20 Bertemu Calon Mertua

Ihsan membukakan pintu mobilnya untuk Aira,gadis itu masuk kedalam dan duduk dikursi penumpang sebelah kekasihnya. Sementara itu Hendra berpamitan dengan security yang sedang berjaga,sebelum dia menutup pintu mobil.Lalu Hendra memberi sebuah amplop dari Ihsan kepada security tersebut.

Kekasih Aira itu tidak mau berlama lama, dan segera balik arah untuk menghindari kemacetan dijalan sekitar kampus.Karena sebentar lagi bel akan segera berberbunyi, pertanda jam pelajaran sudah usai.Dan para mahasiswa dan mahasiswi akan segera

berhamburan keluar kelas masing masing.

Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi menembus jalan yang sebentar lagi akan dipadati oleh berbagai jenis kendaraan yang akan memasuki jalan tol.karena ini hari Sabtu banyak orang orang yang akan bepergian keluar kota.

Ihsan menarik nafas lega,setelah mobil yang dikendarainya hampir mencapai rest area.Pemuda itu menawarkan kepada Aira kekasihnya untuk makan siang di salah satu restauran terkenal yang ada disana. Namun gadis itu,menolaknya dengan halus, Aira belum terlalu lapar dan ingin makan dirumah saja.

Disamping itu Aira sudah rindu dengan masakan ibu,selama satu bulan ini dirinya tidak mendapatkan makanan khas yang dimasak oleh ibunya.Ibu kepala desa itu sudah menyiapkan masakan kesukaan putrinya sejak pagi,begitu dia mendapat kabar kalau Aira akan pulang hari ini.

Tepat pukul dua siang,mobil Ihsan sudah sampai dan berhenti didepan rumah Aira. Gadis itu mengucapkan terima kasih,dan meminta Ihsan untuk mampir sebentar. Pemuda tampan itu hanya tersenyum dan menyuruh Aira untuk beristirahat,karena nanti sore Ihsan akan menjemputnya.

Aira segera turun dari mobil mewah dan sangat nyaman itu dan melambaikan tangannya kepada Ihsan dan Hendra,

yang berpindah tempat duduk di kursi depan.Aira menatap mobil itu hingga

hilang dari penglihatannya.

Aira berjalan memasuki rumahnya yang sederhana dan terkesan bersih,lalu dia menemui pak kepala desa ayahnya yang sedang berbincang bincang dengan kedua orang tamunya.

Aira memberi salam kepada ayahnya,dan

dijawab langsung oleh bapak kepala desa dan kedua tamu lelaki tersebut.Gadis itu mencium tangan ayah dengan wajah riang dan menangkupkan kedua tangannya didepan dada dengan santun dihadapan tamu ayahnya.

Kemudian gadis itu berlalu meninggalkan ayah dan mencari ibunya, yang berada di ruang belakang. Mendengar suara putri tersayangnya, ibu segera beranjak dan menghampiri Aira.Wanita itu mencium dan memeluk putrinya dengan hangat.

Setelah puas melepas rindu dengan ibunya, Aira masuk kedalam kamar lalu melepas kerudung dan mengganti baju yang tadi dipakainya dengan daster berwarna pink.

Ibu masuk kedalam kamar Aira dengan membawa sepiring puding cokelat dan buah mangga kesukaan Aira.Lalu wanita yang masih terlihat cantik dan segar itu duduk disamping Aira yang sedang merebahkan dirinya diatas dipan kayu jati minimalis. "Ayo dimakan dulu puding dan buahnya nya"ibu berkata sambil menyuapi putrinya. Aira membuka mulutnya dan membiarkan tangan ibu memasuki puding itu kedalam mulut Aira yang mungil.

Sore harinya,Aira berdandan sangat cantik dengan memakai gaun warna navy yang dipadukan dengan kerudung warna silver. Gadis itu nampak anggun mempesona,bibir mungilnya dipoles dengan bedak tabur dan lipstick warna kulit,memberi kesan natural dan sederhana.

Tak berapa lama Ihsan datang menjemput gadis pujaannya,pemuda itu bertemu ibu yang sedang duduk di serambi rumahnya. Lalu Ihsan mencium tangan ibu dan segera berpamitan untuk membawa Aira keluar.

Wanita itu mengizinkannya,dan berpesan agar Ihsan tidak mengantarkan putrinya sampai larut malam.Ibu menatap Kedua muda muda itu hingga mereka memasuki mobil mewah dan meninggalkan rumahnya.

Dokter Arya sedang memandangi kolam air mancur yang berada di teras depan rumah. Ditemani sang istri,sembari memberi makan ikan koi peliharaannya.Ikan ikan itu berlari dan melompat kesana dan kemari berebut makanan dengan teman temannya.Dokter itu tersenyum melihat interaksi diantara ikan ikan itu.

Kegiatan seperti ini dilakukan oleh dokter Arya dan istrinya pada hari sabtu dan hari minggu,atau disaat hari libur Nasional jika mereka tidak pergi keluar kota.

Dokter Marliana mama Ihsan yang berasal dari Solo itu,senang sekali bercocok tanam. Bermacam macam aneka pepohonan buah dan tanaman hias ada ditaman itu,seperti mangga,klengkeng,jeruk,durian,apel dan jambu air.

Suami istri itu menghentikan kegiatannya, ketika mobil Ihsan memasuki pintu gerbang. Lalu keduanya mencuci tangan dan segera mengeringkannya dengan washlap yang telah disediakan oleh bik Asih, salah satu asisten rumah tangga.

Ihsan mengenalkan kekasihnya kepada mama dan papanya.Gadis itu mengangguk sopan kepada papa,lalu mencium tangan mama.Mama memeluk Aira dengan hangat, dan menatap wajahnya yang mungil dan imut.Aira merasa sungkan dan malu,wajah cantik itu memerah.

Dokter Arya dan istrinya mengajak mereka duduk diruang tamu yang luas dan mewah. Gaya desain interior dengan warna-warna monokromatik yang menampilkan nuansa ruangan yang unik.Sofa antik warna putih tulang,sangat kontras dengan lemari hias yang didominasi warna kuning keemasan, hiasan kaligrafi yang terpasang ditengah dinding membawa ketenangan jiwa bagi mereka yang berada dalam ruangan itu.

Kehadiran Aira dirumah dokter Arya yang megah itu memberi kesan mendalam dihati papa dan mama Ihsan.Penampilan Aira yang sederhana,tutur bahasanya yang sopan serta raut wajahnya yang manis dan cantik memancarkan sinar ketulusan.

Kini papa dan mama Ihsan memahaminya, jika anak bungsunya ingin segera menikah dengan gadis itu.Ihsan sangat mencintai Aira sejak lama,dan tidak ingin mengotori cinta suci seorang gadis yang tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenisnya. Bahkan putra bungsunya ingin hubungan itu dihalalkan secepat mungkin.

Papa dan mama sudah sefakat untuk tidak membicarakan prihal rencana pernikahan Ihsan dengan gadis itu.Sebelum putranya membicarakannya terlebih dahulu dengan sang pujaan hati.

Kedua orangtua yang sangat bijaksana itu memberi kesempatan kepada keduanya untuk berbicara empat mata.Dokter Arya dan istri meninggalkan muda mudi itu dan segera masuk kedalam kamar utama.

Ihsan menggeser tubuhnya,lalu mendekati Aira yang merasa risih ditinggalkan kedua orang tua Ihsan.Wajah Aira memerah,tapi gadis itu berusaha tenang.

"Sayang,aku ingin menghalakan hubungan kita,dan ingin segera menikah denganmu."Ihsan berkata dengan jujur. Aira terkejut dengan ucapan kekasihnya yang tiba tiba.Namun gadis itu melihat keseriusan diwajah tampan kekasihnya.

Aira merasakan ada sesuatu yang berbeda pada dirinya, seperti aliran darah yang sedang menghangatkan seluruh tubuhnya. Rasa bahagia membahana dalam hatinya, mendengar kata "menikah" yang amat sakral keluar dari mulut kekasih tercinta. Aira tak dapat berkata kata,gadis itu tak mampu menguraikan perasaannya.

"Tolong katakan padaku....sayang"jangan

diam membisu,Ihsan mengharap jawaban kepastian.Aira mengangkat wajahnya,lalu gadis manis itu mengangguk setuju.

"Insya Allah,aku mau menikah denganmu"

"Alhamdulillah....",ucap Ihsan kegirangan.

Kemudian Aira memohon kepada Ihsan agar bisa menjaga hubungan ini tetap utuh.

Aira tidak ingin melakukan skinship,meski hanya sekedar berpelukan. Aira akan mempersembahkan diri seutuhnya hanya untuk kekasih halalnya yaitu suaminya.

☆☆☆☆☆

Kamila Qha

avataravatar
Next chapter