16 Rindu akan cinta pertamaku

Aku tidak tau siapa yang memulai nya lebih dulu.yang pasti tiba tiba semua hilang begitu saja bagai kan karang dilautan yang dihempas oleh ombak.bagaikan debu yang hilang seketika di tiup oleh angin.masih terasa saat dia memanggil dengan sebutan khasnya kepadaku.sungguh itu bisa kurasakan hingga kesegenap permukaan hatiku. dan ketika ia menyebutkan namanya aku bagai mendengar alunan musik yang mengalun dan menetapkan jiwa dan aku yakin ia yang terbaik untukku.

Aku ingin membahagiakannya maka kulakukan ini semua. bangun sebelum matahari terbuka tetap terjaga saat semua orang tertidur.kesehatanku bukanlah masalah.tak apa,aku kan ingin membahagiakannya.maka dari itu aku harus bekerja lebih keras lagi.walaupun jatuh bangun harus aku lakukan,tapi apa dia tau aku berjuang mati-matian menahan rasa sakit yang aku derita.tidak,tidak dia tidak tau. bahkan tidak boleh dia tau, meskipun dia tidak mau tau tentangku.tak apa,tak apa mungkin ini hanya alasan atau mungkin ini karena keterpaksaan yang membuat dia tidak bisa lagi mau tau tentangku. ego, yah ego. yah aku tau ini memang ego.ego memang kadang mengendalikan tapi kehendak tidak bisa di paksakan walaupun diri ini meradang.percaya itu mengerti,mengerti itu menghormati jadi kalau sudah ada rasa percaya sudah sepatutnya rasa menghormati itu ada.tidak perlu terlalu kaku hanya butuh lebih menyatu.

Sering kali aku menerima maupun meminta maaf dengan cara yang beragam.maaf yang sekedar maupun maaf yang tulus. tapi tampak nya aku maupun kamu sempat lupa bahwa maaf bukan lah alat untuk menghindari masalah atau bahkan menyelesaikan masalah.tapi maaf adalah kunci untuk membuka kesempatan,kesempatan membuat perubahan,karena maaf yang terbaik adalah perubahan perilaku.

kadang aku selalu bertanya pada diriku sendiri tentang semua kenangan bersamamu saat kita bercanda,kita tertawa,kita saling marahan,kita telponan,kita bertatap muka di videocall.hingga akhirnya semua itu hilang.

banyak perubahan akan diriku.dari yang suka tertawa jadi pendiam,posesif, emosional dan tidak pernah lagi memperdulikan kesehatanku. hingga beberapa kali aku harus di larikan ke RS. karena aku pikir bukan soal obat yang menjadi penyembuhku tapi pikiran dan hasrat ingin bersamanya yang dapat membuatku sembuh.aku tidak mengerti atas perubahan terhadap diriku,kadang aku sendiri bingung kenapa aku seperti ini.aku seperti orang ambiver.tapi sempat bingung aku ini introper apa ekstroper karena ketika aku sendirian aku merindukan keramaian,tapi kalau terlalu lama berada ditengah keramaian aku mendambakan suasana hening tanpa gangguan.aku senang bertemu banyak orang.tapi entah kenapa setelah aku merasa energiku terserap.lalu aku butuh menyendiri untuk mengembalikan energiku. dan ketika sudah penuh energiku,tiba- tiba ada dorongan dari dalam untuk menyalurkan energi tersebut ke sekitarku.memang berada di tengah tengah cukup menyulitkan. karena ada rasa yang kadang datang tak tepat pada waktunya.tapi dengan keadaanku sekarang aku menjadi orang yang bisa beradaptasi dengan sebagian besar situasi. manusia memang menarik ya. begitu juga tentang cintaku dan asmaraku yang datang tak tepat waktu.karena aku berada ditengah-tengah kehidupannya. menjadi prioritas apa tidak aku sendiri juga tak tau.

avataravatar
Next chapter