webnovel

1. masa lalu

Ady menarik nafas lega karena Amalia telah di ditangani oleh para perawat dan dokter yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidangnya.

"kau harusnya lebih berhati-hati lagi dengan kandunganmu" tegur sahabatnya itu yang sekaligus juga dokter kandungannya, Amalia hanya tersenyum kecil sambil mengganguk

" bukankah dia itu ?" Karin menunjuk pada Ady yang berada diluar, mendengar maksud dari pertanyaan Karin Amalia hanya mengganguk

melihat Amalia yang membenarkan maksud dari perkataannya ia menghembuskan nafas tak percaya " kau berhutang penjelasan pada ku, istirahatlah "

merasa ada seseorang disampingnya Ady menggangkat kepala dan melihat sosok dokter yang tengah berdiri dan memperhatikannya

" kau tidak ingat aku? " melihat Ady yang tak segera menjawab pertanyaannya membuat Karin agak kesal

" maaf " hanya itu yang bisa ady katakan pada Karin

" ya sudahlah lupakan itu, terima kasih karena kau segera membawa Amalia kesini, ini kehamilan yang sulit untuknya, selain dari kondisi fisiknya lemah kondisi jiwanya juga kurang baik mungkin karena ketidak hadiran Adam disisinya "

" kurasa kau harus menghubungi orang tuanya, lalu pikirkan cara untuk memberi tahu Adam.

kami akan menggambil tindakan untuk kelahiran anaknya " Karin pergi meninggalkan Ady yang masih duduk terdiam

Ady berjalan pelan menghampiri ranjang dimana Amalia berbaring dengan selang infus ditangannya..

ini seperti kejadian waktu itu dulu, dulu sekali saat mereka masih dimasa-masa sekolah, Ady melihat sekelompok gadis-gadis yang tengah duduk ditaman sekolah sambil tertawa-tawa riang

Ady melihat salah satu dari mereka sangat menawan dan terlihat anggun untuk ukuran seorang yang masih remaja

sigadis pun melihat kearahnya sangat tampan pikirnya, penampilan pemuda itu terlihat berjiwa bebas dan sifat yang santai, ada gambaran nakal dan berbahaya itu terlihat dari sorot matanya

jangan terlibat hubungan apapun dengan pemuda itu aura berbahaya terpancar darinya. walau Amalia remaja berusaha untuk tidak memikirkan pemuda itu tapi pikiran dan hatinya tidak mau bekerja sama dengan pikiran logikanya

" aku akan menghubungi orang tuamu " ucapan Ady menyadarkan Amalia dari kenangan dimasa lalunya tentang Ady

Amalia hanya mengganguk kecil mengiyakan " maaf " ucapan itu tanpa sadar ia katakan saat Ady berbalik untuk pergi

" dan terima kasih " mendengar itu Ady membalikkan badan dan menatap Amalia, Amalia sedikit ragu dan merasa bersalah atas apa sikap kasarnya beberapa hari ini sehingga ia memalingkan muka dan menatap jendela disampingnya

" hm " Ady lalu pergi meninggalkan Amalia

beberapa hari ini Ady sengaja tidak menjenguk Amalia karena ia tahu Amalia baik-baik saja apa lagi sudah ada orang tuanya dan juga orang tua Adam yang menjaganya

Ady tak berani bertanya pada keluarga Amalia tentang kondisinya, ia hanya bertanya tentang kondisi Amalia dari Karin

disebuah perusahaan dimana Ady Bekerja untuk mengalihkan pikirannya dari Amalia, Ady sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaannya, kadang ia yang pulang paling akhir dari jam kerjanya

" kak apa kau tak akan pulang, ini kan sudah lewat dari jam kerja? " tanya seorang gadis padanya

mendengar perkataan pegawai magang Ady lalu melihat jam tangannya

" kau pulanglah duluan, aku sebentar lagi selesai " Ady tersenyum menyuruh untuk pulang

setelah mengucapkan selamat tinggal pada Ady gadis itu segera pergi meninggalkan Ady yang masih berkutat dengan pekerjaannya

sebelum meninggalkan ruangan gadis itu melihat Ady sekali lagi.

" apakah ayah memberi uang extra untuk pegawai ayah yang lembur ?"

" tidak " jawaban singkat ayahnya membuat gadis itu ternganga tak percaya

" tapi itu adalah seorang pegawai yang sangat..." gadis itu tidak bisa meneruskan perkataannya karena masih tak percaya dengan jawaban singkat ayahnya

" kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang hal itu, ayah akan memberikan uang lembur kalau memang itu atas perintah ayah atau karena pekerjaan itu sangat penting dan harus segera diselesaikan

atau kemungkinan yang lainnya dia tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya hari itu juga, karena cara kerjanya yang lambat " jelas sang ayah

" tapikan setidaknya ia berusaha dan bertanggung jawab atas pekerjaannya, lagi pun dia bukan tipe orang yang lambat dalam kerjanya kok "

mendengar ucapan anaknya itu siayah dan ibu saling menatap tak percaya atas ucapan putrinya

" jadi laki-laki mana dikantor yang sudah membuatmu sangat membelanya dihadapan ayahmu ini sekaligus CEO ditempatnya bekerja "

mendengar ucapan ayahnya itu sigadis cepat-cepat meninggalkan ayah dan ibunya yang menatap minta penjelasan atas ucapannya itu

sigadis masih sempat mendengar ucapan ayahnya yang keras supaya bisa didengar olehnya

" apakah sebentar lagi kita akan punya menantu " sigadis menghela nafas lega karena berhasil pergi meninggalkan ayah ibunya sebelum mereka menanyakan banyak hal tentang orang yang dibelanya