1 Tak saling kenal

"Aku lupa ga bawa dasi, mati aku... masa pertama sekolah ga bawa dasi".. Ini hari Senin, hari dimana siswa SD sampai SMA upacara bendera. Aku tak mungkin balik ke rumah, waktunya tak sempat. Hmm, akhir-akhir ini aku sering sekali ceroboh dan sering lupa. Oke aku putuskan untuk tetap masuk dan tak pakai dasi. Yah paling di hukum, di suru maju dipojokan dan diliatin temen-temen. Yah, mau gimana lagi lah. Aku mencoba pasrah, tapi malu yang tak bisa ditahan akibat ceroboh. Namun, disaat kecerobohan ini mendatangkan malu. Dia juga mendatangkan keceriaan bagiku, aku bertemu dengan sahabat yang sifatnya kurang lebih sama denganku. Kita 2 orang manusia yang sama-sama ceroboh, suka becanda dan beberapa hobi yang mirip.

Setelah beberapa tahun sekolah dari SD sampe SMP, aku tak punya teman. Aku tau aku berbeda dari pada yang lain. Selain agama, ada perbedaan lainnya yaitu sukuku. Ntah apa yang orang-orang disekitarku pikirkan tentang ku yang beda ini sehingga mereka menjauhiku. Mereka menganggapku pengganggu, padahal aku tak pernah sekali pun mengganggu mereka. Malah mereka yang menggangguku, mengejekku, menertawakan aku dan hal lainnya yang bisa disebut bully. Setelah ku pikir-pikir, di jaman dimana teknologi dan perkembangan jaman ada namun manusia-manusia pembully masih saja tetap ada. Oke lupakan haha.. kini aku bertemu teman yang mirip, namun bukan wajah atau suku atau agama atau keluarga. Kita mirip yah sama-sama ceroboh itu yang paling kita mirip wkwk..

Di upacara hari Senin ini, aku dihukum karena tak bawa dasi sedangkan dia tak bawa topi. Walau beda barang yang wajib dibawa namun jenis kesalahannya sama. Karena hari ini cukup sedikit yang di hukum dengan berbagai kesalahan, yah mukaku cukup terpampang di muka umum wkwk.. Tapi aku cukup tenang ada orang lain yang juga dihukum wkwk.. Prinsipku asal ada orang lain yang dihukum aku tenang wkwk, seperti mencari kawan dalam kesusahan. Oke upacara selesai, di hari pertama ini aku agak sedikit takut karena aku tak tahu bagaimana guru akan datang lalu mengomeliku.

Ternyata benar dugaanku, aku diomeli hampir 15 menit dan aku capek bukan karena dengar omelannya tapi karena berdiri. Akhirnya aku disuru kembali ke kelas. Tanpa aku ketahui, dia yang tadi terkena hukum denganku ternyata satu kelas denganku. Kita berjalan ke arah yang sama, sambil berjalan dia, mengajakku berkenalan.

Dika : " Hi.. kenalin aku Dika, kamu?"

Shellin : "Hi.. aku shellin"

Tak terasa kita sudah sampai di kelas, aku dan Dika masuk ke kelas bersama teman-teman sekelas. Seperti biasa, aku duduk di tengah-tengah agak ke belakang. Tempat duduk itu paling strategis ntah untuk tidur atau sambil mengerjakan tugas yang belum kelar. Dika juga duduk tepat di belakangku, haha ku pikir dia juga berpikir sama denganku. Guru belum juga datang, sudah 15 menit. Sambil menunggu Dika mengajakku bicara.

Dika :" Shel, tadi kamu cewe sendiri lo waktu di hukum (sambil tertawa)"

Shellin :" Iya gpp, kan ada temennya. Klo aku ada temennya aman lah wkwk, diomelin ya tinggal di dengerin kan." (sambil tertawa)

Dika :"Iya si bener juga, asal ga sendirian aja wkwk.. Kamu tadi tu kayak santuy banget gitu wkwk."

Shellin :"Hahaha, yah ngapain tegang. Tapi sebenernya tadi sempet takut juga si wkwk"

Aku dan Dika mengobrol sambil tertawa, baru kali ini ada yang mau mengajakku mengobrol. Kami sama-sama belum punya teman yang dekat, aku malah sama sekali yang mau dekat apalagi mengobrol seperti Dika. Setelah kita mengobrol cukup lama, ini karena guru tak kunjung masuk. Aku jadi tahu dia orang dari luar kota dan baru pertama disini. Jadi Dika belum punya teman dekat, tapi cowok-cowok di kelas sudah mengajaknya untuk mengobrol dan lain-lain. Hingga waktu istirahat pun tiba, aku biasa membawa bekal. Jadi aku tak biasa makan di kantin yang penuh, jadi ku pikir aku akan lebih sayang masakan mamaku wkwk. Dika pun sama, dia juga membawa bekal ke sekolah. Ini sebuah kesamaan yang tak di sengaja. Dari sini, kami mulai agak dijauhi oleh anak-anak di kelas. Yah seperti biasa si pelopor bully ternyata sekelas denganku. Tapi aku tak mau ambil pusing dengan hal tak berguna. Aku akhirnya mengajak makan bareng Dika, ternyata walau dia cowok. Tapi makannya tak sebanyak aku, dia membawa nasi cukup sedikit. Aku tak habis pikir wkwk, ntah aku yang kayak orang ke cacingan atau dia yang suka diet. Makanku lebih banyak dibanding dia.

Dari kejadian hari ini, kami menjadi teman baik. SMA ini memberiku beberapa pengalaman yang cukup lumayan menarik. Aku berpikir, apa kita bisa bersahabat? Atau mungkin tidak?

avataravatar
Next chapter