webnovel

Chapter 7

Doni langsung tersungkur tidak sadarkan diri, Kedua preman itu pun langsung pergi, dan Madun berusaha menolong Doni

Madun :"Don??"

Doni :*Diam sambil menahan rasa sakit

Madun :"Don maneh teu nanaon?" *Sambil mengangkat Doni "Lebih baik urang bawa ka Rumah sakit wae euy."

Madun dengan perasaan tidak karuan langsung membawa Doni ke Rumah Sakit,,,,

Sementara di tempat Dendi dan Yudha

Dendi :"Kemana sebenarnya mereka berdua itu?"

Yudha :"Tikus kecil memang selalu lambat dalam menolong orang."

Dendi :"Apa kamu bilang?"

Yudha :"TIKUS....KECIL!!"

Dendi :"Kurang ajar" *Mencoba untuk memukul Yudha

Pebri :*Menahan Dendi "Sudahlah kalian berdua jangan terus bertengkar seperti ini."

Dendi :"Eehkk." *Melepaskan diri dari Pebri

Pebri :"Sekarang lebih baik kita susul saja mereka, agar tau bagaimana keadaan mereka!"

Dendi :"Baiklah.."

Ketika mereka mau berangkat, telpon dari hpnya Dendi berbunyi lagu jkt48 Yuuhi wo miteiruka

Dendi :"Siapa yang nelpon nih." *Dalam hati "Madun.." *Mengangkat telpon "Assalamu'alaikum Dun, ada apa?"

Madun :"Wa'alaikumsalam, ieu cuy si Doni katembak."

Dendi :"Ngomong apa kamu Dun?"

Madun :*Dalam hati :"Deuh aink mah hese euy ngomong nage."

Dendi :"Dun?"

Madun :"Gini Den tadi si Doni itu ketembak sama preman, sekarang dia di rumah sakit"

Dendi :"Innalillahi wainna ilaihi roji'un, baiklah aku akan segera kesana!"

Madun :"Yaa, saya tunggu."

Dendi :"Iya, Assalamu'alaikum wr wb."

Madun :"Wa'alaikumsalam wr wb"

Dendi pun langsung pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk Doni.

Pebri :*Teriak "Heeyy Den kamu mau kemana?"

Dendi :*Terus berlari

Yudha :"Dasar tikus kecil!"

Dendi terus berlari menuju rumah sakit,,ditengah jalan dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita

Dendi :"Aaww"

Nabilah :"Aduuhh!"

Dendi :"Eh maaf kamu tidak apa-apakan?"

Nabilah :"Iya aku juga minta maaf sama kamu."

Dendi :*Dalam hati :"Subhannallah, cantiknya."

Nabilah :"...iya"

Dendi :"Assalamu'alaikum." *Senyum

Nabilah :"Wa'alaikumsalam" *Senyum

Dendi terus berlari kerumah sakit dan akhirnya dia sampai.

Dendi :"Gimana keadaan Doni? Dun?"

Madun :"Dia masih dirawat oleh dokter."

Dendi :"Tapi bagaimana bisa tertembak, emang ceritanya gimana?"

Madun :"Jadi gini Den, ketika Doni mau menyerang preman, dia(preman) itu sudah menyiapkan pistol, seketika itu juga dia mengeluarkan pistolnya dan langsung ditembak ke arah Doni." Dendi :"Siaall, maaf aku tidak ada disana untuk membantu kalian..!"

Madun :"Ok woles aja."

Dokter pun keluar dari ruang rawat Doni

Madun :"Gimana dok keadaan teman saya?"

Dokter :"Maaf kalian ini siapanya pasien?"

Dendi :"Kami temannya dok."

Dokter :"Oh, kalau orang tua korban mana?"

Madun :"Tuh dok.! " *menunjuk ke arah ibunya Doni "Ibuuu!!" *Teriak "Disini.."

Ibu Doni :"Madun!"

Ibu Doni menghampiri Madun, Dendi dan juga dokternya

Ibu Doni :"Dokter, gimana keadaan anak saya? apa sebenarnya yang terjadi?"

Dokter :"Bu, ibu tenang dulu lebih baik kita bicara diruangan saya saja, gimana?"

Ibu Doni :"Iya dok" *Cemas

Mereka berdua pun berjalan dan masuk keruang dokter

Dokter :"Silahkan duduk Bu.!"

Ibu Doni :*Duduk :"Gimana keadaan anak saya Dok?"

Dokter : "Sejujurnya ini sangat buruk bu."

Ibu Doni :"Buruk? buruk kenapa dok?"

Dokter :"Jadi gini bu, peluru yang berada didalam tubuhnya Doni itu merobek lambungnya, meskipun hanya sedikit tapi jika itu dibiarkan, perlahan dia tidak akan kuat lagi untuk bertahan hidup."

Ibu Doni :"Jadi maksud Dokter? umurnya sudah tidak lama lagi?"

Dokter :"Kalo soal umur itu mutlak milik Allah swt, tapi perkiraan saya memang sepertinya usia Doni sudah tidak lama lagi."

Tentu saja ibunya Doni shock dengan apa yang dikatakan oleh dokter, Sementara Madun dan Dendi sedang resah dan gelisah menunggu ibunya Doni yang berbicara dengan dokter.

Madun :"Aahhh" *Teriak

Dendi :"Jangan teriak gitu!! ini kan rumah sakit."

Madun :"Kunaon henteu urang wae di tembak teh" *Sedih

Dendi : -_- "Gak ngerti kamu ngomong apa?"

Tiba-tiba Cindy dan Melody datang

Melody :"Assalamu'alaikum"

Dendi :"Wa'alaikumsalam" *Dalam hati :"Loohh dia kan wanita yang ditaman itu?"

Melody :"Kamu?" *kaget

Cindy :"Kenapa kak?"

Melody :"Kamu kan yang ditaman itu kan?"

Dendi :"I...iya."

Cindy :"Ditaman? maksudnya apa kak?"

Melody :"Ceritanya panjang De, nanti kakak ceritain di rumah aja ya, oh kalian sudah saling kenal?"

Cindy :"Udah kak, dia kan juga teman satu kelas aku."

Melody :"Ohh, eh kalo boleh tau namamu siapa?" *menjulurkan tangan

Dendi :"Namaku Dendi Herdiansyah panggil saja aku Dendi."

Melody :"Ohh iya."

Dendi :"Nama kakak siapa?"

Melody :"Aku Melody Nurramdhani Laksani, panggil saja aku Melody."

Dendi :"Iya..!!" *Senyum

Cindy :"Oh iya Den gimana keadaan Doni? apa dia baik-baik saja, atau dia kena penyakit apa gitu? atau dia sudah boleh pulang?"

Melody :"Tenang dulu kenapa dek!"

Madun :"Iya nih, nanya itu atu atu jangan diborong langsung semuanya."

Cindy :"Ya kan aku lagi panik."

Dendi :"Sebenarnya kita masih belum tau status dari Doni itu gimana, kita sendiri masih nunggu Ibunya Doni keluar dari ruangan dokter."

Cindy :"Ohh gitu ya" :(

Madun :"Hooh!" -_-

Cindy :"Emang ceritanya gimana sih ko Doni bisa ketembak sama preman gitu?"

Madun :"Eehh aku masih belum mengerti kamu tau darimana kalo Doni masuk rumah sakit?"

Melody :"Tadi itu Pebri nelpon kakak, katanya Doni masuk rumah sakit gara-gara ditembak sama preman."

Madun :"Pebri? lahh Pebri tau darimana?"

Dendi :"Dia mendengar percakapan kita waktu kamu nelpon aku..!!"

Madun :"Oh."

Cindy :"Iya jadi gimana ceritanya?"

Madun :"Gini Cin, kita bertiga nih kan lagi kumpul tuh di basecame, nah kita mendengar ada suara perempuan minta tolong, jadi kita bertiga nih langsung ke TKP, ternyata memang benar disana ada seorang wanita yang di...apa ya disebutnya itu? ahh ditangkap."

Dendi :"Bukan ditangkap, dodol tapi diganggu."

Madun : -_- "Ya kan akhirnya ditangkap juga kan."

Dendi : -_- "Iyalah whatever."

Madun :"Uwa Liper? uwa saha"

Dendi :*Berbicara di dekat telinga Madun "WHATEVER Dun WHATEVER bukan Uwa Liper, artinya tuh terserah."

Madun :"Iya tau ahh, itu bahasa jawa kan?"

Dendi :"Asstaghfirullah, susah emang ngomong sama kamu!" -_- "Udah lanjutin lagi ceritanya!!"

Madun :"Sampai mana tadi tuh?"

Cindy :"Ditangkap!"

Madun :"Ohh iya, ketika kita tau wanita itu diganggu sama preman-preman itu, kita langsung berlari ke arah preman itu."

Melody :"Nahh kamu ketemu sama Yudha dan Pebrinya dimana?"

Madun :"Disitu, ketika kita berlari, tiba-tiba mereka berdua nongol. Dan langsung berkata bahwa mereka mau menyerang ke 5 preman itu sendiri."

Dendi :"Berdua Dun sama si Pebri."

Madun :"Ehh iya berdua."

Cindy :"Truss, truss."

Madun :"Nahh itu preman kan berlima? 2 orang membawa wanitanya pergi sementara 3 orang lagi ber door tu door dengan kita."

Dendi :"Apaan??" *gaya Andre ovj "Door tu door?"

Madun :"Itulah disebutnya itu saling berhadapan."

Dendi :"Langsung aja ngomong saling berhadapan gitu gak usah sok Inggris deh?"

Madun :"Nahh ketika Yudha dan Pebri Gelut dengan ke tiga preman itu!"

Dendi :"Gelut? bahasa apa lagi tuh!"

Melody :"Bahasa Sunda itu!"

Madun :"Ehh teteh ngarti bahasa Sunda?"

Melody :"Muhun da abdi ge urang Sunda."

Madun :"Euleuh euleuh hebat euy!"

Cindy :"Iiihh, kak Melody, jangan bercanda aja atuh.!"

Melody : :) "Maaf deh, sok mangga lanjutkan de Madun."

Madun :"Hehehehehe, lama kalau diceritakan secara rinci."

Cindy :"Yaudah deh intinya aja."

Madun :"Jadi gini Cin, ketika Doni mau menghajar preman itu, dia(preman) menodongkan pistol dan langsung menembakkannya ke arah Doni."

Cindy :"Kasian sekali Doni yaa."

Ditengah perbincangan mereka Ibunya Doni keluar dari Ruangan Dokter

Cindy :"Ibu, gimana keadaan Doni? baik-baik saja kan?"

Ibu Doni : :'( "Jangan khawatir nak dia baik-baik saja kok." *berbohong

Cindy :"Kalau dia baik-baik saja kenapa ibu menangis?"

Ibu Doni :"I...itu karena Ibu hanya terharu saja melihat kalian semua yang mau menjenguk Doni."

Madun :"O iya bu, aku hanya mau minta maaf karena tidak bisa menjaga Doni."

Ibu Doni :"Jangan begitu nak Madun, ibu memakluminya kok.."

Tidak terasa waktu pun sudah mau malam

Dendi :"Kak Melo, udah mau malem nih, lebih baik kakak sama Cindy pulang deh, karena gak baik kalo perempuan itu jalan malam-malam, nanti ada yang gangguin loh."

Melody :"Iya dek kita pulang yuk, kan nanti besok kamu sekolah."

Madun :*Dalam hati :"Asstaghfirullah, urang poho euy, isukan teh aya PR ti Bu Killer."

Melody :"Kalo begitu aku pamit pulang dulu ya, Assalamu'alaikum."

Dendi :"Wa'alaikumsalam."

Madun :"Wa'alaikumsalam"

Melody dan Cindy pun Pulang…

Bersambung…..

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next chapter