Suara dari handset itu sangat asing.
Itu adalah suara pria.
Nada bicaranya sangat sopan, dan suaranya dalam.
"Halo, kakak Zijin, maaf mengganggu waktu Anda seperti ini," katanya, "Saya Ying Tianlv."
Ying Zijin miringkan kepalanya, suaranya acuh tak acuh: "Saya bukan kakakmu."
Di antara kata-kata itu, ada dingin yang tak terbatas.
Tanpa fluktuasi emosi, tanpa kehangatan.
Sulit membayangkan apa kesulitan yang harus dihadapi seseorang hingga menjadi seperti ini.
Ying Tianlv, yang selalu acuh tak acuh terhadap perasaan wanita, merasa dingin di hatinya.
Walaupun dia hanya bertemu Ying Zijin sekali, saat itu, dia masih tersenyum padanya.
Senyumnya kecil, tapi itu tulus.
Ying Tianlv berhenti sejenak: "Maaf, saya tidak sengaja memanggil Anda seperti itu,"
Setelah jeda, dia melanjutkan: "Saya telah mengetahui tentang segala yang dilakukan ibu saya kepada Anda, dan saya benar-benar tidak menduga dia bisa berbuat seperti itu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com