webnovel

SEBUAH KESADARAN (2)

"Aku juga menyalahkanmu, itu benar. Kau salah karna terlalu mencintainya. Kau terbuai oleh janji-janji palsu. Kau sakit hati saat kau tahu dia meninggalkanmu dan malah memilih orang lain tanpa tahu sebabnya karena apa. Dan kau lebih sakit hati lagi saat mendengarkan dia mengucapkan janji yang dia berika dulu padamu, kini ia ucapkan pada orang lain.

Saat kau tahu itu, kau seharusnya tidak menyalahkan takdir, apalagi menyalahkan Tuhan atas semua ini. Apa kau sudah lupa 'Jika seseorang yang sangat kau cintai pergi meninggalkanmu, maka kau harus bersyukur karna Tuhan akan menggantikannya dengan seseorang yang tidak akan pernah tega meninggalkanmu.' Ya, kau sudah lupa karna kau selalu terpuruk dengan semua kesedihanmu itu.

Sekarang, jika kau ingin mulai belajar melupakannya. Pertama, kau harus mengiklaskan dia hidup bersama orang lain, dan mulai berfikir bahwa Tuhan akan mengirimkan seseorang yang lebih baik lagi untukmu. Kedua, pandai-pandailah besyukur karna bukan hanya kau yang mengalami nasib seperti itu. Bersyukurlah bahwa kau masih lebih baik dari mereka. Banyak diluar sana yang mengalami nasib serupa. Ada yang ditinggalkan kekasihnya pergi dan hidup bahagia bersama orang lain, sepertimu. Ada yang ditinggal pergi untuk selama-lamanya dan ada pula yang harus kehilangan semua orang yang sangat dicintainya.

Terakhir. Kau harusnya tahu. Belajarlah dari masa lalumu. Mulai memperbaiki diri dan buatlah hidupmu lebih indah lagi. Tinggalkan masa lalumu itu jauh kebelakang. Berlarilah menuju hari-hari yang kau inginkan dan mulailah membuka hatimu lagi kepada seseorang. Karna mungkin sekali ada seseorang yang telah menunggumu untuk sadar akan apa yang kau alami itu, masih ada yang peduli dan yang lebih baik lagi darinya."

Ia mengakhiri ucapannya. Menoleh kearahku yang menundukan kepala. Ya. Aku sadar, ucapannya benar. Setelah mendengar semua yang telah ia ucapkan padaku, sekarang aku benar-benar mennagis. Menangis bukan karna seseorang itu, tapi menangis lebih karna menyesal setelah semua yang kulakukan itu sangatlah salah.

Sekarang, beberapa tahun dari kejadian itu. Aku benar-benar telah membuka kembali pintu hatiku yang dulu tertutup rapat. Terbuka ketika malaikat hati yang datang dan kini menjadi belahan jiwaku untuk selama-lamanya. Terima kasih untukmu...

-------------- ENDING --------------