27 27. Rencana Berhasil!

Mori sama sekali tidak memiliki kemampuan dari kekuatan makhluk mitos yang dikatakan Idris dan Miranda jika ia juga pewaris kekuatan salah satu makhluk mitos, yaitu Cindaku. Hanya saja kekuatan itu baru akan bangkit saat pemiliknya cukup umur.

[Aku menyesal tak segera mempersiapkan garam! Walau hanya bekerja beberapa detik, itu sudah sangat cukup bagiku dalam situasi ini untuk menyusun rencana. Kabur atau melawan!] Mori menggeser perlahan kakinya untuk mundur.

"Hehehe... percuma kamu mundur atau mau melarikan diri pun, selagi ada di dalam dimensi pelindung yang aku buat, kamu tak akan bisa lari ke mana pun!" laki-laki pemilik kekuatan Orang Bati mencemooh.

"Setidaknya aku tidak pasrah seperti orang bodoh menunggu mati!" sahut Mori tegas.

"Bagus. Kalau begitu larilah! Aku beri waktu tiga menit untuk bersembunyi dan melakukan suatu usaha!"

Mori tersenyum dan langsung berlari secepat mungkin tanpa membuang waktu sedetik pun. [Kamu boleh sombong karena memiliki kekuatan, tapi aku lari karena memiliki suatu rencana. Tiga menit yang si Orang Bati beri, kesempatan emas bagiku, tapi suatu kebodohan baginya!]

Mori terus berlari sekuat tenaga. Kebetulan lari Mori memanglah cepat karena sering latihan bersepeda dan berlari. Selama berlari, Mori beberapa kali memperhatikan jam tangannya, tepat dua menit berlari Mori menghentikan larinya.

"Waktunya menjalankan rencana pertama!" bisik Mori begitu berhenti berlari di balik salah satu bangunan sekolah di dekat lapangan upacara. Sebenarnya Mori tidak berhenti begitu saja, ia berjalan dengan cepat dan sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara sedikit pun! Mori ingat jika pendengaran pemilik kekuatan makhluk mitos sangat tajam, karena itulah setelah berlari cepat yang titik lokasinya pasti diketahui si lelaki pemilik kekuatan Orang Bati.  

Dengan langkah sangat hati-hati agar tidak mengeluarkan suara, Mori terus berjalan yang sebenarnya kembali ke titik awal ia berlari, hanya saja saat lari pertama Mori berada di bagian belakang gedung kelas, kali ini dari bagian depan. Tidak lama berjalan, Mori melihat jam tangannya dan segera memutuskan bersembunyi, karena waktu tiga menit telah berakhir.

Ruang kelas terdekat dimasuki Mori yang segera bersembunyi di bawah kolong meja guru.

***

Di tempat si lelaki pengguna kekuatan Orang Bati yang masih bergantung di atas bangunan sambil bersenandung. Ia terlihat sangat senang. Mungkin karena ada mainan yang kebetulan muncul.

"Di luar tugas yang sedang aku kerjakan, tidak disangka akan ada hiburan dan masih muda! Dagingnya sudah pasti empuk dan darahnya manis karena masih muda! Waktunya bersenang-senang! Hehehe..." si Orang Bati melepas cengkeraman kakinya pada tepi dinding bangunan tinggi itu, tubuhnya meluncur mulus beberapa meter lalu ia mengepakkan sayapnya dan membuat tubuhnya kini melayang di udara dan berdiri memperhatikan ke arah terakhir ia mendengar suara langkah kaki Mori ketika berlari.

Dengan santai si Orang Bati itu mengepakkan sayapnya untuk terbang menyusuri bangunan tiga lantai dengan lima kelas di setiap lantainya. Ia begitu percaya diri dengan kekuatan yang dimilikinya menghadapi manusia biasa.

Sesampainya pada ujung bangunan, si Orang Bati menoleh ke arah kanan, tempat kemungkinan manusia yang dicarinya bersembunyi. [Hum... di mana kira-kira anak tadi bersembunyi?]  

Orang Bati itu terbang ke arah kanan bangunan yang menuju ke arah depan. Ia sedikit heran, karena terakhir mendengar suara langkah lari adalah tempat itu. Si Orang Bati memutuskan untuk memeriksa bunga-bunga yang rimbun dan juga pohon di sekitar tempat itu, mengira 'mainannya' bersembunyi di antara tanaman bunga atau pohon.

"Tidak ada?! Ke mana anak tadi perginya?!" desis si Orang Bati yang suasana hatinya telah berubah menjadi suram, karena tidak menemukan manusia yang dicarinya di antara bunga-bunga dan pohon.

Si Orang Bati mulai menggeledah ruang kelas di barisan lantai satu. "Awas saja kalau kamu aku temukan kamu bocah!"

***

Sementara itu di tempat persembunyiannya Mori menunggu suatu tanda begitu hitungan tiga menit berakhir. Mori mendengar suara Orang Bati berbicara sendiri dan juga tertawa meski sayup-sayup dari tempat persembunyiannya.

Beberapa detik kemudian terdengar suara kepakkan sayap dari arah atas gedung kelas lalu mulai menjauh perlahan. Itulah tanda yang dimaksud Mori untuk bergerak keluar dari persembunyiannya di saat Orang Bati mendekati lokasi ia berhenti berlari.

[Benarkan, dia melacak dari suara!] Mori bergegas berjalan setelah merapatkan pintu dengan hati-hati.

Mori terus berjalan dengan cepat dan tanpa suara menyusuri halaman rumput atau tanah untuk mengurangi suara yang keluar dari langkah kakinya.

Setiap kali menginjakkan kaki di koridor yang licin, Mori akan mengurangi kecepatan langkahnya untuk menghindari suara berdecit telapak sepatunya setiap di tikungan atau berhenti tiba-tiba dengan lantai keramik.

"DI MANA KAMU BOCAH?!" suara raungan si Orang Bati ketika tidak juga menemukan Mori di menit ke lima sejak berlari.

Sudut bibir Mori tampak tertarik mendengar raungan si Orang Bati. [Aku mungkin tidak punya kekuatan makhluk mitos, tapi aku tetap memiliki otak untuk berpikir tenang menghadapi manusia jadi-jadian yang hanya punya otot!]

"AKAN AKU HISAP DARAHMU SAMPAI KERING KALAU KETEMU!" kembali terdengar suara raungan si Orang Bati penuh amarah.

Mori melihat ke arah sumber suara. [Suaranya sudah mulai dekat! Aku harus mempercepat langkah untuk ke tempat itu sebelum ditemukannya!]

Sebuah bangunan satu lantai, empat ruangan dan memiliki koridor yang luas dengan banyak bangku serta meja tersusun rapi, tidak jauh dari bangunan kelas tempat Mori bersembunyi tadi, ke sanalah Mori berjalan dengan mengendap-endap dan terkadang bersembunyi di balik bunga-bunga.

Sesampainya di koridor bangunan itu yang tidak lain adalah kantin, Mori segera memeriksa botol-botol kecil sebesar kepalan tangan yang ada di atas meja. Senyum Mori melebar melihat isinya. [Aku butuh satu alat lagi untuk membela diri!] Mori melihat bagian dapur kantin.

"KETEMU!!!" suara raungan terdengar diikuti suara kepakkan sayap dan angin yang cukup kencang yang dihasilkan kepakkan sayap si Orang Bati ketika terbang dengan cepat begitu melihat keberadaan Mori.

Mori mengambil dua botol kecil sebesar kepalan tangannya dari atas dua buah meja saat melihat Orang Bati mendekat sangat cepat. "Ayo, mendekatlah makhluk tak berotak!"

"Manusia lemah sepertimu hanya makanan bagiku!" seru si Orang Bati terbang dengan menukik untuk masuk ke koridor dan bersiap menerjang Mori yang berdiri di balik salah satu meja.

Senyum Mori melebar melihat si Orang Bati, tangan kanan dan kirinya menggenggam erat botol kecil tadi segera ia lemparkan begitu si Orang Bati masuk ke dalam koridor kantin.

PRANK!! PRANK!! Kedua botol berisi garam menghempas tepat di tubuh si Orang Bati yang dalam sedetik langsung tersungkur menabrak meja. BRUAAKKK!!! Meja berantakan ditabrak si Orang Bati. Mori segera mundur menghindari meja yang terhempas.

[Rencana berhasil!] Kesempatan itu segera diambil Mori untuk menjalankan rencana selanjutnya. Mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk membela diri. Mori membalik tubuhnya dan ia begitu terkejut ketika melihat sosok Orang Bati lain dengan tubuh tinggi telah berdiri di dekatnya.

BUKK!!! Tanpa suara dan aba-aba si Orang Bati tinggi itu mengibaskan tangannya ke leher belakang Mori yang tak sadarkan diri seketika. Orang Bati bertubuh tinggi itu menangkap tubuh Mori sebelum terjatuh, menggendong dalam pelukannya kemudian membuka sebuah portal ke alam lain menggunakan cakarnya.

Orang Bati bertubuh tinggi melihat wajah Mori saat ia melangkah memasuki portal yang ia buat. Portal itu menghilang begitu si Orang Bati bertubuh tinggi memasuki portal ke alam lain yang ia buat.

avataravatar
Next chapter