15 Bab.XV. Raja Dan Prajurit

Hari Ke-14 bulan XII tahun 1207

Aku dengan gugup perlahan melangkah ke dalam ruangan yang beberapa kali telah ku kunjungi. Yah. Royal Palace, Ruang Kerja Raja.

"Silahkan masuk!" perintah suara yang tak asing lagi bagiku. Suara itu adalah milik Yang Mulia Raja, Lilith Constantin.

"Kapten Peter dari Pasukan Sabotage memenuhi panggilan, Yang Mulia!" kataku sambil memberi hormat prajurit padanya.

Dia tampak tersenyum ,sebelum pada akhirnya mempersilahkan aku duduk pada sebuah bangku yang ada dalam ruangan.

Aku berjarak setidaknya lebih dari dua meter dari meja kerja Lilith. Entah karena alasan yang kurang jelas aku merasa lebih gugup untuk menemuinya. Ini mungkin berhubungan dengan tempramen wanita ini, yang kupikir agak berlebihan.

Lillith hanya berdiam diri sambil mengerjakan sesuatu di atas meja kerjanya. Setelah ia terlihat menandatangi suatu berkas, ia beralih dan melempar senyumannya lagi padaku.

"Kapten Peter. Kerja bagus di Gilgurd," pujinya sambil melempar wajah yang kupikir sedikit manis jika dia tersenyum seperti ini. Hanya saja, aku membuang jauh fantasiku untuk berpikiran jika wanita pemarah ini adalah puteri yang mirip dalam dongeng.

"Terimakasih ,Yang Mulia." balasku. Lalu, untuk suatu alasan aku memperbaiki kerah dasiku. Aku merasa agak sedikit gerah hari ini.

"Sebenarnya aku memiliki rahasia yang ku sembunyikan darimu, Kapten Peter…" katanya sambil meletakkan jari telunjuk kanannya di bibirnya.

"Rahasia..?"tanyaku pelan.

Dia mengangguk, tersenyum menggoda.

"Apa itu, Yang Mulia?" aku agak penasaran, aku tidak dalam hubungan yang dapat menyimpan rahasia dengan wanita pemarah ini.

"Aku akan menggantungmu jika kau tidak dapat mengambil alih Kota Gilgurd, asal kau tahu," katanya ringan.

Entah mengapa aku tidak gugup.Namun, bulu kudukku berdiri setelah mendengarnya. Sebenarnya aku tahu dari bawahanku soal ini. Awalnya aku hampir mati ketakutan. Jadi alasan tiang gantungan Tuan Puteri , menjadi alasanku yang lain untuk lebih berusaha keras menyukseskan misi terakhir. Mungkin, ini yang mereka katakan mencambuk kuda akan membuatnya lari makin kencang. Meskipun, lebih terlihat mengancam menggantung kuda akan membuatnya lari makin kencang. Aku tetap diam, tak membalas perkataan dari Lilith.

"Saya sebenarnya agak sedikit penasaran, dengan idemu yang kurasa tidak masuk akal." ujarnya dengan penuh rasa penasaran.

"Maksud Yang Mulia, adalah soal penyusupan ke Gilgurd yang akan memenangkan Perang di Rock Yard?" tanyaku memastikan.

"Ya."Dia mengangguk.

Bagaimana kau menyetujui rencana yang sama sekali tidak kau percaya sebelumnya. Apakah kepalamu sudah terbentur sesuatu , oi Lilith? kutukku.

"Itu…"gumamku.

"Namun, pada akhirnya aku bertaruh dengan meletakkannya pada rencanamu."

"Saya sama sekali belum paham, Yang Mulia," tuturku sopan.

"Ya, meskipun kupikir tidak mungkin. Hanya saja, itu tidak akan merugikanku pada akhirnya …"

Aku hanya memiringkan kepalaku.

"Maksudku, aku hanya akan kehilangan enam orang prajurit yang di bunuh musuh, setelah mereka menyusup ke area musuh jika aku kalah. Dan akan mendapatkan wilayah Fillio, jika aku menang, bukankah terlalu menggiurkan?" jelasnya tanpa membaca ekspresi mukaku yang sedikit kecut.

Jadi , wanita penyihir ini tidak menghiraukan kami berenam mati di Gilgurd rupanya. Untuk sekarang , aku memberi julukan pada Lilith sebagai penyihir meski aku tidak tahu pasti apakah dia bisa menggunakan sihir. Mungkin itu mungkin semacam penghinaan gelar untuknya. Berterimakasihlah padaku, Lillith.

"Jadi, bisakah kau menjelaskannya padaku?" Mata Lilith penuh rasa penasaran.

Jadi aku menerangkannya. Setelah aku dipindahkan dalam Divisi Kelas Strategi di Markas Pusat ,aku mulai rajin membaca informasi perang. Meskipun, agak kurang, tetapi aku memastikan suatu, yaitu ; saat wilayah Rock Yard benar-benar akan hancur.

Pertama, ada semacam kutukan yang telah mewabah dan membunuh tentara, warga dan ternak.

Pertanyaannya adalah bisakah pihak tentara pemberontak melakukan hal tersebut hanya dengan Mage dalam kerajaan yang terbatas?

Jawabannya: TIDAK

Lalu, bagaimana mereka melakukannya?

Anggap saja para Mage adalah barang komoditas yang langka di dunia ini. Dengan skala perbandingan 10 %. Lalu , apa yang terjadi jika terdapat sebuah negara yang sangat membutuhkan komoditas itu untuk jangka waktu yang lama? Tentu saja, jawaban adalah permintaan akan meningkat. Jika permintaannya meningkat maka harganya akan naik sangat tinggi, bahkan itu bisa hampir sepuluh kali lipat. Mereka akan rela membayarnya jika terjadi demikian. Lalu, bagaimana untuk mereka memenuhi atau mendapatkannya?

Jawabannya sederhana: Mengimpor barang dari Luar Negeri. Meskipun harganya mahal ,tetapi jika itu mendesak, kalian akan mengusahakannya. Kenyataanya adalah, Kerajaan Kelautan Manhoot melakukan deal tersembunyi dengan Pangeran Scrall untuk mendatangkan Mage dalam skala besar adalah masuk akal.

Sebenarnya, aku sempat menebak bahwa Pangeran Scrall melalui Count Fillio akan membuat deal dengan Kerajaan di Luar bagian timur, seperti Kekaisaran Ortho di barat atau Kerajaan Bauhin di Barat daya. Hanya saja, itu agak sedikit jauh pada pergerakan militer yang saat ini banyak mengalami pertempuran di Timur. Jadi, aku mengasumsikan bahwa negara yang kemungkinan besar mengirim Mage bayaran ada di timur. Jadi, aku memilih wilayah musuh yang dekat dengan perbatasan timur luar.

Hanya ada dua wilayah yang layak,yakni: Gilgurd di tenggara atau Mamone di arah menjorok ke selatan.

Namun, jika mengingat Mamone adalah kota yang lebih jauh dari pelabuhan maka aku memastikan bahwa Gilgurd adalah kota yang tepat. Jadi, aku mulai memfokuskan penyusupan di kota pelabuhan itu.

Ternyata asumsiku benar. Gilgurd menjadi kota persinggahan para mage yang dikirim ke medan perang. Ditambah lagi dengan penerapan pajak yang sangat berat dan perlakuan yang mengekploitasi dari penguasa, maka strategi brilianku akan berjalan lancar.

Maka , aku memulai propagandaku.

Aku sengaja meminta orang yang mirip dengan orang Manhoot untuk menyamar sebagai bangsawan. Kemudian menyuruh mereka menyamar sebagai utusan, datang ke Kediaman Count Fillio. Aku sengaja mengutus mereka sehari sesudah kedatangan mereka kertas propaganda langsung beredar. Itu bertujuan untuk membuat Marc Fillio meragukan mereka, yang datang disaat tidak tepat. Mau tidak mau Marc Fillio harus mencurigai bawahanku yang menyamar itu.Jadi, Marc Fillio mulai mengirim utusan tanpa sepengetahuan bawahan ku yang menyamar.

Hal tersebut dilakukan Marc Fillio adalah beralasan, dia tidak dapat mengabaikan kenyataan waktu yang berdekatan dan tidak mungkin menyerang atau menyinggung langsung pada utusan yang ada di kediamannya . Jadi , dia memilih strategi yang lebih memakan waktu untuk menggantung utusan, jika kedapatan mereka adalah penyusup. Namun strategi Marc Fillio sudah dapat kubaca jauh sebelum dia akan melakukannya.

Hari ke-empat, aku mulai menyebar isu bahwa Marc Fillio telah mengirim utusan kepada Manhoot untuk bantuan pengamanan wilayahnya. Ini adalah hal yang tidak dapat ditelorir siapapun dalam keadaan perang sipil. Jadi, penduduk lokal kota Gilgurd, mulai panik dengan isu dan propagandaku.

Hingga pada akhirnya, salah satu utusan penduduk berbicara pada bangsawan Fillio. Namun, jawaban Fillio sangat meragukan. Mulai saat itu muncullah semacam kesepakatan jahat dalam kalangan penduduk. Yaitu berbicara untuk terakhir kali dengan Count Fillio, sebelum pada akhirnya memastikan memenggalnya atau tidak.

Namun, Marc Fillio tidak mampu meyakinkan rakyatnya. Jadi, orang-orang mulai marah dan berang padanya, dan dengan sedikit dorongan kerusuhan terjadi. Itu seperti memercikkan api pada tong-tong bensin. Dengan kata lain, aku dan bawahanku membakar kemarahan penduduk Gilgurd dan memulai apa yang disebut pemberontakan, atau lebih tepat mungkin [Revolusi Gilgurd].

"Hahahaha…" Lilith tertawa keras sampai wajahnya memerah. Dia benar-benar tak bisa menahannya. Aku hanya menatap sambil berpikir bahwa gadis ini mulai kurang nilai wanitanya di mataku.

"Itu benar-benar licik dan brilian, Kapten Peter." Dia masih berusaha menahan dan meredakan tawanya.

Meskipun itu memang terlihat licik, bukankah lebih baik kau mengatakannya sebagai cerdas? Itu membuatku agak merasa bersalah di sini.

"Aku akan mencatat pemikiranmu dalam diaryku kali ini.."tuturnya.

Seharusnya kau mencatat dalam buku strategi perang bukan diary ,Lillith.

"Saya akan menaikkan pangkatmu menjadi Letnan Colonel saat ini. Namun, jika kau dapat mengejutkan aku lagi, kau akan kuberi pangkat Jenderal." kata Lillith, tanpa membuat keraguan sekalipun.

Itu memang wajar jika perempuan ini menaikkan pangkatku seperti itu. Namun, dari Kapten pada Letnan Colonel, lalu Jenderal. Kurasa teralu berlebihan, dan pasti akan membuat kecemburuan tentunya.

Hanya saja, aku tidak dapat membantahnya. Aku hanya tersenyum tipis.

"Sesekali aku memastikan akan mengundangmu untuk minum atau makan... Namun, saat ini aku sedang memiliki jadwal padat, jadi kuharap kau akan meluangkan waktumu lain kali, Letnan Colonel Peter." Lillith menatapku, seolah undangan itu lebih seperti tidak dapat kutolak. Jadi, aku hanya tersenyum manis, walau itu di luar kemauanku.

avataravatar
Next chapter