1 GADIS PENDIAM

"Sha sini " dengan nada marah

"Kenapa yah" Sasha mendekat dengan penuh ketakutan.

"Ayah kan udah sering bilang jangan gak sopan sama orang tua!"

"Tpi Sasha sopan kok yah" Sasha menyahut dengan nada gemetar.

"Ayah tdi kan disamping kamu, kamu ngomong nya kekencengan sama bibi itu"

(Bibi tersebut adalah tetangga mereka).

"Tpi yah Sasha gak sengaja " berlinang air dimata Sasha.

"Sini kamu" Ayahnya menyuruh Sasha mendekat, ketika itu mereka berada disamping kolam renang rumah mereka.

Tiba-tiba kepala Sasha ditenggelam kan secara paksa oleh ayahnya, Sasha seketika tidak tau harus berbuat apa nafasnya sesak dipenuhi air, ayah nya berulang- ulang kali menenggelamkan kepalanya.

Setelah kejadian itu Sasha sangat takut kepada ayahnya, sikap ayahnya sangat keras dan disiplin membuat Sasha yang baru berumur 4 tahun, mempunyai sikap tidak mudah ditebak, pemarah, kadang bahagia, memberontak, tidak mau bercerita kalau lagi ada masalah.

Ketika disekolah "TK"

Dia baru masuk TK kecil dan dia juga masuk ketika tahun ajaran hampir berakhir sekitar 3 bulan lagi.Sebab Sasha dia baru pindah rumah dulu dia tinggal di rumah neneknya (ibu dari ibu Sasha)

"Rada berbelit ya hahahaha mohon maaf" Author sadar kok, kembali kecerita yah

Maka dari itu Sasha agak takut dengan orang baru lingkungan baru, dia tidak mudah beradaptasi.

"Kamu kedepan" Ibu guru menunjuk Sasha yang lagi melamun, ya dia sedang mengingat temannya dikampung nenekny, dia merindukannya.

"Humm, iya Bu" Sasha langsung sadar dri lamunannya

"Hay teman-teman namaku Sasha Widya Anggara, biasa dipanggil Sasha atau Sha" Sasha menunduk dengan penuh rasa takut dia mengucapkan kalimat itu.

"Hay juga Sasha" semua yang ada dikelas menyahutnya.

Setelah perkenalan tersebut waktunya istirahat dia sudah mempunyai teman tapi hanya satu itu pun Sasha agak pendiam tidak banyak bicara.

"Stop!" Anak laki-laki  itu menghentikan setiap anak yang mau kekelas termasuk Sasha dan temannya.

Sasha hanya diam

"Sini jajanan kamu" anak itu meminta jajanan Sasha.

Tetapi Sasha hanya diam dan melamun, membuat anak laki-laki itu geram dan kesal, seketika anak itu memukul Sasha, Sasha terkejut dengan perilaku tersebut tapi lagi-lagi Sasha diam dan memberikan jajananny dengan sukarela kepada anak laki-laki itu.

Pulang sekolah

Dia sama sekali tidak mau menceritan masalah yang terjadi disekolah, dia hanya memendamnya itu membuat Sasha dewasa akan mempunyai sifat seperti es.

Sasha bermain seperti biasa dengan teman-teman nya. Disini dia melepaskan semua perasaan sedihnya dengan tertawa dan bermain, seakan-akan hanya kebahagiaan yang dia dapat kan. Sore pun telah tiba dia harus pulang, dia takut kalau terlambat pulang dia akan dimarahi ayahnya.

"Assalamualaikum "

"Wa'alaikum salam, eh Sasha dah pulang, mandi abis itu shalat asar ya" Suara lembut yang keluar dari mulut sang ibu membuat Sasha tenang.

"Iya Bu" Sasha pun langsung mengerjakan apa yang disuruh ibunya, walaupun masih kecil Sasha dididik rajin shalat, dengan senang hati Sasha melakukannya.

Setiap hari Sasha bangun jam 5 pagi dia bersama ayah dan ibu nya shalat berjama'ah dirumah, setelah itu mandi, sarapan dan siap-siap pergi kesekolah.

Dia sangat suka sekolah karena banyak teman, ya kadang dia suka kesal kalau bertemu dengan anak yang nakal suka ngusilin dia. Tapi dia tetap bersemangat. Sasha termasuk anak yang cepat tanggap, apapun yang dijelaskan gurunya selalu mudah dia pahami.

Tahun ajaran pun berakhir

Rapot dibagikan Tiba nama Sasha dipanggil

"Sasha Widya"

"Iya Bu saya" sahutan Sasha

Sasha pun mengambil rapor tersebut dia tidak terlalu mengerti isi nya.

Tiba dirumah, Sasha langsung berlari kedapur ketempat favorit ibunya hehehehe

"Ibu-ibu" Sasha terhengal-hengal , ibunya heran dengan tingkah laku Sasha yang tiba-tiba aktif

"Kenapa Sha, ada apa?"

"Ini Bu ini"

"Ini apa Sha" masih dalam keadaan heran.

"Ini masa ibu gak tau namanya" Sasha sedikit kesal.

"Sha sha rapor ternyata, kamu ini bikin ibu khawatir, kirain ibu kamu kenapa-napa"

Ibunya menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa pelan

"Hehehehe iya Bu, coba liat isinya Sasha gak ngerti" sambil memberikan rapor.

"Coba Ibu liat" Ibu Sasha membaca dengan teliti, Ibu Sasha agak terkejut melihat hasilnya.

Sasha pun merasa heran dan deg- degan, takut hasilny tidak bagus. Ayah Sasha pun tiba-tiba datang.

"Ada apa Bu, Ayah dengar dari tadi kalian agak ribut kayak Ibu-ibu komplek yang suka ngegosipin tetangga" dengan rasa penasaran. Walaupun rasa keras Ayah Sasha juga humoris, tapi ya begitu agak garing kaya kerupuk.

"Astaga yah gak gitu juga" Ibu tertawa

Sasha yang dalam keadaan takut tidak merasa lucu dengan lelocun Ayahnya.

"Ya emang gak lucu sih" Author nimbrung, lanjut cerita.

"Ya terus apa?" Ayah langsung duduk disamping Ibu.

"Ini yah rapor Sasha udah dibagi" memberikan kepada Ayah.

" Coba Ayah liat" lagi lagi ekpresi ayah juga sama seperti Ibu.

Makin takut lah Sasha,

"Gimana ini" dalam hati Sasha

avataravatar
Next chapter