webnovel

I). JANUARI

Sejak fajar itu;

aku membuka katup katup mata luka

yang dulu sempat kering

kini sengaja ku biarkan menganga (lagi).

Sejak fajar itu;

aku bangun dari sebuah cerita lara

mencoba meneguk lagi perih;

tanganku mengiba pada belas rindu itu.

Tepat; sejak fajar di januari

hampa menari nari

di ujung mata pisau

aku menjilati dan menikmati

setiap daun daun yang gugur.

II). FEBRUARI

Ketika fajar melarikan diri

Dia pergi; begitu saja.

Meninggalkan sayatan sayatan

Terbungkus luka lama.

Sementara burung burung itu

Bersiul bebas terbang melingkari lalu ; mengingkari

Aku masih duduk dalam puing lirih

Ia lupa pada janji di tengah februari.

III). MARET

Ada sajak yang dengan sengaja aku tinggalkan dirumahmu

waktu itu;

Sama hal nya maret; dia meninggalkan banyak lubang lubang gersang di setiap permukaan laut yang kehausan.

aku berada di antaranya;

lubang lubang dan laut yang haus.

IV). APRIL

Mari menikmati senja hari ini

Dengan riuh riuh nada yang teduh

Lalu...

ambilkan aku secarik kertas; dan pena itu

Berdampingan lah duduk denganku,walau sedetik

tak perlu waktu lama.

"Aku selalu tak berdaya di buai keteduhan rindu di penghujung april"

V). MEI

...."sementara kejam nya (april) yang menghujani;

dengan tajam tajamnya kerikil rindu. Membanjiri (dengan gelombang gelombang wabah penantian.

akulah ibarat (mei) yang menjadi penunggu abadi.

Selalu selalu dan begitu (selalu).

VI). JUNI

Separuh musim aku masih berkutat (dengan) ;

bunga bunga yang harum.

daun daun hijau

dan anggur anggur yang nampak ranum.

Apa khabar kamu? ; yang tak pernah lupa

aku tuliskan dalam kertas ini.

Kali ini; juni (masih sepi) sekali.

VII). JULI

Juli...

Akar akar belukar kerinduan (yang) semakin menjalar;

liar serta menggelegar.

Ada suara diatas mercusuar kenangan ; tersambar halilintar.

Namun ia tetap kekar,kokoh berdiri sejajar.

Seperti jangkar,melingkar di pusar pusar samudera (air nya kini terasa hambar).

VIII). AGUSTUS

Skema rinduku semakin membuat kehausan.

Amat menyayat,namun terasa khidmat.

Dan kamu ; tak perlu tau apa apa.

Biar; aku saja yang menjilati nya sendiri.

Juli yang tertimbun,sombongnya agustus.

Ternyata tak mampu membuat hausku reda.

Oh,terkasih...

IX). SEPTEMBER

Bias aku lihat;

samar samar (camar) menampar gusar

semenjak aku terdampar

dalam belantara rongga rongga; yang buyar

Bias aku lihat;

rintik rintik (hujan) air nya keruh

dedaunan jatuh bersimpuh mengeluh

di pelukan september (yang) jenuh.

Mana mungkin "aku haus saat masih hujan"...

X). OKTOBER

Oktober di beberapa musim yang lalu

Sejuk ku hirup aroma wangi tubuhmu

Dan; oktober kali ini

Harumnya masih menempel dengan manjanya.

XI). NOVEMBER

...tak ada yang spesial kali ini

masih dengan rindu yang candu

luka yang gila

serta kegemaranku yang tak kunjung terhenti

" menghayalkan mu (november ini)"...

XII). DESEMBER

Sebuah penutupan sajak sajak tak layak

yang (dengan) sengaja aku merangkak

tertatih,menggapai puncak (kerinduan)..

lalu bagaimana tumpukan tumpukan kertas yang berserak?

daun daun kering di ranting tua (tersentak)

melihay senja yang semakin tak nampak.

lalu bagaimana puing puing rinduku yang terjebak;

di tengah kabut kabut terpasak; oleh curam dan mengerak.

haruskah aku diam atau bergerak?

mengintai mu yang jelas jelas mengoyak

kekasih,..

desember itu hampir berjingkrak jingkrak

namun ia tak sadar; aku ini katarak.

Cileungsi (Bogor) 11/05/2019 _

Kumpulan "Sajak semusim"

Di tulis oleh pendosa.

Semoga berbahagia dengan dahaga yang pahit namun hangat.

Salam kopi