1 PEMBAGIAN KELAS

     Mungkin hari ini istimewa, Reyn melangkahkan kakinya dengan bahagia, melihat pohon-pohon yang rindang di sekitarnya. Entah mengapa mood-nya hari ini sangat baik, mungkin karena hari ini adalah hari pembagian kelas setelah tes yang dijalankan kemarin. Senyumannya merekah sepanjang waktu, tapi seketika sirna kala orang dari belakang menabraknya dengan sengaja.

"Lemot!"

itu yang dilontarkan orang tadi sambil terus berjalan tanpa menghiraukan Reyn.

     Reyn hampir terjatuh, dia berdecak kesal. Reyn tahu siapa pelakunya tentu saja Ferga, tetangga sekaligus temannya sejak kecil. Orang yang baginya sangat menyebalkan, tetapi menjadi idaman hampir seluruh cewek di sekolahnya. Ia bertubuh tinggi, berkulit kuning langsat tetapi sedikit gelap, berhidung mancung, kumis tipis di atas bibirnya, serta mata elangnya yang melelehkan lawan bicara saat ditatapnya. Reyn melanjutkan perjalanannya dengan kesal, mempercepat langkahnya agar segera sampai tujuan. Jarak sekolah dengan rumah nya bisa dibilang dekat, hanya 300 meter mungkin memakan waktu sekitar 5 menit. Setiap hari Reyn dan Ferga menuju ke sekolahan dengan berjalan kaki.

     Reyn sampai di kelasnya, ia menempati gugus A dimana anak dengan nilai nilai tertinggi berada di sana, Reyn mendapat urutan ke 17 dari 200 sekian anak. Sedangkan Ferga berada di gugus H, gugus untuk anak anak yang daftar menggunakan prestasi atau piagam, Ferga memang pandai dalam bidang olahraga, terutama futsal dan bela diri, tidak heran jika dia memiliki banyak piagam. Reyn berjalan menuju bangkunya

"Sheil, gimana? Uda siap buat pengumuman kelas?"

Kata Reyn sambil menepuk pundak cewe yang duduk di sebelahnya.

"Uda lah.. Lu sendiri gimana? Eh semoga kita sekelas lagi yaa"

Jawab si Sheila dengan bibir merah alami nya.

"Kalo kita sekelas janji sebangku yaa haha.."

"Iya iyaa, tenang ajaa!"

     Tidak lama kemudian, anggota OSIS meminta seluruh anak berkumpul di lapangan upacara agar pembagian kelas segera di laksanakan.

"Adek adek keluar ya, kita akan melaksanakan apel kemudian dilanjutkan dengan pembagian kelas, tas nya jangan lupa di bawa!"

Kata salah satu anggota OSIS kemudian berjalan keluar menuju kelas yang lainnya.

"Ayo Sheil!"

Aku berjalan ke lapangan dengan menggandeng tangan Sheila.

     Seketika Sheila menjadi pusat perhatian. Rambut panjang, bulu mata lentik dan alis yang tebal ditambah kulit putih bersihnya barhasil mencuri perhatian mereka, tetapi Sheila tidak memperdulikannya, ia tetap fokus berjalan.

     Apel-pun di mulai, banyak amanat yang disampaikan kepala sekolah untuk murid baru nya. Mulai dari peraturan sekolah, fasilitas yang ada di sekolah dan masih banyak lagi. Setelah amanat dari kepala sekolah selesai, anak kelas 7 diminta untuk mencari tempat duduk yang dingin. OSIS memanggil nama anak kelas 7 satu persatu untuk menuju kelasnya masing-masing, dimulai dari kelas A sampai ke kelas H. Di SMP MANDIRI masing masing angkatan hanya ada 1 kelas unggulan, untuk yang lainnya di acak tidak memandang nilai.

"Eh uda sampe kelas E kok gua belum di panggil sih.."

Ucap Reyn sedikit takut campur kesal

"Santai aja kenapasii, gua kan juga belum di panggil, lagian uda pasti kita ga masuk unggulan"

Jawab Sheila dengan santainya

"Lah iya juga, unggulan kan di ruang A yaa... Bodo amat dah gua juga ga pengen masuk unggulan. Kemaren ada yang bilang ke gua kalo masuk unggulan itu ga enak, pasti di suruh suruh terus di banding bandingin sama kelas sebelah"

Jawab Reyn panjang lebar sambil memainkan tali tas nya

"Nyenyenyenye"

Sahut Ferga yang tiba tiba lewat

"Dih apaan si lu nyamber mulu kek listrik! JANGAN SAMPE KITA SEKELAS! OGAH GUA!"

Jawab Reyn dengan kesal dan meremas tali tasnya dengan kuat.

     Ferga tidak pernah gagal untuk membuat Reyn kesal. Padahal saat mereka kecil mereka berteman baik. Tapi sejak kelas 5 Ferga sering usil sehingga membuat Reyn kesal.

"Ya Allah Semoga Reyn sekelas sama Ferga Ya Allah, biar Ferga bisa dapet contekan tiap hari Ya Allah, biar kalo kerja kelompok Reyn aja yang ngerjain, Ferga tinggal liatin sambil minum es Ya Allah"

Jawab Ferga sambil mengangkat kedua tangannya di depan dada seakan akan sedang berdo'a kemudian dia tertawa.

     Reyn yang kesal berusaha memukulnya tetapi tidak berhasil Ferga lari menuju teman temannya.

"Idih amit amit gua sekelas lagi sama si Ferga! Bosen gua liat dia!"

Jawab Reyn kesal, karena memang dari kecil mereka selalu bersama, sebelum sekolah, TK, bahkan SD juga sekelas.

"REYNEDA NAZIAN EXXAVIOLA masuk ke kelas 7F"

ucap OSIS.

     Reyn tidak mendengarkan karena dia sibuk ngedumelin si Ferga.

" Sekali lagi REYNEDA NAZIAN EXXAVIOLA masuk ke kelas 7F"

ucap OSIS kedua kalinya,

     Sheila sadar kalau Reyn yang di panggil OSIS.

"Reyn! Lu di panggil OSIS dari tadi!!"

Ucap Sheila sedikit nge-GAS

"Hah? Anjir masa iya?!"

Tanya Reyn kebingungan.

     Anak di sekitarnya memandanginya. Kemudian Reyn angkat tangan lalu berjalan menuju kelasnya dengan menunduk karena menahan malu dilihat anak anak sekitar.

"Mangkanya punya telinga tuh di pake jangan cuman dijadiin pajangan! Hahahaha"

Umpat Ferga ketika Reyn berjalan di depannya.

"Nyenyenyenye"

Jawab Reyn sambil memaju majukan bibirnya. Kemudian terus berjalan dan masuk ke kelas 7F.

     Ketika masuk sudah ada beberapa anak di sana. Kemudian Reyn memperkenalkan diri di depan kelas, lalu dia mencari tempat duduk yang kosong. Tidak lama kemudian Sheila masuk ke kelas yang sama dan memperkenalkan diri, seisi kelas tertuju kepadanya

"Hai! Assalamualaikum namaku SHEILAFIA PAMELA MABELLE biasa dipanggil Sheila semoga kita bisa berteman baik!"

Seisi kelas bersorak apalagi yang laki laki sangat bersemangat.

     Kemudian Reyn melambaikan tangannya. Sheila duduk di sebelahnya.

"Yey! Do'a kita terkabul, kita bisa sekelas Sheil!"

Kata Reyn kegirangan.

     Tapi 3 detik kemudian ekspresi senangnya berubah ketika Ferga masuk ke kelas.

"Hey!"

Ferga menyapa Reyn dengan senyum menyebalkannya

avataravatar
Next chapter