webnovel

PROLOG

Aku menangis sesenggukan, kenangan indah itu, aku ingin mengulang semuanya kembali.... Aku teringat dengan lelaki bernama Revan itu, dia baik di mataku, namun aku tak tahu kalau dia begitu marah padaku karena kami berbeda jalan setelah SMA.

Kini aku terdiam, tak bisa melakukan apa apa lagi, apa yang bisa aku lakukan? Aku kini seranjang dengan Revan, kami sama sama termenung, sama sama menangis di malam yang dingin ini, menangisi takdir kami yang berbeda.

Namaku Anggi, masih SMA, dan ini kisah ku dengan sahabat lamaku, plis lah, semoga cintaku pada Revan kembali lagi.

*****

Revan menangis malam ini, terhanyut dalam kebodohannya selama ini, kini sudah terlalu terlambat untuk menyesal, kenapa tidak semenjak kanak-kanak saja? Apa karena waktu kecil dilarang pacaran?

Begitu juga Anggi, dia terbujur lemas di ranjangnya, dia menyesal, mencoba membendung semua segala kesedihannya, tak bisa, mimik wajah sedihnya tetap terlihat apalagi Revan yang selalu memperhatikan perempuan masa lalunya yang indah. Masa kanak-kanak nya..

" Ya kalau secara gue pribadi, yang seharusnya kecewa itu gue!! Gue bener bener kecewa!! Kenapa Lo pilih Dirano? " Tanya Revan menangis kencang, dia lelaki namun tak membuatnya terhindar dari sifat cengeng, namun selalu, selalu manis Dimata Anggi.

" Gue gak pernah milih Dirano, Van!! Hiks, gue dipaksa!! " Teriak Anggi kini dalam posisi duduk, dia benar benar tidak akan memilih yang namanya Dirano si lelaki jahat itu kalau bukan karena paksaan dari kakak kelasnya yang kaya.

" Lo bohong sama gue, tapi lo gak mau ngaku sama gue!! Kalaupun emang kakel (kakak kelas) yang nyuruh lo, lo itu harusnya tolak dan hubungi gue!! " Ucap Revan setengah berteriak kemudian mencekik leher Anggi hingga membuat Anggi kesakitan dan meminta ampun, dia meneteskan air mata dari balik kedua kelopak matanya, meneteskan nya melalui pipi manisnya.

Revan yang melihat itu menjadi tak tega, ia lalu melepaskan cekikan itu dari leher temannya, ada baiknya kala ini dia terdiam, memaki dan menangis seperti anak kecil.

Sebenarnya, semua perdebatan ini bukan cuma karena Dirano, namun juga karena Sasha yang kini menjadi pasangan dari Revan di SMA ini.

" Van, gue sebenernya mau bilang sama lo, lo itu gak perlu nyalahin gue, lo kan juga sama, bermesraan sama Sasha!! " Gumam Anggi lirih sembari memeluk lututnya.

" Gue denger apa yang lo omongin, Nggi. (Berbalik menatap Anggi tajam), gue gak pernah mesra-mesraan ama si Sasha, justru, dia yang mesra-mesraan ke gue sampe buat gue jijik!! " Dalam Revan menggenggam tangannya, dia sebal, kenapa bisa Anggi berpikiran buruk seperti itu padanya.

Malming (malam Minggu) ini menjadi batal karena Revan membuatnya berada di hotel sekarang, bilang saja kalau Anggi mau pulang, namun dia merasa enggan mengatakannya, dia belum mengumpulkan semua nyalinya sehingga tak berani mengatakannya.

Namun jujur, kini Anggi benar benar tak betah lagi, dia menarik nafasnya lalu memanggil nama Revan!!

Revan menoleh, dia lalu menjawabnya dengan berdehem.

" Gue mau pulang, Van. Gue gak betah lagi disini, ayo anter gue pulang!! " Rengek Anggi namun dibiarkan saja oleh Revan.

" Lo kalo mau pulang sendiri aja sono, gue udah males, " ucap Revan kemudian mengusir Anggi, dia akan menginap di hotel semalaman, namun tiba tiba semua rencananya buyar mengingat Anggi. Kenapa harus mengingatnya?

" Nggak mau, gue takut jalan sendiri. Gue maunya lo nganterin gue pulang!! " Rengek Anggi sekali lagi, Revan menghela nafas berat, dia mengangguk, daripada masalah ini tidak selesai-selesai?

********

" Van, gue kok bingung sih sama lo? " Revan tak menjawab, masih fokus dengan jalan raya kota yang lampu jalan nya berasa dimana mana, namun penuh kejahatan.

" Van, lo kok gitu sih? Gue kan beneran nanya nih, " masih diam, tak menjawab, membuat Anggi kesal.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next chapter