webnovel

Bab.XVI.Crafter

Berapa kalipun aku berpikir ,naik jabatan adalah hal yang membuatku benar-benar bahagia. Entah itu di Jerman, atau di tempat ini. Kupikir dalam dunia keprajuritan, sensasi dari rasa bangga promosi adalah hal yang sama.

Bersamaan dengan promosi pangkatku, aku juga mendapat tambahan gaji sebesar 20 koin emas selama sebulan dan 5 koin emas sebelumnya. Ditambah dengan beberapa penghargaan dan medali kehormatan dari Kerajaan Campestris. Untuk saat ini aku juga agak sedikit tenang. Karena markas telah memberiku sedikit liburan setelah keberhasilan misi kami.

Ngomong-ngomong soal bawahanku mereka juga memperoleh kenaikan pangkat.Virche dan Marco naik dari Letnan Dua menjadi Letnan Satu. Harley , Regi dan Donald naik dari Pelopor menjadi Letnan Dua. Karena mereka merupakan bawahanku dalam pasukan Sabotage, mereka juga masih berada di ibukota beberapa hari belakangan. Sebelum pada akhirnya, aku memutuskan memberi mereka misi untuk menyusup ke kota yang dikuasai oleh pemberontak yaitu: Kota Realm Mundock di wilayah barat dan Kota Kemington di Barat Daya. Untuk saat ini, hanya terdapat tiga kota yang masih dikuasai oleh Faksi Pangeran Scrall, yaitu : Realm Mundock, Kemington dan Wilayah Count Willhem .Aku melewatkan kota Count Willhem. Karena mengirim mereka ke sana sama dengan membunuh mereka secara tidak langsung.

Jadi, untuk menghabiskan waktu libur sementaraku ,aku berpikir untuk berkeliling kota Helen yang sama sekali belum pernah kunikmati selama beberapa bulan semenjak aku terdampar di tempat ini.

Aku berpikiran mengajak Sarah sebagai pendamping dalam tur kecil-kecilan, yang bisa kuanggap semacam kencan. Bagusnya, Sarah dengan tanpa pikir panjang dan tersenyum senang menerima ajakanku.

Aku mengajak Sarah untuk menemaniku ke distrik perbelanjaan. Dengan senang hati ia membimbingku ke kawasan permukiman yang cukup padat, di salah satu sudut Kota Helen di bagian selatan. Kami memutuskan singgah di salah satu kafe di pinggiran yang menghadap tepat ke Plaza.

Kalau dipikir lagi, pusat perbelanjaan ini lebih hidup ketimbang pusat perbelanjaan di Gilgurd saat aku pertama kali ke sana. Penduduk di kota ini seperti lebih ceria, dibanding wilayah lain di beberapa kota seperti Ursteds dan Gilgurd.

Kalau, berpikir soal Ursteds apa yang terjadi dengan Arnold ya? Aku hanya mendengar kabar angin bahwa dia telah dikirim kembali ke wilayah pertahanan di barat.

Kami berdua akhirnya memutuskan memesan makan siang, berupa makanan dari olahan gandum yang mirip dengan spaghetti. Hanya, itu agak berlendir dan benar-benar lengket. Sarah adalah yang merekomendasikan makanan ini. Awalnya aku sedikit ragu dan sedikit malas untuk memakannya. Entah mengapa, Sarah yang duduk di meja yang sama melihatku seperti memiliki sejuta harapan bahwa aku harus memakannya. Jadi, pada akhirnya aku menyendokkan garpu penuh spaghetti itu ke mulut, dan dengan paksa mengunyah dan menelannya. Kupikir , rasa dan tampilannya jauh berbeda. Spaghetti itu lebih enak dari kelihatannya. Hingga pada akhirnya aku menghabiskan tiga piring spaghetti di meja.

"Oh…bukankah ini Tuan Peter…?" sebuah suara samar terdengar di belakang posisiku, yang sedang duduk membelakangi pintu masuk kafe. Aku menoleh, mendapati wanita yang bersuara samar barusan ternyata adalah Mirana, Si penyembuh di Pusat Penyembuhan.

"Oh...Bukankah ini MIrana? Sudah lama tak bertemu, bagaimana kabarmu , MIrana?"

"Aku baik-baik saja Peter." katanya, tersenyum manis padaku.

Ia menatap sejenak pada Sarah yang menghentikan aktivitas makan siangnya begitu Mirana menyapa kami.

"Kekasih Anda?" tanyanya penasaran.

"Uhuk… "

Untuk suatu alasan yang kurang kumengerti Sarah terbatuk ,dan hampir memuntahkan makan siangnya. Aku hanya tersenyum ringan.

"Dia adalah orang yang bekerja di rumahku. Oh... Sarah, kenalkan ini Mirana!" kataku, membuat mereka saling menyapa.

Sarah kemudian bangkit, dengan anggun memberi salam seperti kebanyakan bangsawan untuk satu alasan. Dia menganggkat roknya sambil menundukkan kepalanya beberapa derajat.

"Senang bertemu dengan Anda , Nona Mirana." kata Sarah dengan ramah.

"Senang juga bertemu dengan Anda, Nona Sarah." balas Mirana, dengan ekspresi yang sama ditunjukkan Sarah.

Mirana duduk pada meja yang sama dengan kami. Kami akhirnya mengobrol panjang lebar, sambil menikmati suguhan minuman yang tak kalah enak di kafe itu.

"Ngomong-ngomong, Tuan Peter. Aku mendengar , Anda dipromosikan menjadi Letnan Colonel. Selamat atas kenaikan jabatannya, meski agak terlambat."katanya ,tersenyum.

"Terima kasih, Mirana.." Aku mengangguk pelan. Sarah hanya memperhatikan percakapan kami .

Kurasa wajar Mirana tahu, karena sebelumnya aku telah memberi tahu Mirana secara tidak langsung bahwa aku telah mendapatkan promosi dengan mengenakan Army Coat , dengan singkatan LC pada dadaku. Jadi, kurasa dia tidak akan terkejut.

Aku sebenarnya memiliki pertanyaan yang mengganjal pikiranku soal sihir di dunia ini. Untuk suatu bagian yang kurang kupahami adalah sangat sedikitnya informasi tentang sihir di dunia ini. Jadi, kupikir Mirana yang seorang Mage mungkin sedikit memiliki pengetahuan tentang apa itu sihir. Bertanya padanya kupikir tidak ada salahnya.

"Oh ya, Mira. Bisakah aku bertanya sesuatu padamu?"

Dia mengangguk ringan. "Apa itu?"

"Apakah kau tahu tentang seluk beluk sihir?" tanyaku penasaran.

Untuk suatu alasan, ia hanya terdiam sejenak.

"Meski pun saya tahu Anda tadi bertanya soal seluk beluk, ini hanya sedikit dari apa yang saya ketahui.." katanya, kurang yakin.

"Aku tidak keberatan kalau Anda mengatakannya,"balasku lebih penasaran.

"Kalau aku tidak salah, berdasarkan penuturan , sihir sudah ada ribuan tahun lalu. Itu berkaitan dengan munculnya orang-orang yang diberi nama [Crafter]."

"Crafter?" aku memiringkan kepalaku.

Dia mengangguk,"Ya. Mereka dikatakan adalah mage awal yang menyebarkan tentang sihir. Mereka adalah Crafter Waktu, dan Crafter Ruang…meski aku harus meminta maaf pada Anda, tidak ada sama sekali bukti yang jelas tentang kebenaran ini."

Aku berpikir beberapa waktu. Kemudian menatap lagi Mirana, sambil memasang ekspresi wajah kebingungan.

"Bukankah sebutan bagi penyihir adalah Mage, Mira?"

Dia mengangguk lagi.

"Itu benar. Hanya saja, itu terkait dengan perubahan setelah suatu hal yang benar-benar tak terlacak. Orang-orang mulai menyematkan kata Mage pada penyihir di dunia ini," ujarnya penuh rasa kebingungan sama sepertiku.

Dunia ini benar-benar sangat sulit kumengerti. Masih banyak hal yang perlu kucari tahu. Jadi, aku berpikir untuk mulai mengembangkan segala macam sumber pengetahuan dalam Kerajaan Campestris, untuk mencari tahu tentang sihir yang dapat memulangkanku ke Jerman.

Next chapter