6 Aku Tidak Suka Disinggung

"Rey!" Suara lantang Farhan membuat Reynand yang masih berdiri di lorong menuju toilet itu sontak menoleh ke belakang.

Perancang busana itu berjalan dengan tergopoh-gopoh dengan sebuah totebag di dalam genggamannya. Bagaimana tidak? Beberapa saat yang lalu Reynand menghubunginya hanya untuk meminta pria itu datang dalam waktu sepuluh menit membawa sebuah gaun pengganti untuk Kayla. Tidak hanya meminta, bahkan pria itu sedikit mengancam memutus kerja sama mereka. Di mana Farhan adalah sponsor seluruh pakaian yang dipakai oleh Reynand sebagai klien tetapnya. Dan kedua pria memiliki kesepakatan untuk tidak akan memakai pakaian lain selain brand milik sahabatnya itu.

"Mana gaun yang kuminta?" Reynand langsung mengulurkan tangan meminta sesuatu yang diinginkannya.

Dengan mulut sedikit mengerucut, Farhan menyodorkan totebag-nya dan langsung disahut oleh jemari Reynand.

"Ck! Tidak usah merajuk seperti itu!" ujar Reynand tidak suka melihat air muka sang sahabat.

"Kau bilang kita bersahabat, bukan?" Masih dengan bibir yang mencebik, Farhan bertanya.

"He-em!" Reynand mengangguk mantap.

"Kalau seperti itu, kau tidak perlu mengancam akan hal yang membuat masa depan bisnisku rugi, Rey!" protes Farhan akhirnya meluapkan apa yang ada dalam hatinya.

Pria tampan di hadapan Farhan sontak terkekeh. Ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyum manis. "Aku hanya menakut-nakutimu. Reaksimu sangat lucu, Far!"

"Ini tidak lucu, Rey! Kau pikir berapa lama perjalanan dari butik hingga ke tempat ini? Aku harus meninggalkan mobilku di pinggir jalan karena kemacetan lalu lintas dan terpaksa menaiki ojek hanya untuk membawakan gaun ini untukmu," ucap Farhan lagi. Ia masih tidak puas dengan apa yang terjadi kepadanya.

Reynand yang mendengar hal itu mengubah air mukanya. Walau pria itu terkenal dingin, hal itu tidak berlaku terhadap keluarga dan sahabatnya. Ia adalah pria yang hangat. Di hadapan mereka, ia menjadi pria yang berbeda.

Reynand melangkah maju, mendekati Farhan. Menepuk bahu pria itu. "Maaf! Maafkan aku, Far. Aku hanya panik. Kau tahu, Kayla sangat malu saat gaunnya robek dan melorot memperlihatkan setengah dadanya."

"Kau mulai memedulikan perasaannya, Rey?" tanya Farhan yang tahu betul bagaimana hubungan yang terjadi di antara mereka.

"Tidak. Bukan itu, Far. Aku hanya peduli terhadap teman. Dia bukan wanita jahat. Dan aku menghormatinya." Reynand memberikan alasan. Bagaimanapun ia sangat tahu perasaannya saat ini. Masih terombang-ambing tidak tentu arah. Sulit baginya untuk berpaling dari cintanya kepada Sheryl yang terlanjur mendarah daging dalam tubuhnya.

"Baguslah. Aku tidak ingin kau mempermainkan wanita manapun, kecuali kau memiliki perasaan cinta dan berniat menikahinya," timpal Farhan serius.

"I know what i did. Far, saat ini kaulah yang paling tahu bagaimana diriku."

Farhan bergeming tidak menanggapi. Reynand membalik tubuhnya hendak meninggalkan Farhan. Namun saat ia hendak mengetuk pintu ruang toilet itu, handel itu bergerak ditekan dari dalam. Kayla keluar dari sana sudah berganti gaun berwarna merah yang membalut tubuhnya.

"Ka-Kay, dari mana kau mendapatkan gaun itu?" tanya Reynand terkejut. Sontak bertanya kepada sang aktris.

"Amelia yang membawakannya," sahut Kayla mengukir senyuman tipis.

"Amelia?" Kening pria itu berkerut. Tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam toilet kecuali seorang wanita yang sempat menanyakan keberadaan Kayla beberapa saat yang lalu. "Jangan-jangan wanita yang tadi menanyakanmu?" tebaknya.

"Apa kau melihatnya? Dia adalah perancang busana keluarga Berlin. Tiba-tiba membawakan gaun untukku atas perintah bosnya. Padahal, aku tidak mengenal siapa bosnya itu, Rey. Tapi aku yakin dia pria yang baik," jelas Kayla panjang lebar. Ia sangat bersyukur karena merasa tertolong.

Reynand hanya terdiam. Dia sontak menarik totebag dalam genggamannya ke balik tubuhnya. Kayla yang melihat gerakan cepat itu sontak bertanya, "Apa yang kau sembunyikan, Rey?"

Menggeleng cepat, pria itu segera menjawab spontan, "Tidak ada!"

Kayla yang malas bertanya lagi segera mengedarkan pandangan dan mendapati Farhan berdiri di dekat Reynand. Wanita itu spontan melambaikan tangan.

"Hai, Far!" sapanya yang langsung menghampiri pria itu.

"Hai, Kay!" Farhan balas menyapa dengan seulas senyuman.

"Ada perlu apa ke sini?" tanya Kayla serius sesaat setelah keduanya memberi salam dengan mencium kedua belah pipi masing-masing.

"Ehm, aku hanya khawatir Reynand tidak puas dengan setelan jas yang kubuat." Farhan melirik nakal ke arah Reynand. Ia seakan tahu bagaimana pria itu sedang berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat memedulikan wanita di dekatnya.

"Oh! Aku rasa kau tidak perlu khawatir. Bukankah kau perancang busana eksklusif Pak bos Pradipta Corp itu?" Kayla menoleh kepada Reynand.

Wajah pria itu sedikit memerah malu. Namun, ia segera mengubah air mukanya. "Hei, Kay! Kau tidak perlu mempertegas kalimat itu. Bisnis Farhan sudah kupantek seumur hidupnya. Dia tidak bisa berkhianat dariku."

"Lihat betapa sombongnya pria yang kau sukai itu, Kay!" timpal Farhan sedikit berbisik hingga membuat tawa Kayla pecah seketika.

"Dia memang sombong dan menyebalkan, tapi sepertinya aku sudah buta menyukai pria itu. Jika ada pria lain yang lebih hebat darinya, aku bersumpah akan meninggalkan dia dan membiarkannya hidup kesepian seumur hidupnya," ucap Kayla terdengar bercanda, tapi bermakna serius.

"Ya! Kau harus meninggalkan pria yang tidak bisa move on dari istri orang lain. Dia sangat menyedihkan. Aku sangat muak menjadi teman curhatnya kala ia merasa galau." Farhan ikut tertawa. Sungguh! Saat ini adalah momen yang sangat bagus untuknya mencela seorang direktur Pradipta Corporation.

"Kau tidak perlu membuka kartu, Far!" sahut Reynand mulai kesal. Dia berjalan menghampiri Farhan. Menyodorkan totebag dari tangannya ke dada bidang Farhan. Tanpa berhenti, kemudian berjalan meninggalkan mereka berdua. Pandanhan Kayla sontak terhenti pada totebag yang diberikan oleh Reynand kepada Farhan. Ia mengintip sedikit sebuah gaun sutra berwarna abu-abu dari dalamnya.

"Rey! Kau marah?!" seru Kayla yang kaget dengan tindakan Reynand. Namun pria itu tidak peduli dan terus melangkah maju. Ia paling tidak suka jika sudah dikait-kaitkan dengan pria yang tidak bisa move on dari istri orang lain walau pada kenyataannya hal itu benar adanya.

"Dia marah, Kay. Kejar sana!" ujar Farhan menyuruh Kayla bergerak mengejar pria itu.

Kayla mengangguk. Dengan langkah cepat berusaha mengejar Reynand yang melangkah dengan kaki panjangnya.

"Hei! Kau sangat tidak lucu, Rey! Mengapa kau jadi marah kepada kami?" tanya Kayla saat ia berhasil mengimbangi langkah Reynand hingga berjalan di sampingnya.

"Aku sudah tidak mood berada di sini! Aku pulang saja!" ujarnya angkuh.

"Kau datang bersamaku. Jadi kau juga harus pulang bersamaku, Rey!" sahut Kayla protes.

Namun kalimat bernada protes itu tidak dihiraukan oleh pria tampan di sampingnya itu. Reynand terus berjalan menuju pelataran parkir. Pria itu dengan cepat berlalu pergi mengendarai sedan putihnya. Kayla yang melihat mobil itu pergi, hanya bisa menarik dan mengembuskan napas panjang mendapat perlakuan menyebalkan dari Reynand.

avataravatar
Next chapter