17 Bab 17 Serpihan hati yang hilang(3)

Menjelang maghrib Syifa dan Dewi menghampiri Ny Indah dan keluarga. "Bu! Syifa mohon pamit pulang. Dirumah Nenek dan keluarga Dewi pasti sudah menunggu."

"Baiklah Syifa, Ibu terima kasih banyak padamu entah bagaiman ibu membalasnya." Kata Ny Indah kepada Syifa.

"Sama-sama bu, berlebihan jika ibu harus membalasnya. Syifa turut bahagia jika Kak Raja segera pulih seperti semula." Syifa dan dewi segera tinggalkan ruangan itu dan berjalan keluar menuju halaman rumah sakit.

"Syifa, tunggu!" Tiba-tiba Ny Indah memanggil Syifa dan berjalan menghampirinya

"Syifa dan Dewi pulang naik apa? Biar Sabda yang antar kalian pulang." Kata Nyonya indah kepada mereka berdua.

"Tidak usah Bu Kami naik transportasi online saja." Jawab Syifa.

Sepertinya Ny Indah tidak pedulikan jawaban Syifa. Dan memanggil Sabda untuk segera antar mereka pulang.

"Baik ma." Jawab Sabda dan menghampiri Syifa dan Dewi.

"Mobilnya parkir sebelah sana." Kata Sabda sambil menunjuk tempat parkir mobilnya.

Sabda, Syifa dan Dewi berjalan menuju lokasi parkir hingga sampai pada mobil yang dituju.

"Ayo masuk!" kata Sabda kepada Syifa dan Dewi.

Mereka masuk ke mobil dan Sabda kemudikan mobil itu berjalan keluar dari lokasi parkir.

"Bagaimana peristiwa itu terjadi Sabda? " Tanya Dewi kepada Sabda.

"Aku sendiri tidak tahu persis kronologi kejadiannya. Yang aku tahu tadi malam ketika kami hendak makan malam Kak Raja mohon pamit tidak ikut makan malam di rumah karena ada janjian makan malam bersama temannya. Dengan Siapa dan dimana Dia waktu makan malam itu aku tidak tahu.

"Dan selanjutnya sekitar jam 22:00 malam ada telepon dari kepolisian yang mengabarkan telah terjadi kecelakaan dengan salah satu korbannya adalah Kak Raja. Setelah masuk IGD langsung dibawa ke ruang ICU karena terjadi pendarahan hebat di kepala dan tidak sadarkan diri hingga saat ini." Tutur Sabda kepada Dewi.

"Kalau boleh jujur aku akan katakan apa yang sebenarnya terjadi tentang peristiwa itu, namun aku takut melukai hati banyak orang." Kata Syifa.

Sabda menepikan mobil dan berhenti.

"Syifa! Katakan apa yang sebenarnya terjadi!" Pinta Sabda rasa ingin tahu.

"Kemarin sebelum kecelakaan itu terjadi, Aku hendak pergi ke apotik membeli obat untuk nenek. Ketika di jalan menunggu angkot Dia tiba-tiba datang menghampiriku dengan maksud memberi tumpangan kepadaku dan mengantarkan sampai ke apotik itu. Sore harinya selepas Aku pulang dari apotik Dia datang ke rumah dengan maksud menengok nenek dan mengunjungiku sekaligus mengajakku agar mau menemaninya menghadiri undangan makan malam di hari ulang tahun temannya di sebuah kafe tidak jauh dari sini.

"Semula aku menolaknya tetapi Nenek mengijinkan Aku mau menemaninya untuk menjaga perasaannya. Kami berangkat sebelum jam 19:00 wib malam sesuai undangan dan pulang lebih awal sebelum jam 21:00 wib malam. Setelah itu Aku tahu kabar tadi pagi di sekolah kalau Kak Raja kecelakaan dan kehabisan banyak darah akibat luka di kepalanya." Tutur Syifa.

Sabda memandangi wajah Syifa seperti ada yang hendak dikatakannya.

"Ada yang salah dengan diriku?" Tanya Syifa kepada Sabda.

"Tidak Syifa kamu lakukan sebagaimana yang semestinya. Aku mencintai kalian semua." Kata Sabda sambil injak pedal gas mobil hingga melaju ke jalan.

"Sabda Aku turun setelah tikungan didepan itu." Kata Dewi kepada Sabda.

"Apa tidak sebaiknya aku antar kamu sampai rumah saja.?" Balas Sabda.

"Baiklah, kalau itu maumu." Kata Dewi kepada Sabda.

Mobil itu berjalan menuju rumah Dewi dan tidak berapa lama sampailah mobil itu pada rumah yang dituju.

"Berhenti di sini Sabda itu rumahku. Kalian bisa turun dulu dan minum teh di rumah" Kata Dewi kepada Sabda dan Syifa.

"Terima kasih Dewi, tetapi hari sudah malam Aku harus antar Syifa ke rumah Neneknya pasti sudah menunggu.

"Baiklah kalau begitu, hati-hati ya!" Kata Dewi kepada mereka berdua. Sabda memutar mobilnya dan kembali menuju rumah Syifa.

"Syifa! Apa yang diceritakan Kak Raja kepadamu selama Dia bersamamu?" Tanya Sabda pada obrolannya.

"Seperti pada orang kebanyakan Dia menyapa baik kepada siapa saja, kepada Saya, Nenek dan teman-temannya, hanya Dia kurang beruntung. Ketika masih SMU Dia mencintai adik kelasnya. Dia lakukan segalanya untuk gadis itu karena Dia mencintainya. Suatu saat gadis yang Dia cintai tekena masalah. Waktu itu jam istirahat sekolah semua teman-temannya di luar kelas sementara gadis itu ada di dalam kelas, kemudian salah satu dari temannya kehilangan barang berharga miliknya.

"Dia dituduh mengambil barang itu. Semua temannya membuli gadis itu. peristiwa itu diadukan kepada guru BP hingga kepala sekolah. Gadis itu terancam dikeluarkan dari sekolah. Kak Raja mengetahui hal itu, Dia membela gadis itu dengan seolah-olah mengakui Dia yang melakukannya, maka bulian dari teman-temannya berbalik kepadanya hingga orang tua Kak Raja dipanggil kepala sekolah dan terancam akan dikeluarkan namun hal itu tidak terjadi karena Kak Raja sebentar lagi ujian kelulusan dan orang tua Kak Raja sanggup menjaminnya." Syifa menghela napas sebentar lalu melanjutkan ceritanya.

"Kak Raja lulus sekolah dan akan melanjutkan kuliah di luar negeri Kak Raja datang dan menemui gadis itu, namun apa yang terjadi, gadis itu sudah dengan laki-laki lain. Semenjak peristiwa itu Kak Raja selalu bersikap dingin kepada semua wanita. Namun keadaan berubah beberapa tahun tinggal di luar negeri membuat Dia kehilangan teman-temannya ketika kembali ke rumah. Dia merasa kesepian dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Dan secara tidak sengaja Aku kamu ajak main ke rumah kamu dan membuat Kak Raja kenal dengan aku. Maka untuk mengisi kesepian dirinya Dia mengajak Aku menemaninya hingga peristiwa naas itu terjadi. Hanya itu yang aku tahu tentang Kak Raja. Dia cerita kepadaku pada malam itu di kafe tempat kami memenuhi undangan ulang tahun Kak Raja" Cerita Syifa kepada Sabda.

Sementara Sabda menyimak dengan seksama apa yang diceritakan Syifa sambil fokus kemudikan mobil yang melaju ke rumah Syifa.

"Syifa! Sebentar lagi sampai ke rumahmu. Aku menyimak sedih cerita Kakakku. Satu hal yang Aku takutkan, apa yang terjadi pada Kakakku terjadi padaku." Kata sabda.

"Sabda! apakah aku tampak seperti wanita itu." Kata Syifa menyambung obrolan.

"Aku tidak menyalahkan wanita itu. Kadang cinta datang pada saat yang tidak tepat atau kepada pasangan yang salah. untuk itu harus berdamai dengan kenyataan. Dan tidak menghukum diri dengan mengambil keputusan yang salah." Tutur Sabda kepada Syifa sambil memberhentikan mobilnya.

Syifa membuka pintu mobil dan segera keluar dari pintu mobil itu.

"Sabda! Kamu tidak masuk dulu. Aku buatkan teh untuk kamu sepertinya hari ini kamu lelah sekali." Kata Syifa kepada Sabda.

"Terima kasih Syifa! Sebaiknya Saya langsung pulang, hari sudah malam sepertinya tidak baik bertamu malam-malam. Salam Saya untuk Nenek di rumah." Kata Sabda kepada Syifa.

avataravatar
Next chapter