2 Bab 2

Brandon berjalan ke arah ku. Tubuhnya yang kurus hampir tidak terlihat di dalam ruangan dengan banyak orang.

"hai beb, udah lama nunggu ya" dia tersenyum dan langsung duduk di sampingku hingga bokongku dan bokongnya bersentuhan. Aku merasa tidak nyaman dan mundur sedikit sambil tersenyum.

"enggak kok beb, aku rela nungguin kamu selama mungkin. Kan kalau kamu nggak datang kan bahaya" aku menahan lidahku dan tersenyum kepadanya. Hampir saja aku mengatakannya.

"oh maksudnya, nanti kamu dicuri sama cowok cowok disini?" dia tersenyum sedikit dan memegang tanganku.

"tenang aja aku nggak akan biarin kamu nunggu lama, aku nggak akan membiarkan perempuan yang sudah lama aku tunggu merasa tersiksa"

Kata kata itu membuat hatiku tersayat. Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu kepada orang yang benar benar mencintaiku, wajahku tertunduk. Aku melihat sekelilingku dan ternyata Tirka sudah pergi, dia mungkin sedang memesan ruangan hotel untuk aku dan Brandon.

"beb, ini minuman punya kamu ya? kalau ia aku pesan aja satu lagi ya?" kata Brandon.

"oh bukan bukan, ini itu sebenarnya buat kamu, sini aku suapin" aku tersenyum lebar dan memberikan minuman berisi obat tidur kepada Brandon.

Dia meminumnya dengan senang hati dan tidak lama kemudian dia segera tidur dipangkuan ku.

Aku mengambil ponselku dan menelepon Tirka yang ternyata sudah ada di depan club. Aku membuang sisa minuman Brandon dan membersihkan sidik jari yang ada di gelas. Aku menggendong Brandon sampai luar club dan berpura pura mabuk juga agar tidak ada yang curiga. Setelah sampai di luar club, Tirka segera membantuku untuk memasukkan Brandon kedalam mobil yang disewanya. It's now step three!.

Tirka telah memesan satu kamar atas nama Brandon yang terletak tidak jauh dari club. Setelah sampai di parkiran kami segera membawa Brandon ke dalam kamar hotel. Hotel ini tidak memiliki banyak tamu, Tirka ternyata sangat pandai dalam hal ini. Sesampainya dikamar, kami mengambil semua kartu kredit Brandon dan uang yang ada di dompetnya, tiba tiba ada yang mengetuk pintu. kami berdua sangat terkejut, tetapi Tirka segera menghampiri pintu dan membukanya lebar lebar. Disitulah aku mulai merasa takut. Apakah Tirka membuat kesalahan sehingga ada seseorang yang mengetahui rencana kami. Lalu masuklah seorang anak kecil yang lebih muda dariku, aku juga belum bisa dianggap dewasa karena mengambil uang orang lain.

"yo! gue Tristan, cowok terganteng terbaik tercakep sedunia. Menurut gue lo cakep juga, jadian yuk" dia menatapku dan juga tersenyum lebar sambil menjulurkan tangannya.

"woy, Tristan jangan ganggu temen gue. dia udah punya pacar tiga" Tirka menjewer telinga Tristan sambil menutup pintu dan menguncinya.

" bercanda kak, bercanda. Btw mana kartu kreditnya biar gue ganti" Tristan menjulurkan kedua tangannya sambil meniup rambutnya yang membuat wajahnya gatal.

Tirka memberikan kartu kreditnya dan langsung diganti oleh Tristan dengan kartu kredit yang sama persis.

Aku hanya membatu karena sangat kaget karena aku kira kami ketahuan. Tirka menghampiriku dan segera menenangkanku.

"Lo tenang aja, nggak akan ada yang tau, kan kita cuma minjam kartu kreditnya dan bakal kita kembaliin" Tirka tersenyum kepadaku.

" Ia Sisi, eh maksudnya kakak. Aku udah lama bekerja sama dengan kak Tirka dan kita nggak pernah ketahuan" kata Tristan dengan semangat.

" ohhhh, ok gue ngerti. Sekarang aku jadi tenang. Tapi gimana kita tau password untuk kartu kreditnya si Brandon?" aku sudah merasa lebih baik dan hanya ingin menyelesaikan ini semua dengan cepat.

" oh itu mah gampang, kalau dia pakai kartu kredit yang palsu sekali, kita akan tau password-nya dan semua uang yang ada di sini akan menjadi milik kita" kata Tristan sambil menunjukkan kartu kredit yang asli.

"Sisanya tinggal kamu Sisi, kamu tinggal tukar balik kartu kreditnya setelah kita habisin semua uang yang ada disini" Tirka pindah dari sampingku, berjalan menuju Brandon dan memasukkan dompetnya kembali ke dalam kantongnya.

Setelah semua selesai aku dan Brandon dibawa kembali ke dalam club Luna. Kami mensetting semua kembali seperti awalnya Brandon datang ke club. Dan Aku Baru tau kalau ternyata para staff club ini adalah teman teman teman Tirka yang kebetulan membantu Tirka dengan rencananya. Aku menatap wajah Brandon yang sedang ada di pangkuanku, aku merasa sangat bersalah, tetapi apa boleh buat yang terjadi biarlah terjadi. Tiba tiba Brandon bergerak dan membuka matanya.

avataravatar