13 Chapter 3: Tujuan baru, Desa Velicia Part 2

Sekarang Noir bersama Roseline beserta dengan ketiga orang lainnya berkumpul menjadi satu dengan membentuk sebuah lingkaran. Setelah pertarungan sengit dengan Andrius sebelumnya, tentu saja mereka saat ini menjadi penasaran dengan informasi yang diberikan oleh Tim A.

Pada awalnya Tim A berkata jika mereka hanya menemukan sekawanan Orc di dalam hutan. Namun, yang menunggu Tim B adalah sekelompok Goblin beserta Monster tingkat bahaya seperti Oceanoid (Andrius) dapat mengalahkannya saja sudah merupakan keberuntungan besar. Dan Noir, secara tidak sadar telah melakukan perbuatan yang luar biasa saya menusuk leher Andrius.

Sebenarnya, saat leher Andrius tertusuk tidak membutuhkan lama baginya untuk mati karena kehabisan darah, akan tetapi akan lebih cepat dan efisien daripada membuatnya menderita. Jadi, oleh karena itulah Marvis membakarnya segera dengan Fireball.

Dan untuk sekarang ini, Noir tidak memiliki senjata sama sekali karena pedang satu satunya sebelumnya telah patah. Dan mungkin, ia akan menggunakan pedang usang Goblin yang telah ia pungut untuk sementara waktu ini. Terkadang, jarahan sampah seperti itu sungguh berguna di saat yang seperti ini.

"Terimakasih, Noir... Jika saja tidak ada kamu tadi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya..." Roseline langsung membungkuk di hadapan Noir. Dan membuatnya terkejut.

"Itu masih belum seberapa, dibandingkan dengan Kapten yang mau memungut pengembara tidak jelas waktu itu. Jujur saja, aku tidak tahu harus berbuat apa jika kapten tidak mengajakku masuk ke dalam Divisi ini"

"...Itu... Meskipun kau berkata seperti itu"

Untuk sekarang mari kita rendah hati terlebih dahulu. Noir tidak menganggap tindakannya tadi berlebihan, karena pada dasarnya ia hanya ingin membalas Budi pada wanita yang terlalu Naif tersebut. Dan lagi, jika nyawanya yang terancam. Bisa saja ia memprioritaskan keselamatannya dengan lari meninggalkan kelompoknya sendiri dalam hutan. Noir tidaklah sebodoh itu untuk mati di dunia yang belum jelas seperti ini.

"A-Aku juga minta maaf, aku sudah salah paham sebelumnya... Aku tahu jika ini mungkin sulit untuk dimaafkan. Tapi terimakasih telah menyelamatkan Kapten"

Kali ini yang membungkuk adalah wanita berotot yang bernama Novi. Bukankah itu terlalu berlebihan?

"Sama seperti Novi, aku tidak tahu apakah aku akan dimaafkan atau tidak. Tapi, aku minta maaf untuk sebelumnya..." Sekarang giliran Marvis yang membungkuk.

"Tidak... Meskipun kalian meminta maaf padaku, aku tidak terlalu memikirkan tindakan kalian sebelumnya. Jika aku dalam posisi kalian, akan sangat wajar jika curiga terhadap pendatang baru. Jadi mari kita anggap ini seolah tidak ada" balas Noir.

"Hahaha!! Seperti yang diharapkan dari sahabatku. Bukankah dia sangat keren, ya dia adalah sahabatku yang terbaik" Edward datang dan langsung menepuk-nepuk punggung Noir dengan keras, itu sakit. Namun Noir memutuskan untuk diam.

"Tapi... Kenapa informasi yang diberikan oleh Albert berbeda jauh dengan apa yang kita hadapi? Kita hampir saja mati sebelumnya, akan tetapi sepertinya keberuntungan masih berpihak pada kita..." Novi berkata.

Seketika suasana menjadi hening, itu memang terkesan mencurigakan karena informasi yang diterima oleh Tim B tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Tim A. Faktanya, sama sekali tidak terdapat Orc di dalam hutan ini, malahan mereka mendapatkan Andrius yang merupakan Oceanoid sebagai lawan. Itu sungguh merepotkan.

Sebenarnya Noir sudah mengetahui bahwa Tim A memang telah merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuan kapten mereka, Roseline. Tapi, mari kita ikuti arus pembicaraan ini terlebih dahulu, jujur saja Noir penasaran dengan pola pikir anggota kelompok ini.

"Apa mungkin mereka sengaja melakukan itu kepada kita!?" Edward berkata tepat sasaran.

"Tapi... Apa motif mereka melakukan hal seperti itu? Tidak ada keuntungannya sama sekali bukan? Terlebih lagi mereka juga masuk ke dalam Hutan ini beberapa saat yang lalu seharusnya...." Balas Novi, seketika matanya menjadi Melebar, dia terkejut.

Begitupun dengan semua orang, ekspresi mereka menjadi terkejut saat mendengar Novi mengatakan kalimat tersebut.

"Tunggu... B-bukankah jika mereka ada di dalam hutan sebelumnya, m-mereka juga akan bernasib sama seperti kita? Dan jika pun mereka dapat lolos dari Andrius. Itu tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Monster itu untuk menemukannya..."

Sepertinya mereka sudah mendapat kesimpulan apa yang sudah mereka cari sebelumnya. Dan kini mereka sudah tahu siapa sebenarnya Tim A tersebut. Roseline menggertakkan giginya kesal, begitupun dengan yang lainnya. Sementara Noir tidak terlalu emosional karena pada dasarnya mereka masih belum mengenal satu sama lainnya. Artinya, Noir masih belum dekat dengan para Anggota Divisi Pembasmi Monster.

Roseline lalu berkeliling di hutan, mencari sesuatu ditanah dengan melihatnya dengan sangat teliti. Dia mencari dan terus mencari, bahkan menggali jika perlu. Para anggota Divisi lainnya, heran dengan apa yang dilakukan oleh Kapten mereka itu. Tentu saja, Noir adalah salah satunya.

Mata Roseline melebar setelah menemukan sesuatu di tanah yang tidak jauh dari posisinya. Itu adalah sebuah cairan bewarna ungu yang lengket, Noir kagum pada wanita itu yang tidak jijik terhadap benda seperti itu. Terlebih lagi dia memegangnya dengan mudah, namun yang menjadi pertanyaan adalah, apa itu?

"Mereka... Telah menipu kita..." Roseline lalu mengepalkan tangannya dengan erat dan membuat semua orang menelan ludahnya masing-masing. "Ini adalah Potion Monster, mereka telah menggunakannya untuk menarik perhatian Andrius dan para Goblin di hutan ini untuk menjebak kita..."

Mendengar perkataan Roseline, semua mata anggota melebar. Itu adalah fakta yang mengejutkan bagi semua orang, Mereka nampak geram, sekaligus marah dan kesal disaat yang bersamaan. Penghianatan adalah suatu hal yang paling Noir benci di dunia asalnya, jadi ia dapat mengerti sedikit perasaan mereka saat ini. Ada kalanya jika orang akan merugikanmu, dan ingin membuatmu jatuh. Hal seperti itu sudah sangat biasa di dunia bisnis, dan bagi Noir... Orang seperti itu hanyalah sampah yang hanya bisa merasa iri kepada orang lain tanpa mengerti kerja keras mereka.

"Kenapa... M-mereka melakukan hal semacam itu?" Lutut Edward terjatuh. Yah, jika dilihat dari sifatnya mungkin dialah yang paling dekat dengan sesama anggota Divisi. Dia pasti masih sulit menerima bahwa dia telah dihianati oleh rekannya sendiri.

"Untuk sekarang... Mari kita kembali ke Kota dan meminta penjelasan pada mereka..."

"Tunggu..."

Sebelum Rosaline bertindak untuk kembali kembali ke kota. Noir menghentikannya, ini mungkin sedikit salah karena ikut campur dalam urusan persahabatan mereka. Akan tetapi ini adalah saran yang terbaik, jadi Noir harus menyampaikan kepadanya. Terlebih lagi, wanita seperti Roseline akan sangat mudah dimanfaatkan oleh mereka.

"Ada apa Noir?"

"Meski aku merasa bahwa aku tidak berhak untuk ikut campur dalam masalah kalian, sebaiknya kalian semua tidak usah kembali ke Kota..." Jels Noir, membuat semua mata menjadi bingung.

"Apa maksudmu?"

"... Ah, Aku mulai mengerti apa yang ingin disampaikan oleh Noir. Jika kita kembali ke Kota mereka hanya akan terus berusaha untuk memburu kita sepanjang waktu. Meski kita masih belum mengetahui motif mereka yang sebenarnya, akan tetapi..." Marvis menghentikan katanya sejenak. Lalu membuka mulut untuk Kembali melanjutkan. "Jika mereka adalah anggota kerajaan, akan sangat gawat jika kita kembali ke kota."

Seperti yang diharapkan dari orang Tua, mereka memang memiliki banyak pengalaman dalam urusan seperti ini. Dan lagi, pernyataan itu membuat yang lain mennakdi sedikit terkejut. Terutama Roseline yang merupakan kapten Divisi.

"A-Apa maksudmu? Mereka anggota kerajaan? Jangan Konyol. Aku akan kembali untuk berbicara dengan mereka..." Keras kepala. Roseline beranjak pergi dari hutan, namun Edward meraih tangannya dan membuat langkahnya terhenti.

"Kapten tenanglah dulu, kau dulu selalu merekurt orang dengan sembarangan. Jadi kemungkinan yang dikatakan oleh Marvis ada benarnya, terlebih lagi Potion Monster itu adalah benda mahal yang hanya mampu dibeli oleh bangsawan maupun orang orang kaya dari Kerajaan. Itu menambah bukti kuat kalau mereka adalah anggota kerajaan"

Apa yang dikatakan oleh Edward tidak salah, Potion Monster adalah barang yang mahal dan berkelas bagi seorang masyarakat yang dikenal dengan sebutan Non-Bangsawan atau biasanya disebut dengan sebutan rakyat jelata.

Dari informasi yang Noir ketahui dari pedagang saat menjual beberapa jarahannya sebelum berangkat ke hutan untuk melakukan operasi pembasmian. Setiap harga dari satu botol Potion Monster mencapai harga berkisar 130 Moze dan itu snagat mahal hanya untuk botol kecil dengan cairan yang tidak mencapai satu liter.

Mendengar penjelasan dari Edward, Risleine sedikit melemaskan tubuhnya dan menghela nafas. Mungkin dia mencoba untuk berpikir lebih dewasa setelah kejadian ini.

"Jadi... Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Roseline kepada para anggota Divisi yang tersisa.

"Tentu saja... Kita akan pindah ke wilayah lainnya untuk menghancurkan bukti bahwa kita masih hidup. Dengan begitu, pihak kerajaan akan menyatakan kita sudah mati dan tidak akan ikut campur dalam hidup kita lagi.." Jawab Marvis.

"Tapi, kemana!?"

"Desa Velicia, itulah Rute terdekat untuk saat ini. Kita akan bersinggah sementara disana dan mengumpulkan perbekalan untuk menuju ke kota selanjutnya" Jawab Marvis sekali lagi.

--

Catatan Author : Mungkin ini sedikit terlambat, Noir disini pada awalnya akan terlihat tidak mencolok. aku harap kalian dapat menerimanya karena minimnya informasi yang dia miliki di dunia Artemia

avataravatar
Next chapter