2 Hai Cantik......!

Aira berjalan menuju ruang kelasnya yang berada di lantai satu gedung fakultas ilmu komunikasi,yang letaknya bersebelahan dengan gedung fakultas hukum.Aira dapat melihat beberapa orang teman temannya yang sedang berbincang bincang didepan koridor kelas dengan salah satu Katingnya atau Kakak tingkat lelaki yang bernama Bahroin,seorang mahasiswa semester akhir yang berasal dari Banten.Mereka adalah Roswita,Hanifah,Syifa,Jajang,Natsir dan Shihabudin.Jam pelajaran akan dimulai sekitar sepuluh menit lagi,masih ada waktu untuk sekedar bertegur sapa dengan teman teman yang lain,dalam pikirnya.Aira mulai menyapa mereka dengan santunnya.

"Assalamualaikum"

Mereka serentak menjawab salam Aira.

"Wa Alaikum salam... "

"Hai Cantik...!"Bahroin yang lebih dahulu menyapa Aira,pemuda yang sudah akrab dipanggil Kak Win itu,nampak sumringah bertemu dengan Aira pagi ini.

"Kamu cantik, dan matching sekali dengan warna bajumu,Airaaa!" tambah Bahroin.

Pemuda itu selalu suka dengan semua outfit yang dikenakan olehAira,senada dengan kerudungnya sehingga enak dipandangnya.

Aira menjadi sedikit tersipu malu,dan buru buru sigadis mengalihkan pembicaraannya.

"Koq tumben kak Win,sudah sampai disini?" Aira mengawali percakapan antara mereka.

Biasanya Bahroin selalu datang didepan

kelasnya Aira setelah jam kuliah selesai,

dan mengajak Aira untuk makan siang di kantin atau sekedar jalan bersama masuk kedalam perpustakaan.Tetapi usahanya belum juga berhasil,Aira tidak akan pergi hanya berduaan dengan lelaki yang bukan mahromnya,meskipun dengan sahabatnya.

Kalaupun Aira harus pergi,selalu bersama Roswita,Syifa atau pun Hanifah.

"Iya nih..."aku mau ketemu Pak Dosen!jadi sekalian saja mampir..."! alasan Bahroin sambil terkekeh.

"Ahhh....Kak Win bisa saja...!bilang saja terus terang ingin bertemu dengan Aira..."

sergah Jajang teman sekelas Aira.Roswita dan Hanifah saling pandang,kedua gadis itu tahu persis kalau Kak Win menaruh hati yang dalam kepada Aira.Akan tetapi Aira pura pura tidak tahu,dan selalu cuek bebek.

Mereka yang mendengar celotehan Jajang langsung tergelak,terlebih lagi Natsir yang anak Betawi asli yang tingkahnya kocak,dia tidak mau berhenti tertawa,dan terus saja menggoda Aira.

Aira melotot kearah Natsir agar pemuda itu menghentikan tawanya,melihat wajah Aira yg cemberut dan bibirnya yang mengerucut,

Natsir terdiam sejenak.Dia menjadi tidak tega melihat wajah Aira yang mulai merona merah menahan kesal.Sebenarnya Natsir juga menyukai Aira diam diam,tetapi dia tidak berani mengutarakan isi hatinya.Dia khawatir Aira akan menolak dirinya,dan persahabatan mereka menjadi renggang.

Banyak mahasiswa dari fakultas lain yang mengejar Aira,bahkan meminta Natsir untuk menjadi Mak comblangnya.Tetapi gadis itu tidak pernah menanggapinya,dia memperlakukan semua teman lelakinya dengan baik dan hanya ingin bersahabat saja.Aira hanya ingin fokus kepada kuliah dan mata pelajarannya,dan lebih giat lagi meningkatkan prestasinya.Nilai nilainya selalu bagus dan diatas tiga koma lima,Aira sadar sebagai anak perempuan hanya satu satunya harus berhasil,gadis itu tidak mau mengecewakan ayah dan ibunya.

Sebenarnya ditempat Aira tinggal,banyak pemuda yang menyukai Aira,bahkan dari beberapa diantara ibu ibu PKK,salah satu lembaga yang ada dibawah naungan kantor desa,ingin melamar Aira untuk dijadikan sebagai calon menantu idamannya.Seperti ibu Dewi yang ingin menjodohkan Satria anak semata wayangnya dengan Aira.

Tetapi niatnya itu diurungkannya,karena merasa sungkan dengan pak Kepala Desa.

Lonceng pun berbunyi tanda jam pelajaran akan segera dimulai,Aira masuk ke dalam kelas,dan berkata kepada Bahroin.

"Kak..aku masuk dulu ya"? Bahroin segera mengangguk sambil tersenyum dengan puas baginya bertemu dengan Aira seperti obat yang bisa menambah semangat dipagi hari.

Walaupun hanya bisa menatapnya,tapi itu cukup baginya.Bahroin segera berlalu dari gedung itu menuju Perpustakaan kampus untuk mencari bahan referensi skripsinya.

Setelah jam pelajaran selesai,Aira kembali ke tempat kostnya.Roswita dan Hanifah ikut dengannya,kedua sahabatnya baik itu selalu mampir ke tempat kost Aira untuk sholat Zuhur berjamaah dan makan siang bersama,sebelum kembali ke rumah masing masing.Hanifah dan Roswita tinggal diarea Jakarta,jadi mereka tidak perlu indekost.

Rumah mereka hanya berjarak sekitar tiga kilo meter dari kampus,tidak terlalu jauh.

Roswita dan Hanifah berpamitan pulang setelah berbincang sebentar dengan Aira,

"Ra.....kami pamit pulang dulu ya?"

"Baiklah...kalian hati hati dijalan ya ..."

balas Aira sambil memeluk kedua temannya secara bergantian.

"Insya Allah"jawab Hanifah sambil keluar.

Aira segera menutup pintu kamar kostnya,

dia merebahkan diri diatas tempat tidur sambil membuka handphonenya,disana ada banyak pesan masuk melalui aplikasi pesan populer.Aira membaca satu persatu pesan tersebut,lalu dengan sabar membalasnya.

Aira sangat menghargai setiap pesan yang masuk diponsel miliknya,kecuali pesan dari orang orang yang tidak dikenal.

Tiba tiba ponsel Aira berdering,seseorang yang sangat dikenalnya menelpon Aira.Dia adalah Ihsan Airlangga Saputra,pemuda tampan sahabat kecil Aira yang sedang kuliah di salah satu Universitas Islam yang

ada di Kota Bandung .

"Assalamualaikum,Ra...."Sapa Ihsan dengan lembut.Aira menjawab salam Ihsan

dengan cepat.

"Waalaikum salam..."suara Aira terdengar sangat merdu ditelinga Ihsan,ada desiran rindu yang membuncah didalam kalbu.

"Kamu sudah kembali ke Jakarta?"berarti hanya dua hari dong dirumah!Bagaimana kabar ayah dan ibu juga Aiman? Maaf ya, aku tidak bisa pulang untuk menemuimu."

"Ya Allah,Ihsaaaan....satu satu dong kalau bertanya...nanti keseleo lho lidah kamu....

he he he...."Aira terkekeh geli.

"Ha ha ha...."Ihsan tertawa sangat nyaring mendengar jawaban dari Aira.

Ihsan Airlangga Saputra adalah seorang putra bungsu pemilik salah satu rumah sakit Swasta yang terkenal di Cikarang,yaitu "Airlangga Hospital"Ihsan mulai menjalin persahabatan dengan Aira dari sejak dia masih kecil.Mereka satu sekolah mulai dari Sekolah Dasar,Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas.Usia mereka hanya terpaut satu tahun,Ihsan lebih tua dari Aira dan menjadi kakak kelasnya.

Ihsan melanjutkan kuliahnya fakuktas kedokteran Bandung,sementara Aira telah diterima disalah satu Universitas Negeri di Jakarta.Meskipun demikian hubungan dua sahabat itu tetap terjalin akrab,dan saling berkomunikasi satu sama lainnya.

Aira dan Ihsan saling bertukar informasi

tentang kegiatannya masing masing.Ihsan selalu menunjukkan perhatiannya kepada Aira,seperti menanyakan kabar diri Aira,

apakah Aira sudah makan?tentang tugas kuliah,dan banyak hal hal yang berkaitan dengan kebiasaan pribadi Aira.Membuat gadis itu merasa hangat,dan merasa Ihsan itu seperti kakak kandungnya.Tidak terasa sudah satu jam mereka mengobrol melalui telepon selular,Aira berpamitan akan pergi melaksanakan sholat ashar berjamaah di Masjid Kampus.Akhirnya Aira pun menutup pembicaraan mereka yang disetujui Ihsan.

☆☆☆☆☆

avataravatar
Next chapter