18 17. Galau

Gue kangen samao, La_Dastan.

.

.

.

Dastan tengah memainkan gitar tua kesayangan Papanya di kolam renang rumahnya. Laki-laki itu duduk terpekur dengan kaki menggantung ke dalam kolam. Dinginnya air yang menerpa kulit kakinya tak membuat Dastan beranjak pergi. Malam kian larut sama seperti fikiran Dastan tentang masa lalu.

Flashback On

"Nah, udah sampai!" gumam Dastan menghentikan mobil Skala di depan rumahnya. Lelaki itu kemudian melepas sit belt dan segera turun dari mobil. "Mau mampir nggak? Mama pasti seneng, di apelin sama calon mantu," goda Dastan membuat Skala tersenyum malu.

"Nggak deh, udah malam. Titip salam aja," sahut Skala menolak.

Tiiit... Ttiiiit...

"Dek, bukain pintu gerbang dong!" teriak Mas Raka, kakaknya Dastan.

"Iye," sahut Dastan sembari berjalan menuju pintu gerbang.

"Eh, ada calon adik ipar. Baru nganterin Dastan pulang ya?" tanya Mas Raka dari dalam mobil.

"Iya, Mas. Mas Raka jam segini kok baru pulang?" tanya Skala tersenyum manis.

"Mampir ke perpustakaan dulu tadi. Biasalah... Mahasiswa tingkat akhir," jawab Mas Raka tersenyum.

"Hoy! Malah pada reuni. Buruan masukin mobilnya!" teriak Dastan dari halaman rumah.

"Bawel lu!" teriak Mas Raka balik. "Masuk dulu ya, calon adik ipar," imbuhnya kepada Skala yang hanya membalas dengan senyuman.

"Kalau dilihat-lihat... Kok Abang gue mirip sama lo sih, La," celoteh Dastan tiba-tiba, menghampiri pacarnya yang masih berdiri di samping mobil.

"Jangan-jangan dia jodoh gue?" celetuk Skala sembari senyum-senyum.

Dastan langsung menatapnya tajam.

"Kita baru baikan nih, jadi jangan ngajak berantem lagi deh," gerutunya. Skala pun terkekeh melihat raut kesal sang pacar. Udah pulang sana! Hati-hati dijalan," usir Dastan setengah kesal.

"Iya."

3 jam setelah mereka berpisah, Skala menelfon Dastan.

"Tumben nelfon?" tanya Dastan heran. "Kangen ya? Apa perlu gue ke rumah lo sekarang?" tanya Dastan mengira-ngira.

"Kita baru aja ketemuan, Dastan," sahut Skala memutar matanya bosan.

Mendengar jawaban tersebut membuat Dastan terkekeh. "Ya terus apa?" tanyanya kemudian.

"Iseng aja," sahut Skala pendek. Membuat Dastan mengerutkan keningnya heran.

"Lo mau gue nyanyi nggak?"

"Nggak," jawab Skala cepat, saking cepatnya hingga membuat Dastan mendengkus kesal.

"Serius amat nggak mau dengerin suara gue," ketus Dastan. " 'Kan biar romantis La, lagu pengantar tidur buat lo."

"Halah, suara lo kan nggak banget. Gue malah nggak bisa tidur kalau lo nyanyi."

"Sialan! Masih bagusan suara gue daripada suaranya Mas Raka," protes Dastan.

Sejak lama laki-laki itu memang rada sensi kalau Skala sudah membahas tentang suara Mas Raka. Setiap pacarnya itu bertamu ke rumah dan kebetulan Mas Rakanya ada, pasti gadis itu langsung menggelar konser dadakan dengan modal gitar tua milik Papanya Dastan. Senyum-senyum tak jelas menikmati lagu yang dinyanyikan oleh Mas Raka. Sebut saja dia cemburu. Kenapa suaranya harus kayak kaleng rombeng dan kakaknya kayak simphony dari surga? Bah,menyebalkan.

"Ngarang lo! Bagusan Mas Raka kemana-mana lah!" protes Skala nggak terima idolannya di remehkan.

"Cih."

"Eh, jadi pengen dengerin suaranya. Kalau Mas Raka yang nyanyi, pasti gue langsung tidur nyenyak!" kekeh Skala menggoda Dastan.

"Kagak usah. Mas Raka udah tidur!" tolak Dastan sewot.

"Yakin? Orang barusan dia WA gue, kok." Skala masih bentah menggoda pacarnya itu.

"Nggak usah bercanda, deh. Lo nggak mau ada highnews yang judulnya 'Adik tega membunuh kakak kandungnya sendiri hanya karena kakaknya ketahuan chatting sama pacarnya dan terlebih lagi sang adik sangat iri dengan suara sang kakak'," ujar Dastan panjang lebar.

"HAHAHAHHA." Skala terbahak-bahak menanggapi celotehan Dastan barusan. Makasih, udah bikin gue ketawa," imbuhnya disela tawanya.

"Udah puas ketawa, 'kan? Ya udah, sekarang lo tidur," suruh Dastan kemudian.

"Ya udah. Gue titip salam sama Mas Raka, ya," seru Skala masih sempat-sempatnya menggoda.

"Salam... salam... Salam sono lo, sama nenek moyang lo! Sampai lebaran monyet pun, salam lo nggak bakalan gue sampaiin!" sungut Dastan lalu menutup telponnya secara sepihak.

Flashback Off

avataravatar
Next chapter