1 Awal Mula

"Kamu yakin mau kayak gini terus? Jadi cewek bayaran ...."

"Ya mau gimana lagi. Aku butuh uang. Dan pekerjaan ini uangnya banyak!" Amber mengedipkan matanya dan segera bangkit dari duduknya. "Udah ya, aku ada panggilan lagi!"

Amber Grissham kini tinggal di rumah kecil temannya. Gadis itu tidak memiliki tempat tinggal setelah seluruh asetnya disita saat kedua orang tuanya meninggal dunia. Amber yang termasuk gadis nakal, tidak memiliki keahlian khusus hingga ia kesulitan mencari pekerjaan. Terlebih lagi gadis itu memiliki standar tinggi dalam bekerja hingga ia enggan jika harus diperintah dan melakukan hal yang merepotkan.

Di saat gadis itu membutuhkan pekerjaan setelah penolakannya yang tak terhitung jumlahnya, seorang laki-laki tampan mendatanginya dan meminta bantuan kepada Amber.

"Nona, apa kamu mau menolongku? Berpura-puralah menjadi kekasihku dan buat gadis yang dijodohkan denganku menolak perjodohan ini," ucap laki-laki berparas tampan dan bertubuh tinggi.

"Oh, hello, Tuan! Maaf ya—."

Belum sampai Amber menyelesaikan kalimatnya, laki-laki itu sudah lebih dulu memotong perkataan gadis yang tengah mengunyah permen karet.

"Akan saya bayar!" seru laki-laki itu dengan tegas. Ia bahkan menawarkan harga tinggi hingga Amber yang hendak menolak mulai terlihat mempertimbangkan tawaran laki-laki tersebut.

"Me-memang apa yang harus saya lakukan?" tanya gadis yang mulai tertarik dengan tawaran yang terlontar untuknya.

Karena melihat lampu hijau dari Amber, laki-laki itu pun mulai menjelaskan situasinya. Ia pun meminta Amber untuk bersikap seolah mereka adalah sepasang kekasih. Selain itu, laki-laki tersebut juga mengatakan akan menambah setengah harga lagi untuk Amber jika gadis yang dijodohkannya membatalkan perjodohan tersebut.

Karena dirasa mudah, Amber pun langsung menyetujuinya. Ia kemudian bertanya kapan bisa mulai beraksi. Karena gadis itu sendiri mulai penasaran bagaimana rasanya berakting menjadi kekasih orang lain.

"Sekarang! Gadis itu sedang menungguku di sana!" Laki-laki itu menunjuk ke salah satu restoran mewah yang ada di dekat tempat Amber berdiri.

"Baiklah, mari!" seru Amber dengan elegan.

Saat memasuki bangunan tersebut, Amber berkata pada laki-laki itu bahwa dirinya hendak ke toilet terlebih dahulu. Ia meminta laki-laki yang sudah menunjukkan posisi meja gadis yang akan dijodohkan dengannya untuk menunggu di sana. Amber berkata kalau dia akan menyusul dan membuat gadis itu membatalkan pertunangan. Laki-laki tersebut hanya mengangguk. Ia mencoba percaya pada Amber dan meminta gadis itu untuk tidak berlama-lama.

Setelah keduanya berpisah, Amber yang sudah berada di toilet segera membuka tas yang ia bawa. Gadis itu pun segera mengeluarkan parfum dan juga lipstik merah yang dibawanya. Riasan tipis yang semula menghiasi wajah cantik Amber, kini berubah menjadi riasan yang membuatnya tampak seksi. Terlebih lagi gadis itu menaikkan resleting bawah yang ada di rok spannya. Tidak lupa ia juga mengacak rambutnya agar tidak serapi sebelumnya.

"Nah, harus begini dong. Masa iya aku mau keliatan kayak orang ngelamar kerja!"

Lipstik merah, rambut berantakan, rok mini, dan heels yang membuat Amber terlihat semakin jenang, tampak memesona dengan kemeja putih yang kedua kancing atasnya terbuka. Amber kini tidak lagi terlihat seperti seseorang yang hendak melamar pekerjaan, tetapi ia justru tampak seperti gadis penggoda yang siap melahap mangsa.

Setelah dirasa cukup menggoda, Amber dengan segera melangkah keluar dari toilet. Baru beberapa langkah meninggalkan tempat itu, setiap mata yang melihatnya tidak berkedip saat melihat kecantikan gadis tersebut. Ia bahkan berjalan dengan angkuhnya dengan pandangan lurus dan kepala yang sedikit mendongak hingga orang-orang semakin terpikat dengan aura yang Amber pancarkan.

Saat langkah Amber semakin dekat dengan meja yang hendak ia datangi, gadis yang menjadi targetnya pun tidak sengaja menatap ke arahnya yang sedang melangkah. Tanpa tahu kalau Amber akan menghancurkan hubungannya, gadis itu secara terang-terangan memuji kecantikan dan aura Amber hingga laki-laki di hadapannya menoleh mengikuti sorot mata gadis yang dijodohkan dengannya.

'Shit! Cantik sekali!' Sembari membatin, mata laki-laki itu membulat melihat Amber. Meski ia tahu kalau gadis yang dimintainya tolong sangatlah cantik, tetapi ia tidak menyangka hanya dengan mengubah sedikit penampilannya bisa langsung terlihat berbeda seperti itu.

Karena terpana dengan sosok Amber, sepasang insan yang dijodohkan sampai tidak menyadari kalau gadis itu sudah berdiri tepat di samping meja mereka. Amber pun tersenyum ramah kepada keduanya sembari melingkarkan rambut di telinganya.

"Hei, Sayang! Kamu di sini? Dia siapa?" tanya Amber yang membuat kedua insan tersebut tersentak dari lamunan. Sebelum laki-laki itu menjawabnya, Amber sudah lebih dulu berjalan mendekat dan berdiri di belakang laki-laki yang tengah duduk. Ia pun segera menunduk dan melingkarkan tangannya dengan longgar di leher laki-laki tersebut. Hal itu sontak membuat gadis di hadapan mereka terkejut karena wajah Amber dan wajah laki-laki itu sangatlah dekat.

Seolah tidak peduli dengan gadis di hadapannya, Amber pun berkata dengan nada manja. "Apa kamu tahu? Aku sangat merindukanmu! Katanya pergi sebentar, tapi kenapa lama sekali?"

Karena sikap Amber yang begitu menjiwai, laki-laki itu masih terdiam karena tidak tahu harus merespon bagaimana. Namun, saat Amber berbisik dan memintanya untuk bersikap senatural mungkin, akhirnya laki-laki yang sejak tadi tampak bingung mulai membuka mulut.

"Ah, maaf, Sayang. Aku ada urusan, jadi belum bisa menemuimu," sahut laki-laki tersebut sembari menyentuh pipi Amber.

Meski tindakan itu sempat membuat Amber terkejut, tetapi ia tidak bereaksi heboh dan melanjutkan perannya. Sebab gadis itu menyadari kalau dirinya yang lebih dulu melakukan kontak fisik.

Setelah laki-laki itu berbicara, gadis yang dijodohkan dengannya mulai bereaksi. Ia bertanya siapa gadis yang sedang ada di belakangnya. Pertanyaan tentang siapa Amber terus keluar dari bibir gadis itu selain kalimat yang mengatakan kalau laki-laki itu harus sadar bahwa dia sudah dijodohkan dengannya.

Melihat reaksi seperti itu, Amber yakin kalau gadis yang tengah terduduk akan terus berpegang teguh pada keputusan para orang tua yang menyatukan mereka dalam hubungan yang tidak diinginkan salah satu pihak. Karena tidak ingin berlama-lama dalam drama itu, Amber pun mulai mengambil tindakan ekstrem.

Tangan yang masih merangkul laki-laki itu mulai dilepasnya. Amber pun melangkah pergi dari belakang sang lelaki. Bukan hendak kabur dari perannya, tetapi gadis itu justru beralih duduk dipangkuan laki-laki yang benar-benar terkejut dengan tindakan Amber.

Tubuh yang duduk menyamping di atas paha laki-laki tampan, membuat gadis yang menyaksikan mulai terbelalak matanya. Ia tidak menyangka akan melihat pemandangan yang menurutnya sangat memalukan.

"Ada apa ini, Sayang? Bukankah kamu berjanji akan menikahiku? Bukankah kita sedang menunggu seorang bayi ada dalam perutku?" Tangan Amber mengusap perutnya sembari menatap laki-laki itu dengan tatapan berbinar.

Bukannya langsung menjawab, lelaki yang jantungnya tengah berdebar justru mengumpat dalam hati. Ia sendiri tidak tahan dengan kelakukan Amber hingga merasa kalau dirinya sendiri juga terjebak dalam peran yang dimintanya.

Byur!

Guyuran air membasahi wajah cantik Amber.

avataravatar
Next chapter