webnovel

27. Tidak Akan Menyesal

Terdengar suara anak-anak yang sedang bermain dan itu membangunkan Altea, dia beranjak dan berjalan mendekat ke arah jendela. Dibukanya tirai yang menutupi jendela itu lalu dia melihat ada dua orang anak yang sedang bermain sembari mengerjakan sesuatu.

Altea merasa senang jika melihat mereka bermain sembari mengerjakan sesuatu, dia juga melihat wanita yang semalam membantunya. Dia pun memutuskan untuk ke luar dari kamar dan melihat mereka secara langsung.

Dia membalikkan tubuhnya lalu berjalan ke luar dari kamar, dia pun melangkahkan kedua kakinya ke luar dari dalam rumah. Altea menghentikan langkahnya saat dia sudah berada di teras rumah dan dia melihat anak-anak yang sedang asyik bermain.

"Mereka terlihat bahagia … aku rindu akan hal ini," gumam Altea sembari tersenyum.

"Kau mau ikut bermain dengan mereka?" tanya seseorang yang ada di samping Altea.

Altea melihat ke samping ada seorang wanita tua yang berdiri, wanita tua itu terlihat tersenyum sembari melihat ke arah anak-anak yang sedang bermain. Dia berpikir mungkin wanita tua itu adalah nenek dari kedua anak itu.

Wanita tua itu pun kembali berkata pada Altea agar bisa menikmati hidup dan merasakan jika kebahagiaan. Sehingga kepahitan di dalam hatinya bisa berkurang sedikit demi sedikit.

"Tersenyumlah dan buatlah kebahagiaanmu sendiri," Wanita tua itu berkata lalu berjalan mendekat sebuah kursi kayu dan dia duduk di sana sembari melihat putri dan kedua cucunya yang ada di halaman.

"Apa kau mau membantuku?" tanya wanita yang sedang mendorong gerobak kecil yang berisikan rumput.

Altea berjalan mendekat ke arah wanita itu dan dia pun membantu wanita itu, dia sama sekali tidak banyak bicara. Dia hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh wanita itu dan tidak begitu lama anak-anak pun mulai mendekat.

"Apa kau menyukai sapi?" tanya seorang anak perempuan kepada Altea.

"Aku lebih suka dagingnya jika di panggang," jawab Altea.

"Bagaimana rasanya? Apakah itu enak?" Anak perempuan itu kembali bertanya pada Altea.

Altea mengerutkan dahinya dalam benaknya bertanya apakah anak itu sama sekali belum pernah merasakannya? Tetapi tidak mungkin juga anak seusianya tidak pernah menikmati daging sapi yang dipanggang.

"Dia belum pernah memakannya karena dia tidak bisa memakannya," sambung wanita itu.

Wanita itu pun mengatakan dibalik alasan putrinya tidak bisa memakan daging sapi yang dipanggang. Altea mendengarkan wanita itu berkata sembari memberikan rumput-rumput ke dalam tepat makanan sapi.

Setelah menjelaskan semuanya wanita itu pun kembali melanjutkan pekerjaannya, Altea dan kedua anaknya membantunya. Semua pekerjaan yang dilakukan tidak terasa melelahkan karena dia merasa senang dengan adanya kedua anaknya serta Altea.

Altea menghentikan apa yang sedang dilakukan olehnya karena dia melihat ada sebuah mobil yang mendekat. Mobil itu pun berhenti tepat di halaman rumah. Dia terus menatap ke arah mobil itu dan dia melihat seorang pria yang ke luar dari dalam mobil.

Pria itu berjalan mendekat ke arah Altea, dia sama sekali tidak mengenal pria itu dan dia berpikir mungkin pria itu adalah teman atau suami dari wanita yang sudah menyelamatkannya. Langkah kaki pria itu terhenti saat sudah berada di depan wanita itu.

"Sampai kapan kau akan seperti ini?" tanya pria itu pada wanita yang sedang memeriksa hewan ternaknya.

"Aku akan melakukan apa yang membuatku serta kedua anakku tenang," jawab wanita itu tanpa ada keraguan.

"Kedua anakmu memerlukan perlindungan dan kasih sayang dari ayahnya," sambung pria itu.

Wanita itu menghentikan apa yang sedang dikerjakannya dan dia membalikkan tubuhnya lalu melihat pria yang sudah ada di hadapannya. Dia mengatakan jika dirinya tidak akan pernah kembali ke tempat itu di mana dirinya tidak bisa hidup dengan bebas.

Dia juga mengatakan jika kedua anaknya lebih aman berada di rumah peternakan dibandingkan berada di rumah itu. Sebab di rumah itu hanya ada rasa iri dengki serta trik untuk menghancurkan satu sama lain.

"Lebih baik kau pergi dan katakan padanya jika aku dan anak-anakku tidak akan pernah kembali ke rumah itu," Wanita itu berkata dengan nada tegas dan sudah tidak akan pernah membahasnya lagi sebab dia tidak akan pernah mengubah keputusannya.

"Kau bodoh … apakah kau akan membiarkan mereka semua bertindak sesuka hati dan membuatnya semakin terpuruk di dalam dunia kegelapan?" balas pria itu yang sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikir wanita yang ada di depannya.

Pria itu sangat mengenal wanita yang ada di depannya itu, dulu wanita itu adalah wanita yang tangguh dan tidak membiarkan siapa saja menyerangnya. Dan bahkan wanita itu akan membalas setiap orang yang sudah berbuat jahat kepadanya.

Namun, sekarang yang terlihat tidak seperti itu dan pria itu sangat menyayangkannya. Pria itu hanya berharap wanita itu bisa kembali ke rumah dan selalu berada di sisi sang tuan yang saat ini sudah terlihat sangat menderita dan mengalihkan semua penderitaannya dengan cara yang salah.

"Kau katakan padanya jangan pernah berpikir aku akan kembali ke sisinya karena aku sudah bahagia di sini bersama kedua anakku," ucap wanita itu lalu dia berbalik dan melanjutkan apa yang belum terselesaikan.

"Aku harap kau tidak akan menyesal karena sudah memutuskan hal yang gila ini," Pria itu berkata lalu dia melihat ke arah kedua anak yang melihat ke arahnya serta dia melihat ke arah Altea.

Pria itu langsung berbalik dan dia berjalan menuju mobilnya lalu meninggalkan peternakan itu. Altea berpikir mungkinkah wanita yang menyelamatkannya bukan wanita biasa, dia melihat ke arah wanita itu dan memiliki banyak pertanyaan.

"Kau pasti penasaran dengan apa yang sudah aku lakukan bukan?" Wanita itu bertanya pada Altea.