webnovel

Anyaan's Log

Mentari pagi bersinar menyinari bumi

Diringi burung-burung sambil bernyanyi

Hati gelisah serasa mati

melihat hidupku yang sangat di benci...

Anyaan seorang otaku yang hidup sebagai mahasiswa semester awal jurusan Arsitektur yang sangat sangat sangat dibenci oleh masyarakat. Dia dikenal sebagai ampas yang sesungguhnya. Semua kata-kata nya dapt membuat orang sakit hati. Dia seorang Arsitek muda lulusan SMK yang cukup mahir. Namun karena karakternya yang tidak turut pada aturan-aturan itulah membuatnya dibenci. Orang tuanya sudah lelah mengurusinya. Teman..? sudah pasti menjauh. Sahabat..? tentu tidak ada. Guru..? tentu ada. Tapi sudah mulai bosan dengan kelakuan si Anyaan ini.

"Hoamm, ummm, aaahh... Ohaiyo gozaimasu..

Ahh sepertinya aku kembali ke hari-hari yang menyedihkan ini..."

Lirihnya di setiap pagi sembari tersenyum kecewa.

Mengganggu adik-adik nya, mengotori kamar seenaknya, dan menghambur-hamburkan uang orang tua merupakan rutinitas anak ini.

Dia banyak menghabiskan waktu dan energi di depan layar komputer untuk menonton dan bermain bersama teman-temannya di dunia Online.

"hnnn sesshh... sepertinya sudah saatnya aku ke luar sejenak untuk menghirup udara segar, dodownload anime, dan membeli keperluan lainnya."

Lirihnya.

"Assalamu'alaikum... aku berangkat"

kata yang tidak lepas setiap kali meninggalkan rumah.

Anyan berjalan ke tempat yang biasa dia kunjungi, wifi station. Kembali berselancar di dunia online.

4 jam telah berlalu, seluruh kebutuhannya telah terpenuhi dan dia kembali berjalan pulang.

Ngeeng.... Brummm.... vroom.... teet....piip....

"Sial ...kenapa harus macet... gimana mau nyebrang."

Batinnya. Dengan penuh emosi, dia menahan amarahnya dan menunggu beberapa menit.

Kermaian yang disertai emosi yang membara,

Memberi rasa hampa yang tiada tandingannya,

Tak sengaja melirik ke atas sana,

Melihat susunan kata di sebuah Papan Videotron yang menyala.

"Jika kalian ingin menyenangkanku, Cobalah menyenangkan orang-orang"....Rumi~

Sejenak dia terdiam, memgambil napas dalam-dalam, seolah temgfelam di tempat dalam, melangkah maju dengan kelemahan dan rapuh seketika.

" Apa-apaan ini..?, kenapa aku menangis, ada apa dengan papan itu."

"apakah aku sudah membuat ibuku bahagia..?, guruku, adikku, teman-temanku, dan orang-orang..?

Selama ini aku hanya membuat ibu menangis, sakit hati, dan membuatnya di penuhi utang dalam hidupnya. "

Batin yang diiringi rasa bersalah yang mungkin sudah tak dapat diampunkan.

Saat itu, anyaan mulai berpikir dewasa, dan ingin membuat orang tentram dengan kepergiannya.

"Berpetualang di tempat nan jauh adalah jawaban dari semua yang telah kulalui."

Bergumam.

Sampai di rumah, Anyaan menyiapkan barang-barangnya dan berpamitan sama orang-orang di sekitarnya, terlihat ibunya yang tertidur di siang hari.

Tsst...Tap...tap..shtt ..sht..

Dia melangkah mengendap-endap mendekati ibunya. Menggenggam tangan dan mencium ibu sembari berbisik.

"Maafkan aku ibu, aku bukan anak yang baik, aku tidak bisa menjadi harapan bagi adikku, tapi mulai aekarang aku akan berubah, makanya aku akan pergi ke dunia luar untuk belajar mandiri."

Ibu terbangun dan memeluk anyaan dengan erat.

"anyaan kamu sudah berpikir dewasa, berjanjilah untuk pulang demi ibu dan adik-adikmu ini, ayahmu juga sedang bekerja keras mencari nafkah."

Suara lembut yang menenangkan hati anyaan disertai air mata dan dibalut dengan kasih sayang seorang ibu yang melepaskan anaknya dengan triliunan do'a dan harapan.

"Assalamualaikum... Aku berangkat..."(Anyaan).

" Waalaikumsalam, jangan lupa sholat dan berdoa, semoga kamu diberikan orang-orang yang dapat memahamimu Anyaan.."

Senyuman yang berkomunikasi menjadi bukti dari kasih sayang sekaligus awal dari sebuah petualangan menuju ke level selanjutnya....

Sebuah Rumah Kecil di tempat nan jauh..., dimana semua makhluk dapat tinggal,berserah diri, dan belajar dari kekurangan mereka satu sama lain.

SadBoycreators' thoughts
Next chapter