juga menjadikannya tameng ketika kami di pelatihan.

*Fufu... Jhosep -kun,*Fufu...Jhosep-kun. Nama anda memang bagus untuk dijadikan sebagai boneka baru.

"Hahahaha...."aku hanya bisa tertawa dan itu tidak bisa kuredam membayangkan bagaimana pikiran dan ide liarku menari-menari di kepalaku sekarang.

Akhirnya bibir ini tanpa kusadari telah membentuk sebuah senyum tipis yang mirip dengan senyum seorang antagonis dalam film pembunuhan.

"Tunggu aku ,Jhosep-kun...*Fufu" gumamku.

***

Sudut Pandang Harley

Namaku adalah Harley. Itu adalah nama biasa bagi penduduk pinggiran desa. Aku dilahirkan di sebuah desa yang memiliki iklim bersalju sepanjang tahun. Namun dibalik namaku yang biasa itu terdapat beragam arti.

Dalam bahasa daerah di desaku , kepanjangan namaku adalah Har: Yang berarti Matahari dan Ley : yang berarti garis hidup.

Jika digabungkan dari dua kosa kata itu, maka itu akan menjadi garis hidup matahari. Itu nama biasa untuk orang desaku , tetapi sekali lagi itu memiliki banyak makna di sana.

Aku adalah bagian dari personil Sabotage yang dipimpin langsung oleh Letnan Colonel Peter. Namun, sebelum aku bercerita lebih jauh tentang pengalamanku dalam unit rahasia yang selalu di sebut sebagi unit intelligence oleh Letnan Colonel Peter ini. Aku akan bercerita tentang hal yang lain dulu.

Dahulu , aku hanyalah prajurit biasa penjaga desa .

Namun, ketika dua tahun belakangan ini, keadaan politik Campestris tidak terlalu bagus dan memaksaku untuk dipindah tugaskan oleh atasan menjadi bagian untuk pasukan di Legiun IV. Aku tergabung dengan pasukan batalion 301 yang berada dibawah komando Kolonel Alan Havey.

Itu adalah satu setengah tahun terburuk dalam karirku sebagai seorang prajurit yang selalu melihat rekan-rekanku mati di medan perang.

Mungkin itu semua berhubungan dengan kepemimpinan komando Kolonel Alan Havey yang tidak kredibel dan berkapasitas. Jadi, kupikir aku lebih baik pindah dan mantap memutuskan untuk bergabung dengan satuan atau unit lain karena aku tidak mau dipimpin oleh orang yang bisa membuat keputusan yang bisa membunuh diriku , dan rekan-rekanku.

Keinginan ku itulah yang mempertemukanku pada sosok pahlawan Letnan Colonel Peter.

Cerita mungkin dimulai dari sebuah medan perang yang membuat kami buntu selama beberapa hari.

Saat itu adalah masalah penyusupan ke wilayah pemberontak, tepatnya Mugell Valley.

Itu adalah tugas berat untuk menyusup dan membersihkan jalan menuju garis pertahanan musuh yang memiliki banyak monster serigala-serigala yang dikendalikan oleh Mage Penjinak(Tamer) .

Beberapa hari Kolonel Alan Havey akan selalu mengirim dan mengirim bawahannya untuk menembus daerah lembah tandus yang berbahaya itu. Karena ketidakcakapan pemimpin kami , itu semua berakhir dengan hasil dari kematian rekan-rekan kami dalam Batalion 301.

Aku sendiri tidak percaya bahwa hanya aku yang tersisa dari reguku.

Sampai pada akhirnya seorang pria berambut dan bermata merah bergabung dalam regu penyusupan.

Saat itu adalah saat paling mencenangkan.

Yah...Kupikir itu benar. Itu pertama kalinya aku bisa melihat seorang manusia dengan mudahnya dapat menjatuhkan dan membunuh monster serigala-serigala yang ditakuti oleh penjelajah dan prajurit sepertiku.

Orang itu adalah Letnan Colonel Peter...

Itu adalah momen mencenangkan yang pertama kali kulihat dalam hidupku dan aku tidak akan pernah bisa melupakannya.

Seorang manusia, dengan hanya tongkat aneh dengan mudahnya melubangi banyak kepala monster serigala-serigala di Mugell Valley. Seorang manusia itu adalah Letnan Colonel Peter yang saat ini duduk di hadapanku.

Aku mengingatnya dengan jelas dimana Letnan Kolonel yang saat itu melompat , berlari , dan bermanuver seperti menari dan menari sambil terus menjatuhkan belasan monster serigala-serigala di Mugell Valley.

Aku melihatnya seperti sosok seorang dewa perang sejati,Shura.

Aku tidak bisa untuk tidak tercengang ,dan langsung berdecak kagum kala itu.

Bagaimana aku bisa untuk tidak tercengang dan berdecak kagum?

Pertarungan Letnan Colonel saat itu lebih mirip pertarungan dalam cerita-cerita opera pahlawan yang banyak di tampilkan di desa-desa Kerajaan Campestris , cerita tentang Dewa Perang Campestris, Shura.

Pertarungan antara Shura dengan serigala iblis Carberus.

Singkatnya sejak saat itu Letnan Colonel adalah sosok jenius , licik dan brilian daripada sosok Kolonel Alan Havey di mataku.

Kurasa aku akan menyebutnya sebagai seorang Evil Genius diantara evil genius lain.

Mungkin orang-orang yang tidak pernah melihat bagaimana Letnan Colonel Peter secara langsung akan menyepelekan pandanganku pada Letnan Colonel Peter saat ini.

Namun, jika mereka bertugas bersama dengan Sabotage, kupikir mereka akan mengerti bahwa Letnan Colonel Peter adalah Dewa Perang sejati dan dia adalah pahlawan diantara pahlawan.

Ada suatu misi Sabotage untuk menyusup ke sebuah kota pelabuhan bernama Gilgurd.

Kurasa aku mulai sangat mengagumi Letnan Kolonel sejak saat itu, karena kupikir itu adalah sebuah titik balik dalam sejarah strategi kemiliteran Kerajaan Campestris sekarang.

Titik balik dimana propaganda dari tulisan dan mulut dapat membuat musuh terpenggal tanpa menyentuhnya. Itu terlihat seperti sihir, bukan?

Jadi, itu dimulai dari sebuah misi sederhana yang ditugaskan oleh Letnan Colonel untuk kami bawahannya . Itu adalah hanya misi menghasut penduduk lokal dan menyebarkan selebaran propaganda yang telah diambil dari ibukota,Helen.

Aku awalnya sama sekali tidak pernah mengerti apa yang sebenarnya direncanakan oleh Letnan Colonel dengan selebaran dan penghasutan-penghasutan kepada penduduk lokal itu.

Kami hanya diperintahkan untuk menyebarkan tulisan-tulisan, menghasut dan menyiapkan beberapa orang untuk menyamar sebagai bangsawan dari Kerajaan Kelautan Manhoot.

Aku sama sekali tidak mengerti bahwa apa yang kami lakukan selama tujuh hari untuk menyebarkan tulisan dan penghasutan di Kota Pelabuhan Gilgurd atas perintah Letnan Colonel itu, berakhir dengan pemenggalan kepala bangsawan faksi pemberontak, Count Filio. Lebih tepatnya anak laki-lakinya Marc Filio dan beberapa anggota keluarganya.

Sampai sekarang , bahkan aku masih memiliki pertanyaan dalam kepalaku dan belum berani bertanya tentang apa yang sebanarnya terjadi di Kota Gilgurd sehingga kami bisa berhasil membuat pasukan Count Filio di Rockyard mundur dan memberikan kemenangan pada pasukan kami.

Namun, yang jelas adalah, segala tindakan dan strategi dari Letnan Colonel Peter adalah luar biasa dan tidak bisa ditebak, bahkan oleh bawahannya sendiri.

Maksudku, tidakkah itu benar-benar terlihat keren dan brilian saat dia membuat orang-orang banyak mengerjakan tujuannya?

Lihatlah dia ! Dia berhasil memenggal kepala musuh menggunakan tangan orang lain.

Aku benar-benar menjadi sangat menganggumi Letnan Colonel saat itu bahkan sampai sekarang dan ku pikir akan selamanya.

.

.

.

Saat ini aku tengah duduk di hadapan Letnan Colonel Peter. Beberapa hari lalu , sebelum Letnan Colonel Peter bergerak ke Kota Hoke, dia telah memerintahkanku untuk mengumpulkan segala informasi dan data yang berkaitan dengan Bajak Laut Mata Satu.

Namun...

Karena suatu alasan dan ketatnya lembaga hukum dan keamanan untuk masalah Bajak Laut Mata Satu, apa yang kudapatkan tidak terlalu membanggakan dan aku menjadi sedikit berkecil hati sebenarnya.

Aku sebenarnya agak gugup dan sedikit takut karena hanya bisa mengumpulkan sebanyak sepuluh gulungan perkamen untuk diserahkan pada Letnan Colonel Peter.

Jadi, aku mulai ragu untuk memberikan peti yang berisi sepuluh gulungan informasi itu pada Letnan Colonel Peter.

Tetapi, Letnan Colonel pada akhirnya memerintahkan padaku menyerahkannya. Jadi, aku tidak bisa menolak perintahnya. Aku hanya bisa menahan keringat dingin jika sewaktu-waktu dia marah karena kinerjaku yang mengecewakannya.

Kuharap dia tidak marah karena aku cuma berhasil mengumpulkan sepuluh gulungan, gumamku penuh harapan dalam hati.

Saat dia mulai membuka gulungan perkamen berpita biru, dia hanya menunjukkan ekspresi biasa pada wajahnya.

Dalam pikiranku spekulasi mulai terlintas, dan kupikir aku memang telah gagal memenuhi tugas. Aku hanya bisa terus mengutuki diriku yang dalam hati yang tidak bisa menjadi lebih berguna untuk Sabotage.

Namun, setelah dia membuka perkamen kedua , perkamen berpita putih, untuk suatu alasan itu membuatnya seperti menahan gelak tawa, dan pada akhirnya dia melepas segala tawa yang ditahannya tadi. Bahkan, dia tidak mempedulikan kami yang duduk sambil memandangi dirinya yang terlihat seperti orang aneh dan persis seperti karakter jahat.

Maksudku, itu hanya informasi dari data tentang Khazat dan bawahan terpercayanya Jhosep.

Bagaimana dia bisa merasa senang hanya dengan daftar harga buruan untuk masing-masing kepala pemimpin bajak laut mata satu yang dilebeli oleh berbagai negara seperti itu?

Bukankah Letnan Colonel terlihat agak aneh?

Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya sekarang dipikirkan oleh Letnan Colonel Peter. Tetapi, jika aku melihat gelagat dan ekspresinya, kupikir itu akan berakhir sama seperti kejadian di Gilgurd, kurasa.

-Hanya kesenangan Letnan Colonel membuatku sedikit merasa dikhianati.

Aish....

Aku sebenarnya tidak terlalu yakin untuk mengatakannya. Tidakkah anda tahu ,Letnan Colonel Peter? Anda sekarang tersenyum seperti seorang penjahat licik dan bukan seperti seorang pahlawan ataupun dewa perang,Shura.

Hentikan itu Letnan Colonel, anda memberikan demage pada saya!

Di mana sosok anda yang seperti seorang pahlawan dalam kepalaku selama ini?

Kumohon hentikan!

Namun, aku tidak bisa mengatakan itu semua, aku hanya bisa menggeleng pelan kemudian menghela nafas panjang. Bahwa sosok seorang pahlawan sesekali akan terlihat seperti seorang penjahat.

Hal yang baik adalah, ku pikir Letnan Colonel telah menemukan cara bagi Sabotage untuk misi kali ini sehingga dia seperti itu.Namun, aku tidak benar-benar yakin soal itu.

Tetapi, aku agak merasa kasihan pada bajak laut malang itu sebenarnya.

Sangat malang bagi kalian Bajak Laut Mata Satu, Letnan Colonel telah tertawa dan tersenyum seperti karakter antagonis ketika melihat daftar harga kepala pimpinan kalian.

Kalian benar-benar akan menjadi boneka untuk Letnan Colonel kali ini nampaknya.

Dan Letnan Colonel, bisakah anda menghentikan senyum jahat di bibir anda itu?

Itu benar-benar membuat kebanggaan yang saya telah letakkan pada pundak anda sebagai seorang pahlawan menjadi sedikit berkurang karena suatu alasan dari senyum jahat yang anda tunjukkan sekarang...

Itu terlihat menakutkan!

Kumohon jangan tersenyum seperti itu, Letnan Colonel!

Sekoci adalah sandi. Jika kalian familar dan pernah membaca novel intelijen salah satu cirinya adalah nama sandi.

EraaanFairchildcreators' thoughts
Next chapter