1 episode 1: pria bermata biru

Sajadah merah episode 1: Pria tampan bermata biru

Seorang gadis kecil berusia 8 tahun duduk bersimpuh di tepi jalan, bajunya lusuh dan kotor, wajahnya kumel penuh noda debu, surai hitamnya acak-cakan seperti tak pernah disisir, di tangannya terdapat sebuah kaleng lusuh, di dalam kaleng itu ada beberapa coin dan uang kertas mulai dari seribuan hingga 5000. Gadis itu terlihat sangat bersemangat meminta kedermawanan seseorang untuk memberinya sedikit Rizky dari karunia Ilahi, tapi manusia yang lewat tak seorang pun melihatnya, ia memegangi perutnya karena sudah dua tidak diberi sesuap nasi hanya diisi angin saja.

"Adik."

Gadis kecil itu mendongakkan pandangannya, iris kecoklatannya sedikit pun tak mampu berkedip terkesima melihat paras rupawan di depannya, seorang bocah kecil terpesona oleh kerupawanan seorang pria yang usianya jauh di atasnya. Iris mata biru seperti warna dengan langit cerah, kulit putih mulus lebih mulus dari porselen, perawakan tinggi tegap seperti seorang tentara, rambut hitam berkilau mirip iklan shampo, hidung mancung, bibir seksi,"Ya Allah, terimakasih engkau telah mempertemukan aku dengan jodoh masadepanku." Gadis itu sampai sujud sukur tiga kali.

Pria rupawan itu tersenyum melihat tingkah gadis kecil itu, bisa-bisanya berkata kalau dirinya adalah jodoh masadepannya, usia masih 8 tahun sudah mikirin jodoh, ia mendudukkan diri tanpa ragu di sebelah gadis itu,"Adik, sudah-sudah sujudnya. Allah maha mengetahui, Dia tahu kalau kamu gadis pandai bersyukur."

Gadis kecil itu pun akhirnya menyudahi sujudnya, alisnya menyatu ketika tidak mendapati pria rupawan itu berada di depannya, ia pun kebingungan dan mengira itu adalah malaikat,"Apakah kakak tampan tadi adalah malaikat? Kok hilang?"

Pria itu menutup mulutnya menahan tawa melihat kepolosan gadis itu, ia pun menepuk pelan bahu sang gadis hingga membuat gadis itu menoleh, betapa bahagia dirinya karena ternyata seseorang yang dikira calon suaminya itu duduk di sampingnya dengan senyum memukau. Tanpa pikir panjang ia langsung menerjang pria itu,"Suamiku, aku pikir kau meninggalkanku."

"Astagfirullah hal adzim." Pria itu terkejut mendapat perlakuan mendadak dari gadis kecil itu, tapi ia membiarkan saja gadis itu memeluknya karena mungkin dia butuh sebuah sandaran.

"Aku bukan suamimu, jadi jangan panggil aku suamimu, orang akan salah paham. Nanti mereka mengira aku menikahi anak di bawah umur."

"Sayang, namaku Firanda Firdaus, dengan ini aku menyatakan mulai sekarang aku resmi menjadi istrimu." Fira dengan seenak hati mendeklarasikan dirinya sebagai seorang istri. Pria itu sweet drop mendengarnya, bagaimana mungkin ada seorang gadis kecil begitu beraninya mendeklarasikan bahwa dirinya bersedia menjadi seorang istri, memangnya dia tahu apa itu istri? Palingan juga tidak tidak.

"Iya-iya baiklah, sekarang lepaskan aku dulu. Mana mungkin kau menjadi istriku, usiamu saja belum cukup untuk menikah, kita juga belum saling kenal." Pria itu berusaha melepaskan pelukan gadis kecil itu.

Fira melepaskan pelukannya lalu duduk bagai seorang kucing mintak diberi makan di depan pria itu,"Kalau begitu nama kakak siapa? Aku akan mengingatnya."

"Ivan, Ivan Maulana Rizky. Kau bisa memanggilku paman Maulana, karena aku ini sudah tua, usiaku sudah 20 tahun dan aku bukan suamimu." Maulana menegaskan agar gadis itu tidak salah paham.

"Kenapa? Apakah karena aku seorang anak yatim, karena aku orang miskin dan hanya bisa meminta-minta?" Fira menundukkan kepala karena mengira Maulana tidak mau menerimanya sebagai istri karena dirinya anak yatim dan miskin.

Maulana tersenyum miris, tak tega rasanya melihat seorang anak kecil tanpa kasih sayang seorang ayah bahkan harus bekerja mencari uang meski dengan mengemis, ia pun mengangkat tubuh gadis itu lalu menaruhnya di atas pangkuannya lalu melingkarkan tangannya di dadanya.

"Tidak, kamu salah. Paman tidak bisa menerimamu sebagai seorang istri karena ada banyak hal," jawabnya.

Fira mendongakkan kepalanya melihat kerupawanan pria itu, ia penasaran apa yang membuatnya tidak bisa menjadikannya seorang istri,"Kenapa, kakak?"

"Pertama, paman tidak mau kamu menderita. Kakak ini sedang menjalani pengobatan, kalau kamu menikah dengan orang yang penyakitan, kamu akan sangat repot." Maulana bersusaha menjelaskan kondisi yang sedang dialaminya saat ini.

"Tidak apa-apa, aku akan merawat kakak, memberi kakak makan, memasak, mencuci, menyetrika bahkan kalau perlu aku akan membantu kakak mandi." Fira sangat antusias memberikan jawaban sedang Maulana tercengang.

"Menjadi seorang istri dari seorang pria itu harus ada yang namanya pernikahan, untuk menjalani pernikahan harus cukup dulu syarat dan rukunnya," Dia berusaha bersabar menjelaskan pada gadis kecil tersebut.

"Apa itu, syarat dan rukun nikah? aku tidak mengerti sama sekali," tanya Fira bingung. Maulana tersenyum maklum, tentu saja gadis usia 8 tahun belum mengerti tentang itu, tapi kalau tidak dijelaskan yang ada dia akan berpikir aneh-aneh lagi tentang dirinya.

"Dalam hadist Imam Bukhari, diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya.

Ada Calon Mempelai Laki-laki dan Perempuan

Perlu diperhatikan juga bahwa para mempelai tidak boleh menikahi orang yang haram untuk dinikahi seperti memiliki pertalian darah, memiliki hubungan persusuan, dan memiliki hubungan kemertuaan.

Ada Wali untuk Mempelai Perempuan

Wali nikah pihak perempuan antara lain ayah, kakek, dan saudara dari garis keturunan ayah. Orang-orang yang berhak jadi wali di antaranya ayah, kakek dari pihak ayah, saudara laki-laki kandung, saudara laki-laki seayah, saudara kandung ayah, dan anak laki-laki dari saudara kandung ayah.

Ada Saksi dari Kedua Belah Pihak

Pernikahan yang sah diperlukan saksi dari kedua belah pihak. Persyaratan saksi antara lain orang tersebut beragama Islam, baligh, berakal, merdeka, lelaki, dan adil. Saksi bisa berasal dari pihak keluarga, tetangga, dan orang yang dipercaya seperti sahabat sebagai saksi.

Ada Mahar

Mahar atau maskawin sangat penting keberadaannya di altar pernikahan dan menjadi syarat nikah dalam Islam. Mahar adalah sejumlah harta yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan.

Mahar dalam agama Islam menggunakan nilai uang sebagai acuan. Mempelai perempuan bisa meminta harta seperti uang tunai, emas, tanah, rumah, kendaraan, dan benda berharga lainnya.

Ijab dan qabul

Ijab dan qabul dimaknai sebagai janji suci kepada Allah SWT di hadapan penghulu, wali dan saksi. Pelaksanaan Ijab dan qabul merupakan syarat sah agar pasangan menikah sah sebagai sepasang suami istri

rukun sah nikah dalam Islam:

1.Mampelai pria dan wanita sama-sama beragama Islam

2.Mempelai laki-laki tidak termasuk mahram bagi calon istri

3.Wali akad nikah dari perempuan bersedia menjadi wali

4.Kedua mempelai tidak dalam kondisi sedang ihram.

5.Pernikahan berlangsung tanpa paksaan.

Sekarang, kamu sudah mengerti bukan? Kamu belum baligh." Maulana berusaha menjelaskan dengan sabar dan telaten.

Fira mengangguk, awalnya dia terlihat tidak bersemangat tetapi hanya sebentar karena setelah itu ia menemukan semangatnya kembali,"Kalau begitu aku akan menikahimu setelah aku dewasa. Kakak, kau harus menungguku."

Maulana tercengang mendengarnya, kenapa ada anak kecil se aneh ini? Masih kecil sudah memikirkan tentang menikahi pria ganteng.

avataravatar
Next chapter