Satu malam dengan Pangeran Kedua
Mohon dukungannya :)
Putri Jang menanggalkan hanbok miliknya mengantinya dengan pakaian tidur sutra tipis, ia kemudian menaiki ranjang merebahkan tubuhnya lalu membungkusnya dengan selimut tebal.
"Hari yang melelahkan," gumam Putri Jang sembari menghela nafas panjang kemudian membuangnya.
Putri Jang menatap langit langit kamarnya sembari tersenyum kecil mengingat kejadian yang baru saja ia alami tadi bersama Pangeran Dong.
"Kau selalu begitu Dong, sifatmu sangat manis dan sedikit pemaksa," ucap Putri Jang sembari terkikik.
Suara ketukan kecil dari arah jendela membuat Putri Jang terusik, dengan cepat putri Jang menarik jubah untuk menutupi pakaian tidurnya yang tipis kemudian segera membuka jendela. Matanya terbelalak kala melihat wajah Pangeran Dong tepat dihadapannya.
"Kyaaa, apa yang kau lakukan disini" pekik Putri Jang yang segera dibungkam oleh Pangeran Dong.
Dengan cepat Pangeran Dong Hwa menerobos masuk kedalam kamar Putri Jang yang membuat Putri Jang takut. Seorang kasim yang sedang berjaga didepan kamar Putri Jang pun segera memastikan keadaan sang putri karena mendengar suara pekikan dari sang putri barusan.
"Putri, apakah anda baik baik saja?" tanya kasim Bin kepada sang putri.
"A-aku tak apa paman hanya sedang kaget saja tadi ada tikus kecil yang lewat," seru Putri Jang asal.
Kasim Bin adalah Kasim yang ditunjuk oleh Perdana menteri Hwang untuk menjaga putrinya. Kesetian Kasim Bin tidak perlu diragukan lagi terbukti kasim Bin telah mengabdikan hidupnya hampir diseparuh usianya. Pria tua ini bahkan telah menjalani kebiri untuk mengabdikan seluruh hidupnya kepada Perdana Menteri Hwang.
"Lihatlah Dong ulahmu, bagaimana jika Paman Bin sampai tahu dan melapor kepada ayah jika kau berada disini?" ucap Putri Jang dengan wajah khawatirnya.
"Biarkan saja palingan nanti kita akan dinikahkan," jawab Pangeran Dong cuek.
"Bagaimana bisa seorang pangeran sepertimu berfikir demikian, itu sangat memalukan Dong Hwa," ucap Putri Jang Kesal sembari membalikkan tubuhnya menutup jendela kamar.
"Lalu aku harus apa menahan rindu yang terus menggebu begitu? ahh kau ini tega sekali," rajuk Pangeran Dong yang membuat sesuatu didalam hati Putri Jang menghangat.
"Rindu? kita bahkan baru saja bertemu tadi kau ini benar benar."
"Sudahlah kau jangan marah, aku tak ingin kerutan menghiasi wajah cantikmu," ucap Pangeran Dong sembari bergerak mendekatkan diri ke arah Putri Jang.
Pangeran Dong langsung memeluk tubuh Putri Jang dari belakang merasakan harum aroma bunga dari tubuh Putri Jang yang begitu menenangkan. Tak ada pembicaraan dalam waktu yang cukup lama diantara mereka, keduanya hanya berdiri dengan posisi yang masih sama.
"Dong Hwa apa kau tak berniat melepaskan pelukanmu."
"Baiklah, Aku mengantuk sekali Jang biarkan aku tidur sebentar disini," ucap Pangeran Dong Hwa sembari menguap.
"Apa? apa yang kau pikirkan? bagaimana jika bibi Han mengetahuinya?" ucap Putri Jang cemas.
"Tenanglah Jang aku akan pulang sebelum bibi Han kemari."
"Terserah kau saja tapi ingat kau jangan macam macam."
"Aku mengerti, ahh kau ini cerewet sekali," gerutu Pangeran Dong pelan.
"Apa kau bilang? aku mendengarnya Dong Hwa," ucap Putri Jang kesal.
"Apa? kau mungkin salah dengar sudahlah jangan bicara terus ayo kita tidur," ucap Pangeran Dong sembari menarik lengan Putri Jang.
Putri Jang membolak balikkan tubuhnya tak nyaman karena ia masih mengenakan jubahnya, Pangeran Dong yang menyadarinya pun segera membalikkan badan karena tidurnya terusik oleh gerakan Putri Jang.
"Jang apa yang kau lakukan, kau membuatku terusik huh," gerutu Pangeran Dong dengan mata yang masih terpejam.
"A-a-aku, aku tak nyaman dengan jubahku Dong," ucapnya menunduk.
"Kalau begitu tanggalkan saja jubahmu dan kembalilah tidur ini sudah larut malam."
"Astaga apa yang dia katakan enteng sekali ngomongnya huh," gerutu Putri Jang didalam hatinya.
"Tunggu apa lagi Jang, cepat lakukan!" seru Pangeran Dong yang membuat Putri Jang tersadar dari lamunannya.
"Kau, bisakah kau membalikkan tubuh dan menutup matamu," pinta putri Jang.
"Huhh baiklah," ucap Pangeran Dong pasrah.
Putri Jang segera bangkit dan menanggalkan jubahnya lalu membaringkan tubuhnya kembali disamping Pangeran Dong. Tanpa aba aba pangeran Dong membalikkan badan dan langsung mendekap tubuh mungil Putri Jang.
"Tidurlah Jang, aku mencintaimu," bisik Pangeran Dong yang menyalurkan kenyamanan dihati putri Jang.
Seperti janjinya Pangeran Dong telah meninggalkan kamar Putri Jang sebelum ayam berkokok dan sebelum Dayang Han membangunkan Putri Jang.
"Putri, Sudah waktunya bangun bolehkah saya masuk kedalam," tanya Dayang Han.
"Masuklah bi."
Tidak seperti biasanya hari ini putri Jang terlihat sedikit malas karena masih bergelung di selimut tebalnya membuat Dayang Han khawtir jika sang putri sedang tak enak badan. Dayang Han lantas menghampiri putri Jang yang masih memejamkan mata kemudian segera memeriksa dahi sang putri. Putri Jang yang mengetahui hal tersebut pun menjelaskan jika ia hanya kelelahan saja.
"Bibi, apa yang bibi lakukan? aku baik baik saja bi, aku hanya butuh istirahat pesta semalam membuatku lelah," ucap Putri Jang yang masih terpejam.
Awalnya sang Dayang percaya begitu saja dengan Putri Jang namun setelah melihat sebuah Gat milik pria yang sering digunakan oleh Pangeran Kedua. Ia menjadi mengerti apa alasan sang Putri bermalas malasan. Ia tersenyum kemudian membalikkan tubuhnya menghadap putri Jang.
Gat adalah jenis topi tradisional Korea yang dikenakan oleh pria pada saat pergi keluar rumah atau menghadiri acara-acara penting memiliki pinggiran yang luas dan lebar yang dinamakan yangtae, dan bagian tengahnya berbentuk tabung tinggi dengan tali pengencang gat yang biasanya ditaruh dibawah dagu. Gat sendiri biasa dikenakan sebagai lambang status sosial oleh kaum bangsawan dan ilmuwan dan bagian penting dari pakaian sehari-hari.
"Benarkah hanya itu? bukan karena pangeran Dong?" ucap Putri Jang yang sukses membuat Putri Jang membuka mata.
"Mengapa bibi berkata begitu?" Tanya Putri Jang menyelidik ia khawatir Dayang Han mengetahui jika semalam Pangeran Dong bermalam dengannya.
"Bibi hanya menebaknya saja karena pangeran sepertinya lupa membawa Gatnya semalam," ucap Dayang Han yang sukses membuat wajah sang putri memerah.
"Ahh itu, bibi benar mungkin Pangeran Dong lupa membawanya semalam ia berkunjung sebentar kemari untuk menemaniku," ucapnya sembari memasang sebuah senyuman.
"Awas saja kau Dong Hwa, aku akan membuat perhitungan denganmu," gerutu Putri Jang didalam hati.
"Benarkah itu? Pangeran Kedua memang manis sekali Putri."
"Ya kau benar bibi dia memang manis."
"Dan juga menyebalkan," lanjut Putri Jang dalam hati.
Dayang Han menggosok gosok punggung Putri Jang sembari memijit lembut seluruh tubuhnya yang sedang berada didalam bak mandi sekarang. Sementara Putri Jang memejamkan mata menikmati pijatan lembut Dayang Han yang membuat lelahnya hilang.
Usai berendam Putri Jang segera mengenakan pakaian dan menuju ruangan khusus untuk menikmati sarapannya bersama sang ayah.