22 BAB 60

Perjanjian yang dibuat olehnya dengan Thianfeng adalah. Selama dia hidup di bumi, jika dia mampu mengambil hati Dewi Azura, maka dia akan melepaskan hubungannya dengan Muchen, dan meberikan dirinya seutuhnya kepada Thianfeng.

Thianfeng setuju dengan hal itu, namun selama proses reinkarnasi, ternyata Thianfeng memiliki niat yang buruk. Memanfaatkan kekuatan Dewi Azura yang melemah, dan menawannya dalam sebuah portal penyucian.

Muchen berhasil menyelamatkan Dewi Azura, dengan menggunakan energi kehidupannya. Dan telah terlebih dahulu bereinkarnasi ke bumi.

*

Kilat amarah terus melintas di matanya saat mengingat kejadian itu, bagaimana perasaannya hancur berkeping-keping, saat cinta sejatinya bersama dengan pria lain, bahkan orang itu adalah sahabatnya sendiri.

Dengan tatapan sedih, Azra melihat wajah Alman. Sebuah rasa sedih dan bersalah timbul di hatinya.

"Berhentilah sekarang! Bukankah kamu telah gagal dalam taruhan kita?" Azra berusaha mengingatkan perjanjian mereka.

"Tidak, ini belum berakhir! Aku masih bisa membuatmu jatuh cinta padaku!!" teriakan histeris keluar dari mulutnya, tak mau menerima hasil yang telah terlihat.

Dari awal Thianfeng tak perna pokus dalam mengejar cintanya, yang dia inginkan hanyalah kekuatannya. Dengan memiliki kekuatan Dewi maka Dewi Azura akan menjadi miliknya seutuhnya.

Namun sayang, semua kerja kerasnya, tak terbayar sedikitpum. Dan sekali lagi dia harus melihat kedua orang itu bersatu kembali.

"Tunggu saja, aku akan menggunakan berbagai cara untuk memilikimu, bahkan bila harus mengorbankan ribuan nyawa!" setelah mengatakan itu, sebuah kabut tebal muncul di sekitar Alman, dan membuat Alman menghilang dalam kabut itu.

Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bertarung, dia harus mempersiapkan rencana dan bala tentaranya sesegera mungkin.

*

Setelah kepergian Alman, kaki Azra mulai melemas, membuat kakinya tak mampu berdiri dengan tegap. Sehingga Afnan segera menangkap tubuhnya yang terlihat lemah.

Proses kebangkitan kekuatannya yang sejati, telah menyerap seluruh energi spritualnya, membuat dirinya butuh istirahat sebanyak mungkin.

Dalam pelukan Afnan, Azra memandang wajahnya dengan ekspresi yang sangat rumit, mengangkat sebelah tangannya dan memegang wajah Afnan.

"Sampai sekarang, kamu selalu melindungiku hingga akhir." mata Azra mulai berkaca-kaca, meskipun keseluruhan ingatannya belum kembali, namun dia masih mengingat, bahwa Afnan adalah reinkarnasi dari Thianfeng kekasih sejatinya.

Afnan memegang tangan yang mengusap pipinya dengan sayang, dia juga telah mendapatkan ingatan masa lalunya, setelah dia bersatu dengan roh kaisar Muchen sebelumnya. Dan menyadari perasaan ingin melindungi diri Azra sejak awal karena, Azra adalah kekasih hatinya pecahan separuh jiwanya yang menghilang.

"Bagiku, kamulah harta berhargaku. Meskipun aku harus menghancurkan seisi dunia, maka akan kulakukan jika itu mampu membuatmu tetap berada disisiku!" wajahnya di penuhi dengan rasa kerinduan, dipertemukan kembali setelah ratusan kali mengalami reinkarnasi. Sungguh ikatan yang tak akan mampu di pisahkan oleh siapapun, bahkan waktu.

*

Beberapa hari berlalu setelah kejadian itu, Rhyan yang sebelumnya diselamatkan oleh warga kampung di pinggir jalan, tak mengetahui apa yang terjadi. Yang dia tau hanyalah dia tertidur semalaman di pinggir jalan, hingga beberapa orang pejalan kaki menemukannya tak sadarkan diri.

Memikirkan hal itu membuat kepalanya merasa sakit, sebesar apapun usahanya untuk mengingat, tak ada sedikitpun keberhasilan yang dia dapat.

Sekarang Rhyan, Jhon dan Marchel sedang berada di rumah Afnan. mereka ingin membahas tentang masa depan band mereka, sudah terlalu lama mereka tak perna melakukan latihan bersama, bahkan untuk berkumpulpun sangat sulit.

Dan hari ini, akhirnya mereka semua memiliki waktu luang untuk berkumpul.

"Apakah Afnan masih belum datang juga?" Jhon berucap dengan tidak sabar sambil melihat arlojinya. Tak menyadari Rhyan yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Tunggu saja sebentar lagi! dia sudah dalam perjalanan kesini!" Marchel segera menenangkan Jhon yang mulai tidak senang. Bagaimana tidak, sudah lama mereka tak perna berkumpul seperti ini, seolah band mereka seakan dengan segera mengalami pembubaran.

*

Diperjalanan,.. Afnan merasa sedikit khawatir dengan Azra, awalnya dia hanya ingin mengunjungi Azra sejenak. Namun secara tiba-tiba, satu segel ingatan Azra di masa lalu telah pecah dan merasuk ke inti terdalam dari memorinya.

Memberikan rasa sakit yang teramat pada seluruh tubuhnya, Afnan yang menyaksikan Azra kesakitan seperti itu, membuatnya juga merasa sakit dan dengan segera menyalurkan energinya, hingga rasa sakit Azra berkurang setengahnya.

Hal itu berlangsung selama satu jam penuh, benar-benar menguras energi Azra dan dirinya. Saat dia menyelimuti Azra yang sedang tertidur, sebuah panggilan telpon dari Marchel terlihat di ponselnya.

Awalnya dia sedikit enggan untuk meninggalkan Azra, namun dia juga merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya itu, meskipun ingatannya telah sepenuhnya kembali, namun baginya para sahabatnya masih sangat penting baginya.

Sebelum Afnan meninggalkan Azra, dia memanggil ke tiga bawahan sekaligus muridnya. Mereka adalah para gadis kesatria yang sebelumnya bertarung bersama dirinya.

Sekarang ketiga gadis itu mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian manusia. Mereka bahkan menyiapkan nama panggilan manusia mereka yaitu, Linda, Lisda dan Sartika.

Yang pada akhirnya akan mengawal Azra sampai dia akan kembali ke negeri langit.

avataravatar
Next chapter