webnovel

DIA MENCONTEK

Hari ini adalah hari yang kusuka, karena ada mata pelajaran yang sangat ku suka, yaitu pelajaran IPS sebenarnya aku juga sangat suka mata pelajaran IPA dan yang lainnya, hehehehehe.

Saat jam pelajaran IPS tiba, sayang sekali gurunya tidak bisa hadir, tetapi kelas ku dititipkan tugas oleh guru piket, aku segera bergegas untuk mengerjakannya.

Saat itu tugasnya tidak ada pilihan ganda, melainkan tugas isian, tetapi boleh melihat buku, aku menghembuskan nafas lega karena itu sangat mudah jika melihat buku.

Belum juga aku selesai mengerjakannya, Aris menghampiri ku dan berkata, "ehh, lihat dong" kata Aris, dan aku menjawab "tidak mau...., kan sudah diberi kemudahan boleh melihat buku, masih saja kau memaksa ingin menyontek" dan Aris berkata lagi "pelit banget sihh, bagi-bagi ilmu donggg" sambil melotot.

Lalu aku berkata, "kan kamu pintar masa ingin menyontek, kemarin saja kau mengejek ku bodoh". Tetapi Aris tetap memaksa dan sambil mendorongku, ia juga mengancam ingin menonjok ku.

Agar tidak menjadi keributan di kelas, aku pun memberinya dia melihat jawabanku, aku masih heran dengan dia, kenapa Aris yang lebih pintar dariku kenapa di malas-malas, tidak seperti orang lain yang rajin belajar dan ingin mendapatkan nilai tertinggi.

Setelah pelajaran selesai dan tugas pun selesai, akhirnya tugas pun dikumpulakan, tetapi Aris tidak bilang terima kasih, mungkin dia lupa.

****

Keesokan harinya, hasil nilai tugas IPS pun dibagikan, memang hari ini tidak ada pelajaran IPS tetapi saat istirahat buku tugas IPS itu di bagikan.

Saat aku melihat nilaiku, nilaiku adalah 80, begitu juga dengan Aris yang mendapatkan nilai yang sama, karena dia menyontek ku.

Aris pun menghampiriku, bukannya berterima kasih karena aku sudah memberikannya melihat jawabanku kemarin, tetapi dia malah memarahi ku sambil mendorongku bahkan menendangku.

Sayang sekali hari itu Adi tidak masuk sekolah, kalau ada adi pasti dia membantu ku dan membelaku.

Aris berkata, "gimana sihh, pasti kamu sengaja ya..., nilainya dijelekin agar aku juga nilai jelek" sambil memelototi ku dengan suara yang keras, semua murid dikelas mulai memperhatikan Aris yang memarahiku.

Aku menjawab, "tidak, salah sendiri kamu melihat jawabanku" disitu aris mendorongku lagi bahkan sampai aku terhentuk dinding, sementara aku hanya terdiam dan menunduk sampai Aris berhenti memarahi ku.

Tetapi walaupun aku sering dibully di sekolah, aku tidak pernah malas sekolah, aku harus rajin sekolah dan berusaha.

*******

Next chapter