13 Bab 13

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Keesokan harinya saat Xu Xu berangkat kerja, dia merasa seperti telah tersambar petir.

Ini karena ada buket besar bunga mawar merah dan putih menyambutnya saat dia kembali ke meja setelah pergi sejenak ke kamar kecil. Bunga itu dibungkus kertas krep kuning muda, yang membuat paket itu terlihat indah dan mencolok.

Dia atasnya ada kartu kecil dengan tulisan tangan yang melengkung indah tercoret di atasnya, "Kamu benar, selera seseorang tidak bisa dikendalikan. Semoga harimu menyenangkan, Xu Xu."

Xu Xu terdiam sesaat, lalu dia membawa buket besar itu dengan sedikit usaha dan mencari tempat untuk membuangnya. Yao Meng, yang duduk berseberangan dengannya, menjulurkan kepalanya sambil menopangkan dagu di tangannya. "Katakan sejujurnya, apa kamu punya pacar sekarang?"

Begitu dia menanyakan ini, semua orang di kantor juga melihat Xu Xu sambil tersenyum.

Xu Xu dengan cepat membalas, "Tidak."

Namun, mereka tidak dapat memercayainya dengan bukti yang begitu nyata duduk di kedua tangannya. Sehingga, mereka menggodanya tanpa henti, sambil mencoba meyakinkannya untuk membocorkan identitas calon menantu di Unit Kriminal Kepolisian. Setelah beberapa saat, Xu Xu terpaksa untuk mengatakan sejujurnya. "Aku pergi kencan buta minggu lalu, kencan itu tidak berhasil, tapi pihak lain sepertinya sedikit keras kepala."

Semua orang terkejut. Karena Xu Xu memberi kesan bahwa dia sangat tertutup dan berbudi, tapi ternyata bahkan dia pun memikirkan untuk mencari seseorang kekasih.

di kantor kepolisian, dimana jumlah pria jauh melebihi jumlah wanita, perhatian yang diberikan kepada Xu Xu yang lajang dan berpenampilan cukup menarik tentu saja tinggi. Di sore hari, berita sudah tersebar di seluruh kantor kepolisian bahwa seorang pewaris dari keluarga kaya sedang tergila-gila mengejar Xu Xu. Saat rapat pagi selesai, bahkan Kepala Kepolisian bertanya kepada Ji Bai, "Aku dengar Xu Xu dari unitmu akan menikahi seorang pewaris dari keluarga kaya? Sebaiknya kamu periksa persoalan ini, kita adalah orang tua wali tidak resmi bagi gadis itu."

Ji Bai mengangguk dengan senyuman samar. "Aku mengerti."

Xu Xu sedang sibuk sepanjang pagi itu, karena itu dia tidak repot-repot untuk makan siang. Dia hanya mengambil ponselnya dan mencari sudut yang gelap dan sepi untuk menelepon Ye Zixiao. Setelah lima panggilan, dia cukup kesal karena pria itu tidak mengangkat teleponnya. Lalu dia berlari ke resepsionis di kantor kepolisian dan memberitahu paman yang berjaga di sana untuk menolak kiriman bunga apapun yang ditujukan kepadanya mulai besok.

Namun, paman itu sudah terlebih dahulu diberikan beberapa keuntungan, dan karena itu bukan untuk perbuatan jahat, dia berpura-pura bodoh. "Ah? Aku tidak tahu. Aku tidak punya hak untuk menolaknya ...."

Pada saat itu, Ye Zixiao sedang melihat semua panggilan tidak terjawab di ponsel nya dan membayangkan Xu Xu yang sedang marah dan frustasi. Dia tahu bahwa wanita itu akan marah dan dia juga tahu bahwa perbuatannya ini mungkin membuatnya tidak suka kepadanya. Meski begitu, dia masih merasa tidak puas akan kejadian malam itu, jadi dia sengaja mengirimkannya bunga dengan gaya kalangan atas untuk memprovokasinya. Dia tidak peduli akan perasaan Xu Xu, tujuannya pada saat ini adalah untuk membuat wanita itu jengkel.

Meskipun Xu Xu tidak bergabung dengan mereka untuk makan siang, topik pembicaraan Unit Kriminal Kepolisian masih berada di sekitar Xu Xu. Seseorang berkata, "Aku tidak percaya, gadis muda itu ternyata cukup memesona," yang membuat seseorang lain membalas, "Kita banyak sekali memiliki pria lajang di unit kepolisian yang berusia tua dan muda, jadi kita pun harus melakukan yang terbaik untuk mendapatkan hal baik untuk diri kita sendiri, benar kan, Kapten Ji?"

Ji Bai menyulut tokok dan bersandar di kursinya. Begitu mendengar hal itu, dia tertawa. "Mereka tidak akan bersama."

"Otak Xu Xu tidak bekerja seperti orang pada umumnya. Aku yakin bahwa orang normal tidak akan bisa terhubung dengannya."

Ji Bai selalu meramalkan sesuatu dengan akurat dan berhak diberi nama "Raja Ramalan" di kantor kepolisian. Setelah mendengar perkataanya, semua orang mendesaknya untuk menjelaskan, tetapi Ji Bai tidak menjawab dan segera pergi untuk membayar tagihan makan.

Setelah jam kerja, Ye Zixi menelepon dan mengundang Xu Xu untuk makan bersama di hari Sabtu.

Setelah kasus pisau silet itu, Ye Zixi tetap berhubungan dengannya dan menelepon dari waktu ke waktu; mereka bahkan minum teh bersama sebelumnya. Sejujurnya, Xu Xu cukup menyukai Ye Zixi. Dia murah hati, bijaksana, baik hati dan memiliki pendiriannya sendiri, yang membuatnya nyaman berada di sekitar wanita itu.

Xu Xu menyetujuinya, tapi sebelum Zixi hendak menutup teleponnya, Xu Xu tiba-tiba mengingat sesuatu dan bertanya, "Ye Zixiao tidak akan ada disana, kan?"

Zixi tidak kuasa tertawa, "Apa yang dia perbuat kepadamu sampai kamu menghindarinya seolah dia adalah seekor ular?"

Xu Xu menghela napas. "Dia menyamar sebagai teknisi IT untuk bisa kencan buta denganku dan menyusahkanku sejak saat itu."

Zixi tertawa terbahak-bahak tapi pada akhirnya membalas, "Baiklah, jangan khawatir, ini kencan khusus perempuan. Aku tidak akan membiarkannya ikut serta."

Setelah mereka menutup telepon, Zixi langsung menghubungi Ye Zixiao, "Kamu tidak pandai dalam hal ini, kamu menemukan rintangan terbesar mu pada diri Xu Xu, benar kan?"

Ye Zixiao mendengus dengan tidak acuh. "Masih terlalu awal untuk mengatakan hal itu. Aku baru mengejarnya selama beberapa hari."

Zixi tertawa, "Kamu bahkan sampai merendah untuk menyamar sebagai teknisi IT. Tipuan apa lagi yang kamu punya?"

Ye Zixiao ikut tertawa. "Aku sudah bertanya tentangnya dan aku tahu dia lari setiap hari di lapangan olahraga kantor kepolisian. Aku akan datang mengunjunginya di akhir pekan juga."

"Wow, apa kamu berencana untuk memamerkan ototmu?"

"Tentu saja, Untuk apa lagi aku melatih otot-otot ini setiap hari? Aku akan segera menunjukkan kepadanya sisi lain dari diriku."

Zixi terkekeh lalu perlahan mengendalikan diri dan berkata, "Sebenarnya, semakin aku mengenal Xu Xu, dia menjadi semakin menarik. Mungkin kalian berdua cukup serasi karena kalian melengkapi satu sama lain dengan baik."

Ye Zixiao menghela napas. "Kak, apa maksudnya memberitahukan itu kepadaku? Kamu harusnya mengatakannya itu kepadanya. Tentu saja, aku tahu bahwa aku pria yang cocok untuknya."

Saat minggu itu berlanjut, Xu Xu lelah karena terus menerima bunga, tapi Ye Zixiao tidak pernah muncul dan tidak pernah mengangkat telepon darinya. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengabaikannya sepenuhnya.

Di akhir pekan itu, cuaca sedang sangat baik karena sudah memasuki musim semi. Ini membuat langit cerah lebih cepat daripada sebelumnya. Saat Xu Xu tiba di lapangan berlatih, langit sudah bersinar terang dengan sedikit warna biru.

Saat dia berlari ke dalam, dia melihat Ji Bai duduk di mesin latihan sambil minum dari botol. Yao Meng mengenakan pakaian olahraga biru muda, rambut panjangnya digerai, dan sedang berdiri dihadapan Ji Bai. Dia ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan karena Ji Bai terlihat kabur dan tampak tersenyum dari sudut bibirnya.

Xu Xu berlari ke arah mereka. "Pagi."

Yao Meng tersenyum manis. "Pagi."

Ji Bai melihat jam tangannya. "Mencoba untuk mulai lebih awal hari ini? Kamu terlambat tiga menit."

Xu Xu terdiam. Dia lupa membawa dompetnya pagi tadi, jadi dia kembali untuk mengambilnya.

Karena keterlambatannya, dia terpaksa harus lari satu putaran lagi.

Dengan cepat, Xu Xu membalikkan badan dan mulai berlari di jalur berlari.

Bahkan dengan Yao Meng yang selalu bersemangat di sampingnya, mereka berlari dalam diam. Yao Meng mendapat hasil tes fisik yang luar biasa di akademi kepolisian jadi mereka menyusuri jalur berlari dengan urutan yang berbeda dengan Ji Bai memimpin jauh di depan, lalu Yao Meng, dan terakhir Xu Xu.

Xu Xu memperhatikan bahwa saat Yao Meng berlari, dia suka bersaing dengan Ji Bai. Karena Ji Bai telah melewati mereka dua kali, dia selalu mendahului mereka. Setiap kali ini terjadi, Yao Meng akan mempercepat larinya, seolah dia mau berlari bersebelahan dengan Ji Bai. Akan tetapi, setelah mempertahankan kecepatan sebentar, dia pada akhirnya memelankan laju larinya. Lalu dia akan berbalik untuk tersenyum kepada Xu Xu dengan wajah kemerahan yang tampak kecewa namun gembira.

Saat ini terjadi, Ji Bai hanya tersenyum kecil saat dia melaju ke depan.

Meskipun Xu Xu pada dasarnya tidak peka terhadap hal seperti ini, dia tidak kuasa merasa kesepian saat dia melihat mereka berdua dari belakang.

Ini karena Yao Meng terlihat begitu penuh kehidupan sementara Ji Bai juga sangat bersemangat.

Di sisi lain, dia seperti seekor siput, yang perlahan merayap dan merayap ...

Saat Ji Bai melewatinya sekali lagi, dia secara tidak sadar meniru Yao Meng dan mencoba untuk mempercepat lajunya. Akan tetapi, begitu dia meningkatkan kecepatan, Ji Bai berbalik untuk melihatnya dengan tatapan menghina. "Kamu masih punya tenaga?"

Xu Xu segera terdiam dan memperlambat laju larinya.

Setelah mereka berlari, Yao Meng mengusulkan untuk sarapan di kedai masakan Cantonese di Jalan Lin. "Kapten, kamu suka dim sum, bukan? Hmm, bagaimana kalau pangsit udang, bubur kacang merah dan, kue lobak? Aku dengar masakannya boleh juga. Biarkan aku mentraktirmu hari ini dan mengundangmu."

Ji Bai mengangguk. "Ya makanannya cukup enak, aku sering pergi kesana."

Xu Xu tetap terdiam sambil berpikir di dalam hati, 'Aku juga suka makanan itu.'

Sesuai harapan, restoran itu boleh juga. Tempatnya bersih dan nyaman, dan ada aroma samar makanan di udara. Karena hari masih pagi, kedai itu masih belum ramai saat mereka duduk di sebuah meja.

Saat makanan mereka disajikan, mereka bertiga berbicara santai. Sebagian besar pembicaraan itu dilakukan oleh Yao Meng dan Ji Bai sedangkan Xu Xu tetap diam.

Saat Ji Bai berbicara dengan Yao Meng, dia memasang wajah biasa dan santai, kedua matanya bersinar untuk menunjukkan rasa senangnya. Dia juga tidak terdengar keras, sampai dia mengatakan beberapa lelucon yang membuat Yao Meng tersenyum senang sambil menutupi mulutnya.

Di saat-saat aneh dimana dia berbicara kepada Xu Xu, nada bicaranya dingin, yang membuat percakapan itu lebih terdengar seperti Ji Bai sedang memberinya perintah.

"Apa yang sedang kamu lamunkan?"

"Berikan aku menunya."

Xu Xu menyadari hal ini dan merasa kecil hati, tapi dia sudah terbiasa akan hal itu sekarang.

Dia sedikit mengetahui bahwa Ji Bai bersikap keras dan tegas kepadanya sejak pertama kali mereka bertemu guna untuk mengurangi keangkuhan Xu Xu. Setelah itu, ketika dia sudah terbiasa dengan Xu Xu, rasanya cukup menyenangkan untuk melihat wajahnya yang datar dan naif.

Setelah makan beberapa saat, Yao Meng berdiri dan berkata, "Aku akan pergi ke sebelah untuk membeli bubble tea1 - punya mereka terkenal enak."

Sekarang hanya ada mereka berdua di meja. Ji Bai sekali lagi membaca koran yang disediakan di kedai dan mereka tidak berbicara meskipun mereka duduk berhadapan dengan satu sama lain. Xu Xu tidak memiliki hal lain untuk dilakukan jadi dia mengambil koran juga untuk dibaca.

Beberapa saat kemudian, Xu Xu merasa ada sesuatu yang tidak beres dan menengadah. Dia melihat Ji Bai meletakkan korannya dan sedang melihat ke belakangnya dengan mata menyipit.

Saat Xu Xu berbalik, dia melihat Ye Zixiao yang berdiri disana dengan setelan baju olahraga putih, kedua tangannya dimasukkan ke saku celana dan wajahnya terlihat benar-benar mengerikan.

Pagi itu, Ye Zixiao sengaja bangun pagi dan datang ke lapangan olahraga sebelum jam delapan. Tapi, dia tidak menemukan Xu Xu di antara sekumpulan pasukan orang yang sedang melakukan olahraga pagi secara bersamaan. Dia melewatkan tujuannya datang dan merasa sedikit bosan, jadi dia memutuskan untuk berkeliling di sekitar daerah itu. Pada saat itulah dia tidak sengaja bertemu Xu Xu yang sedang sarapan dengan seorang pria.

Saat dia mendekat, dia melihat bahwa mereka memakan sarapan yang sama dan bahkan membaca koran yang sama. Setiap kali pria itu selesai makan, Xu Xu bahkan mengambil inisiatif untuk menambahkan makanannya, tapi pria itu tidak menatapnya dan terus lanjut makan.

Pada saat itu, ketika Xu Xu berbalik untuk melihatnya, dia segera memberengut. Ketidakbahagiaan di kedua matanya tampak jelas.

Ye Zixiao tersenyum lalu menghampiri mereka dan duduk. Dia tidak melihat Ji Bai dan hanya menatap Xu Xu dengan senyuman di wajahnya. "Jika kamu memiliki seorang kekasih, seharusnya kamu beritahu aku secara langsung. Meskipun aku kadang mengganggumu, aku tidak akan kelewatan dan menjadi pihak ketiga."

Xu Xu terkejut. "Kekasih?"

Ye Zixiao melihat Ji Bai, yang kembali menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak. Di mata Ye Zixiao, Ji Bai jelas terlihat angkuh dan juga tampak sedikit terprovokasi.

Jika Xu Xu duduk dengan pria pendek dan jelek pada saat itu, maka Ye Zixiao mungkin tidak akan semarah ini dan dia mungkin tidak akan berpikir bahwa mereka adalah pasangan.

Dia selalu yakin bahwa di antara penggemar Xu Xu tidak ada seorang pun yang melebihi dirinya. Karena itu, meskipun Xu Xu menolak dirinya, dia masih merasa percaya diri.

Akan tetapi, dia tidak begitu yakin tentang Ji Bai. Pria di hadapannya ini tinggi dan tampan, sedangkan pakaiannya dan pembawaannya terlihat tidak biasa; apalagi dia terlihat dewasa dan juga berpengalaman. Melihat dari bagaimana Xu Xu dan pria ini berinteraksi, mereka jelas terlihat selaras. Di samping itu, kenapa Xu Xu sampai menuangkan teh untuknya secara pribadi jika mereka tidak memiliki hubungan yang sangat dekat?

Pikiran ini melukainya sedikit saat dia menggigit lidahnya. 'Kamu begitu dingin kepadaku, tapi kamu bertindak sangat lembut di depan pria lain.'

Namun, begitu Xu Xu melihat raut wajahnya, dia langsung memahami situasinya. "Dia adalah atasanku."

"Jadi, dia adalah Kepala Kantor Kepolisian?" Ye Zixiao bertanya pelan. Dia tidak mempercayainya sama sekali. Bagaimana mungkin seorang yang begitu muda, tampan ini seorang polisi? Belum lagi atasannya?

Xu Xu mengerutkan alisnya.

Ye Zixiao menyilangkan tangannya dan bersandar ke belakang sambil menatap Xu Xu dan tidak berkata apapun. Di sisi lain, Ji Bai menyingkirkan koran yang dibacanya dan menatap Ye Zixiao dengan tenang.

Para tamu yang baru datang dan pegawai memperhatikan mereka dari waktu ke waktu, mungkin karena perpaduan mereka yang aneh dan juga aura yang intens di meja mereka.

Xu Xu benar-benar membenci perasaan saat menjadi pusat perhatian. Dia juga tidak mau bertengkar dengan Ye Zixiao di depan umum karena merasa cemas jadi dia berkata dengan sederhana, "Kamu salah paham, dia bukan pacarku. Aku tidak cocok denganmu, dan aku tidak cocok dengannya juga. Perasaanmu saat ini sama sekali tidak berdasar."

Setelah mengatakan ini, Ye Zixiao merasa terkejut. Bahkan Ji Bai melihatke arah Xu Xu dengan tatapan menakutkan.

avataravatar
Next chapter