4 SOL 04

"Kita bisa mulai makan sekarang kan?" Ucap Alana lalu duduk tepat disebelah Arkan.

Arkan malah menarik tangan Alana hingga membuat Alana terjatuh tepat dipangkuannya.

"Apa yang sedang kamu lakukan!" Tegas Alana.

"Aku mau makan..."Jawab Arkan cuek.

"Lalu kenapa kamu seperti ini?" Tanya Alana lagi.

"Karena aku mau makan kamu..." Bisik Arkan tepat ditelingan Alana.

"Arkan please...aku mau makan sekarang! Apa kamu masih belum puas juga tadi?" Ujar Alana.

"Tubuh kamu selalu membuat aku ketagihan sayang..." Bisik Arkan lagi.

Dengan sengaja Alana malah menyuapi makanan kedalam mulut Arkan untuk membuat Arkan terdiam.

"Nah begitu dong...aku makan dulu ya."

Arkan menatap Alana dengan sangat kesal, lalu Alana makan sangat banyak dan sesekali tangan menyuapi Arkan. Arkan hanya menerima suapan dari Sang kekasih dengan wajah cemberut. Alana bahkan dengan sengaja tidak memperdulikan wajah cemberut kekasihnya itu.

"Kamu beli dimana makannya sayang?" Tanya Alana setelah menghabiskan semuanya.

"Aku yang masak!" Jawab Arkan.

"Serius? Ini semua kamu yang masak? Wah...wah! Kamu memang Suami idaman banget ya!" Puji Alana sambil melingkarkan kedua tangannya ditengkuk Arkan.

"Emang! Tuh kamu tau..."

"Kamu lagi kesal sama aku ya?"

"Tuh kamu sadar!"

"Emangnya apa yang aku lakukan?" Tanya Alana dengan mengerutkan dahinya.

"Masa kamu gak nyadar sih? Kamu itu cuekin aku demi makanan sayang!" Ujar Arkan.

"Sorry sayang...habisnya makanannya enak - enak banget! Lain kali masakin aku lagi ya?" Pinta Alana sambil membelai wajah Arkan.

"Tergantung..."

"Tergantung apa?" Tanya Alana.

"Tergantung pelayanan kamu..." Jawab Arkan sambil tersenyum nakal.

"Arkan...!" Seketika wajah Alana bersemu merah.

CUP

Secara spontan Arkan langsung mencium bibir Alana dengan sekilas.

"Aku suka ekspresi kamu...kamu, tubuh kamu, hati kamu, aku menyukai segalanya tentang kamu baby." Ujar Arkan dengan jujur sambil menatap tubuh Alana yang hanya mengenakan kemeja Arkan yang sedikit kebesaran ditubuh rampingnya Alana.

Arkan memeluk tubuh Alana, "Kamu terlalu hot baby!" Ucapnya.

"I know..."

Kemudian Arkan memeras kedua gunung kembar milik Alana hingga membuat Alana kembali mendesah.

"Aku suka ketika medengar kamu mendesah seperti itu." Ucap Arkan sambil terus memainkan tangannya dengan nakal di puting milik Alana.

"Stop baby..."

"Tubuh kamu juga meniginginkannya sayang...lihat kamu sudah basah kembali." Ujar Arkan yang bisa merasakan cairan Alana kembali keluar.

"Itu karena kamu terus membuatku mendesah dan kamu terus menggodaku sayang." Balas Alana sambil mendesah.

"Aku mau lagi sayang!" Bisik Arkan.

"Omg, apa yang tadi kita lakukan itu masih belum cukup sayang?"

"Masih belum...please baby.." Arkan terus saja memohon kepada Alana.

Sebenarnya Alana sudah sangat lelah, akan tetapi tubuhnya juga tidak bisa berbohong kalau dirinya juga menginginkan hal itu lagi. Setelah berpikir sebentar akhirnya Alana menyetujui keinginan dari Arkan.

Alana mengangguk mantap sambil melingkarkan kedua tangannya ditengkuk Arkan. Arkan langsung tersenyum menyeringai menatap sang kekasih.

Arkan mengendong Alana sambil terus mencium bibirnya dengan sangat rakus, Arkan berjalan menuju kamar kembali tanpa ingin melepaskan ciuman mereka berdua. Bibir keduanya terus saja menyatu, sesekali Alana meremas rambut Arkan dan Arkan selalu saja menyukai perlakuan Alana.

Sesampainya dikamar Arkan berjalan terus menuju kamar mandi, Alana sempat bigung kenapa Arkan membawanya kedalam kamar mandi akan tetapi dirinya enggan untuk bertanya. Secara perlahan Arkan mulai menjatuhkan tubuh Alana tepat dibawah shower lalu kemudian menyalahkan showernya tepat dibawah keduanya.

"Ini sudah malam Ar...kenapa kamu mengajakku mandi?" Tanya Alana.

"Aku ingin kita melakukannya dikamar mandi sayang." Jawab Arkan dengan jujur.

Kemudian Arkan secara perlahan mulai memandikan Alana dengan cara memberikan sabun kepada setiap inci tubuh Alana. Arkan dapat merasakan Alana kembali mendesah dan dia semakin membuat Alana untuk terus mendesah.

Setelah puas membuat Alana mengeluarkan suara desahan seksinya itu, Arkan memberikan sabunnya kepada Alana. Arkan menginginkan kalau Alana membalas dirinya. Dan Alana yang sangat mengerti dengan keinginan dari kekasihnya itu lalu melakukan hal sama.

Alana benar - benar mampu membuatnya ketagihan, sentuhan demi sentuhan Alana terus saja membuat tubuh Arkan menginginkan lebih dan lebih dari itu. "Kamu sangat lihai baby." Puji Arkan.

"I know..."

Setelah merasa puas bermain, Arkan dan Alana membersihkan dirinya mereka dengan menggunakan shower yang terus saja hidup sedari tadi. Kini Alana dan Arkan sudah mengenakan handuk piyama mereka masing - masing.

Arkan kembali untuk mengendong tubuh Alana kembali, Arkan terus saja mencium bibir Alana sampai mereka berdua keluar dari kamar mandi. Dengan perlahan Arkan mulai menurunkan tubuh Alana tepat diatas tempat tidur.

Alana yang nakal langsung saja menarik Arkan kembali dan kembali untuk mencium bibir Arkan dengan sangat rakusnya, sesekali Alana melepaskannya hanya untuk mengambil nafas lalu kembali untuk melanjutkannya kembali.

Kemudian Arkan memegangi kedua tangan Alana dan meletakkannya diatas Arkan terus menahan kedua tangan Alana. Lalu Arkan membalas perlakuan dari kekasihnya itu, Arkan mencium leher Alana sambil memainkan lidahnya dan memberikan salivanya disana.

Alana terus saja mendesah kenikmatan dengan perbuatan kekasihnya itu. "Ehmm..aaaa..." ucap Alana terus menerus.

"Apa kamu menyukainya sayang?" Tanya Arkan lalu kembali melanjutkan aksinya, dengan kasar Arkan langsung saja membuka handuk yang sedari tadi menutupi tubuh Alana lalu membuang handuk itu kesembarang arah saja.

Arkan kini sudah bermain dikedua gunung kembar milik Alana lagi yang selalu membuat dirinya ketagihan.

Alana terus saja mendesah hebat, Arkan terus saja mengemut dan menjilat bahkan sesekali mengingit gemas puting milik Alana sampai - sampai membuat tubuh Alana bergelajat hebat. "Aaaa....Ehmmmm..." Teriak Alana.

Arkan tidak memberikan ampun kepada Alana, kali ini Arkan yang ingin membuat Alana ketagihan dengan permainannya. Arkan terus saja menciumi setiap inci tubuh milik Alana, tangan Arkan terus saja bermain dibawah sana. Tubuh Alana kini benar - benar bergelajat dengan sangat hebatnya.

"Kamu sangat menyukainya sayang?" Tanya Arkan.

"Ehmmm.aaaaa....." Alana hanya terus mendesah kenikmatan dengan perlakuan Arkas.

Alana mengangguk sekilas lalu kembali mendesah lagi. Arkan sudah bersiap untuk memasuki Alana, kali ini Arkan menggerakkan dirinya dengan sangat cepat sehingga desahan demi desahan terus saja keluar dari mulut Alana. Bahkan sesekali Alana terus saja menggigit bibir bawahnya.

"Kamu begitu nikmat baby!" Puji Arkan terus menerus.

Keringan keduanya terus saja mengalir dengan derasnya, Arkan terus saja memompa Alana sampai Alana benar - benar merasa sangat lelah. Keduanya benar - benar menghabiskan waktu berjam - jam itu itu.

Setelah selesai, Arkan mengecup bibir Alana sekilas lalu bilang, "I love you Baby!" Kemudian Arkan berbaring tepat disebelahnya Alana.

Keduanya masih mengatur nafas masing - masing.

"Aku benar - benar sangat lelah...apa yang kamu minum sayang? Kenapa kamu begitu kuat?" Puji Alana.

Arkan tersenyum sambil meremas puting Alana.

"Maafkan aku sayang...aku begitu merindukanmu sampai - sampai membuatku sangat frustasi." Ujar Arkan dengan jujur.

"Tidak apa, aku sangat menyukainya." Ujar Alana dengan jujur sambil memeluk tubh polos kekasihnya itu.

Arkan menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua. "Kamu istirahat ya sayang..." Pinta Arkan.

"Iya sayang..." Ucap Alana lalu memejamkan matanya.

Arkan mengecup kening Alana dengan sangat lama lalu memejamkan matanya juga.

avataravatar
Next chapter