1 1

Reynita Aurelia, gadis berparas cantik berumur 24 tahun. Ia membiayai kebutuhan hidupnya sendiri setelah lulus kuliah dengan menjadi seorang OG di salah satu perusahaan.

Mahendra Wijaya, seorang pemuda berumur 25 tahun sangat cuek, dingin, dan bermulut pedas. Berparas tampan tertutup dengan sifatnya yang cuek. Menjabat sebagai CEO di perusahaan Wijaya Property menggantikan sang Ayah yang pensiun.

****

"Reynita!!! Antar kopi ini ke ruang presdir", suruh Tina teman Reynita. Reynita berdiri dari duduknya membawa secangkir kopi keluar pantry menuju lift.

Reynita masuk ke dalam lif lalu menekan tombol angka 20 tempat ruangan presdir berada.

Ting

Pintu lift terbuka, Reynita langsung keluar dari lift melangkah menuju ruangan presdir.

Reynita mengetok pintu ruangan sampai ada suara yang mempersulahkannya masuk

"Masuk", Reynita mendorong pintu dengan pelan. Setelah menaruh kopi yang dibawanya, Reynita berbalik hendak keluar dari ruangan tersebut

"Bagus ya, masuk ruangan saya lalu pergi tanpa permisi", Reynita menghentikan langkahnya berbalik menghadap atasannya itu

"Maaf pak, saya permisi", Reynita membungkukkan badannya sedikit

"Lain kali kalau masuk ruangan saya gunakan tata kramamu", Reynita mengepalkan tangannya menahan amarahnya

"Maaf pak", Reynita langsung berbalik dan keluar dari ruangan itu.

Reynita segera balik ke pantry untuk melanjutkan pekerjaannya.

21.40

Hari sudah semakin larut namun Reynita masih sibuk membersihkan sisa piring dan gelas kotor. Beberapa waktu setelahnya, Reynita telah selesai dengan pekerjaannya langsung berjalan menuju loker miliknya, Reynita mengambil baju ganti dan mengganti bajunya. Setelahnya, Reynita menaruh baju kerjanya di dalam loker lalu mengambil ranselnya lalu berjalan keluar pantry. Saat di lobi kantor, Reynita menghentikan langkahnya karna ada yang memanggil

"Reynita!!", Reynita berbalik

"Eh pak Andre, ada apa ya pak", tanya Reynita

"Pulang sendiri??", tanya Andre

"Iya pak, kenapa ya??"

"Saya antar kamu pulang", tawar Andre

"Tidak perlu pak, saya naik taxi aja", tolak Reynita halus sembari tersenyum

"Tidak masalah, jangan sungkan sama saya", pak Andre langsung memegang tangan Reynita, Reynita yang merasa tak nyaman berusaha melepaskan pegangan Andre dari tangan nya namun hasilnya nihil, Andre malah menarik Reynita untuk mengikutinya.

"Kalau dia tidak mau, berarti tidak mau, apakah kau tidak punya telinga??", suara itu mengagetkan Reynita dan juga Andre. Andre langsung melepas genggaman nya.

"Seperti itu caramu memperlakukan wanita Andre??", tanyanya dengan nada mengintimidasi

"Maaf pak Hendra, saya tidak bermaksud memaksanya", cicit Andre

"Kamu boleh pulang, besok tunggu surat pemecatan dari sekretaris saya", wajah Andre langsung memucat, daripada harus berurusan dengan Hendra lebih lama lagi, Andre langsung melenggang pergi.

Reynita masih diam terpaku di tempatnya.

"Lain kali hati hati, jika lembur", ujar Hendra masih dengan ekspresi datarnya

"Terima kasih pak, saya permisi", Reynita berbalik hendak pergi. Saat melangkah pergi Reynita menginjak sesuatu hingga keseimbangannya hilang dan terjatuh namun ditangkap oleh Hendra.

Sesaat manik mata mereka bertemu, Reynita terkagum melihat manik mata Hendra berdecak kagum dalam hatinya. Manik mata yang berwarna coklat, dengan tatapan tajamnya 'sangat indah', batin Reynita.

Beberapa menit berlalu, sampai mereka berdua sadar akan posisi mereka

"Terima kasih pak", Reynita menunduk malu

"Saya permisi", Reynita berbalik lagi meninggalkan Hendra

"Biar saya antar, tidak aman kalau kamu pulang sendiri", tanpa menunggu jawaban Reynita, Hendra menarik tangan Reynita pelan, Reynita hanya bisa mengikuti.

"Masuk", Reynita mengikuti instruksi dari Hendra

"Rumah kamu dimana??", tanya Hendra sambil tetap fokus menatap jalanan.

"belok kanan diperempatan, saya berhenti disitu saja pak"

"Saya nanya rumah kamu, bukan kamu diantar sampai mana"

"Rumah saya masuk Gang kecil pak, mobil gak bisa masuk", jelas Reynita, Hendra diam tak menggubris ucapan Reynita.

Tak lama mobil berhenti sesuai permintaan Reynita tadi

"Terima kasih pak, saya pamit", Reynita membuka safety bell lalu membuka pintu hendak keluar.

Reynita tersenyum ke arah Hendra yang dibalas senyuman juga. Reynita berbalik masuk ke gang tempat tinggalnya.

'Indah juga senyumannya', Reynita membatin sambil tersenyum di sepanjang jalan menuju rumahnya.

avataravatar
Next chapter