1 Selingan

Lima orang dengan pakaian gelap dan tebal sedang berkumpul didalam sebuah mobil pada salah satu basemant supermall yang terletak di distrik Tokyo. Dari wajah mereka yang nampak asing dan tubuh yang besar menunjukkan mereka adalah orang yang berasal dari luar jepang.

Salah satu dari kelima orang itu sesekali melihat arloji ditangannya sembari menengok keluar jendela seakan menunggu sesuatu. Wajahnya yang menunjukan air muka masam dan mulutnya yang terus mencibir memperlihatkan kekesalan akan suatu hal. Disisi lain, pria yang duduk tak jauh darinya hanya menunjukkan wajah acuh tak acuh dan sesekali bersiul hingga berakhir menjadi perdebatan kecil.

Orang yang menggenggam Arloji ditangannya, dia adalah Smith Rachel. Dia dikenal sebagai orang yang sangat disiplin dan selalu melakukan segala hal berdasarkan perhitungan matang dan bertindak efisien sesuai jadwal yang sudah tertata.

Dalam mengeksekusi rencana, dia terbilang sangat ketat bahkan diantara rekan-rekannya. Tak heran saat ini dia nampak frustasi lantaran keterlambatan waktu yang telah dijanjikan meski hanya beberapa menit.

Namun berbanding terbalik dengan dirinya, Rachel melotot kepada rekan disebelahnya. Dia adalah Joe, dengan rasa percaya diri dan tubuh paling besar diantara lainnya. Dia sama sekali tidak peduli dengan waktu yang terlewat yang mungkin bisa mengacaukan rencana yang sudah dibuat.

Dia adalah minyak untuk Smith, kepribadiannya sangat tidak cocok bagi dirinya yang seharusnya air. Hanya karena dia unggul dalam pertarungan, Joe seringkali dipasangkan dengan Smith dan itu membuat mereka sering bertengkar pada hal yang bahkan sepele. Namun bagi yang lainnya, ini hanya terlihat seperti tikus dan kucing.

Beberapa saat telah berlalu, seseorang dengan penutup wajah tiba-tiba datang menghampiri mobil mereka kemudian mengetuk jendela mobil. Menyadari hal itu, dengan cepat Smith membuka pintu dan menarik orang yang diluar untuk masuk.

"Bodoh! Kenapa kalian terlambat?!" Hardiknya sembari menutup pintu mobil dengan keras.

"Maaf, ada kesalahan kecil. Tapi kami sudah membereskannya."

"Masa bodoh dengan kesalahan mu! Sekarang bagaimana!?"

"Semua sudah siap. Hanya perlu melanjutkan sesuai rencana. Setiap anggota kita sudah berada ditempat dan menunggu perintah selanjutnya."

"Bagus! Sekarang lanjutkan rencananya ke tahap B!"

"Tapi kami juga dapa info baru. Anggota kami yang sedang bersiaga melihat Wang Xiao ada disini juga, saat ini."

Mendengar nama Wang Xiao, Smith sempat bingung dan berusaha mengingat nama yang tak asing itu. Hingga Ia sadar siapa yang dimaksud, dia terkejut.

"Maksudmu Wang Xiao dari Huáběi¹?!"

"Benar, dia disini!"

Smith jatuh dalam pikiran mendalamnya. Dia tak menyangka kalau orang yang menjadi target untuk wilayah Cina ada disini.

Jika dia menjalankan rencananya dan Wang Xiao terseret didalamnya, Dia khawatir kalau Triad Cina tidak akan tinggal diam dan malah akan mulai secara aktif mengganggu pergerakan mereka.

Bukan masalah jika Wang Xiao terseret masalah organisasi ditanah cina sendiri. Tapi masalah akan semakin besar jika dia di Jepang. Bisa-bisa pergerakan mereka semakin sulit kalau-kalau pemerintah mulai ikut campur terutama dunia bawah jepang yang nantinya juga ikut andil.

Meski pada kenyataanya Triad sering ikut campur dalam kegiatan mereka, itu bukan bisa dibilang benar-benar aktif. Namun akan beda ceritanya kalau dia malah menyeretnya walau tidak sengaja. Mereka pasti akan menyadari organisasi yang membelakangi mereka cepat atau lambat.

Setelah berpikir cukup dalam. Akhirnya Smith meyakinkan dirinya sendiri dan mulai menata rencana baru.

"Kita akan tetap melanjutkan misi ini. Tak peduli apapun, kita harus mendapatkan sendok dan cawan emas. Perintahkan tim dua untuk memancing orang cina itu beserta orang yang bersamanya menjauh. Jangan sampai mereka terlibat, itu hanya akan memperkeruh keadaan. Setelah dia berhasil menjauh, baru kita akan memanggil polisi untuk mencegah Wang ikut campur dalam masalah! Sisanya akan sesuai rencana. Sekarang pergi! Waktu kita tidak banyak!"

"Baik!"

Setelah mempertegas, pria itu segera keluar dan berlari menjauh.

Smith melihat Arloji ditangannya kembali yang seakan memancarkan cahaya redup. Dia melihatnya lekat-lekat menunggu jarum jamnya bergerak. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya jarum jam bergerak menuju angka tiga.

"Ayo kita bergerak!"

Segera setelah Smith bicara, semua orang didalam mobil mengenakan topeng diwajahnya dan keluar sambil menggandeng senjata berat ditangan.

Smith dan lainnya kemudian berlari menuju pintu tangga darurat dipimpin oleh Joe yang langsung menerjang dan menghancurkan pintu tersebut dengan mudahnya.

Mereka bergerak dengan cepat menaiki tangga menuju ground floor selagi Smith berkomunikasi melalui saluran radio ditelinganya.

「Tim 1, Siap!」

「Tim 3 Aman!」

「Tim 4 Aman!」

「Tim 5 Siap!」

「Yeager Siap!」

Menghentikan pergerakan didepan pintu, Smith memperhatikan wajah rekan timnya mengisyaratkan persiapan dan lalu dibalas dengan anggukan kepala. Mengabaikan Joe yang tersenyum lebar, Smith menggenggam Arloji yang kini telah menggantung dilehernya.

Bersamaan dengan itu, aura keemasan melingkupi dirinya beserta Joe dan tiga orang lainnya.

Tanpa berlama-lama lagi, mereka langsung mendorong pintu tersebut dan menembakkan senjata secara acak. Orang-orang yang terkejut akan hal itu langsung kaget dan berteriak serta berlari tunggang langgang.

Namun sebelum mereka berhasil melarikan diri, peluru yang dimuntahkan sudah menhujani mereka dengan hebat dan satu persatu orang mulai tumbang bersimbah darah.

Mereka membunuh semua orang dengan wajah dingin dan tak berbelas kasih. Terutama untuk Joe, dia sangat menikmati pembunuhan yang dilakukannya dengan tangannya sendiri yang berubah menjadi bentuk yang aneh dengan kuku-kuku seperti mata pisau.

Hanya menyisakan beberapa orang yang digunakan sebagai sandera. Mereka merusak dan membunuh yang mereka anggap tidak berguna.

Catatan Penulis :

¹Huáběi : Cina Utara

avataravatar