7 Chapter 6

CHAPTER 6

Apa yang terjadi, pasti akan terjadi

Kesedihan .... Kebahagiaan

Pertemuan .... Perpisahan

Semua akan terjadi ....

***

Udara musim dingin menyusup masuk melewati jendela besar yang sedikit terbuka. Kamar bernuansa putih dengan dua tempat tidur terpisah, meja kayu, piano, dan gitar. Seorang pemuda dengan kaus oblong berwarna hitam dan celana pendek selutut keluar dari balik pintu kamar mandi yang terletak di ujung sebelah kiri ruangan. Rambutnya masih basah, wajahnya sedikit bulat, mulus tanpa polesan makeup apa pun. Ia melirik jam dinding yang tergantung di atas pintu kamarnya. Pukul dua malam.

"Kau sudah berubah, Seung-Yeol. Aku bukan lagi prioritasmu saat ini. Kupikir hubungan kita cukup sampai di sini."

Ia mendesah panjang, lalu melangkah menuju tempat tidur, menghempaskan tubuhnya ke kasur yang empuk. Tangan kanannya meraih kalung berbentuk bintang, lalu memandanginya dengan sendu.

Eun-Soo, nama yang masih mengisi sebagian hatinya hingga sekarang. Perempuan yang telah menjadi milik pemuda lain meski mereka belum menikah. Perempuan yang berhasil memikat hatinya sewaktu SMA dulu. Semua berjalan lancar hingga waktunya Loey harus debut bersama dengan E-X. Popularitas E-X yang semakin tinggi membuat Eun-Soo merasa Loey melupakannya. Hubungan mereka merenggang, lalu tiba saatnya Eun-Soo memutuskan untuk meninggalkan Loey.

Loey meletakkan kalung itu di laci meja kecil di sebelah tempat tidurnya, lalu mengambil ponsel. Melakukan kebiasaannya sebelum tidur yaitu membaca satu per satu komentar fans di akun media sosialnya. Kadang ia tersenyum dan kadang tertawa. Matanya tertuju pada akun kimhann24 yang menulis di kolom komentarnya.

' Kau adalah yang terindah'

Loey membuka profil akun itu. Hanya ada beberapa foto pemandangan, desain gaun, dan foto E-X. Tidak ada foto pribadi. Loey tertawa. Perempuan itu tidak bohong kalau ia fans mereka. Ia membuka foto salah satu pemandangan pantai dan membaca tulisannya. Ia kembali tertawa.

"Dia cocok menjadi tour guide," gumamnya.

Ia kembali melanjutkan keusilannya. Kali ini ia membuka foto E-X yang pertama kali diunggah. Tulisannya cukup panjang, tapi kali ini Loey tidak tertawa. Ia membacanya dengan teliti.

"Tepat hari ini adalah tahun keduaku menjadi fans mereka. Anehnya, tidak ada rasa bosan sedikit pun untuk menyukai mereka. Malah aku semakin menyukai mereka. Kekonyolan, kedekatan, dan kasih sayang mereka untuk para fans memberikan sebuah kenyamanan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku tidak tahu apakah mereka membaca ini atau tidak, tapi aku ingin berterima kasih. Terima kasih telah hadir dalam hidupku."

Senyum tipis mengembang di wajah tampan Loey setelah membaca tulisan panjang itu. Ia menutup media sosialnya, lalu meletakkan ponselnya di meja kecil di samping tempat tidurnya. Membaringkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya. Kini kondisi hatinya membaik setelah membaca tulisan itu.

"Terima kasih telah menyukai kami," gumamnya sebelum tertidur.

***

"Apa terjadi sesuatu padamu?" Manajer Kim menghampiri Loey yang tampak tersenyum-senyum seraya menatap layar ponsel. Ia duduk di sebelah Loey, mencuri-curi kesempatan untuk melihat layar ponsel, tapi pemuda itu bergerak cepat.

"Bukan apa-apa," jawab Loey cepat seraya mematikan layar ponsel dan memasukkannya ke saku.

"Apa kau jatuh cinta, hyung?" K ikut bicara, seolah ia adalah orang yang paling mengerti Loey saat ini.

"Aku harap itu tidak benar, Loey." Manajer Kim ikut bicara. Sebagai seorang manajer, ia harus memastikan bahwa anak-anaknya ini tidak terlibat skandal apapun, termasuk memiliki kekasih. Apalagi saat ini E-X sedang di puncak popularitas. Ia tidak bisa membiarkan popularitas E-X turun seperti yang terjadi beberapa tahun lalu ketika mereka kehilangan tiga anggota dan rumor kencan Jae-Hyun. Bahkan saat itu mereka kehilangan banyak fans.

Loey menggeleng pelan membantah dugaan K. "Aku tidak sedang jatuh cinta."

"Lalu?" tanya mereka bersamaan.

"Hanya sedang bahagia saja. Apa aku tidak boleh bahagia karena melihat komentar fansku di medsos?"

"Ah, jadi karena itu."

Loey mengangguk, lalu pandangannya beralih pada Manajer Kim. "Manajer Kim, bagaimana kabar Nona Nam sekarang?"

"Nona Nam? Kata direktur Moon dia sedang cuti dan aku tidak tahu sampai kapan," jawab Manajer Kim sambil mengecek ponselnya.

Loey hanya mengangguk-angguk. "Bagaimana dengan stylist kami? Apakah sudah ditemukan pengganti sementara?" tanya Loey antusias.

"Belum. Mungkin kita akan memakai perempuan itu sampai Nona Nam kembali."

Spontan semua member melihat ke arah Manajer Kim. "Benarkah?" tanya mereka bersamaan. Manajer Kim yang tidak mengerti tujuan mereka hanya mengangguk membenarkan. Tiba-tiba ponsel sang manajer berbunyi. Ia keluar dari ruangan untuk menjawab panggilan, sedangkan para member tersenyum bahagia mendengarnya. Bahwa mereka akan bertemu dengan perempuan unik itu lagi.

***

Di sebuah ruangan bernuansa putih, seorang perempuan dengan telitinya mengukur kain putih yang direntangkan di depannya. Sebuah manekin terpajang di sampingnya telah siap menjadi model pakaiannya kali ini. Secepat mungkin ia harus menyelesaikan gaun untuk pameran bulan depan.

Namun salah seorang staff wanita yang lebih tua darinya memasuki ruangan, danberhasil mengacaukan konsentrasinya. "Nona Jung menunggumu di ruangannya," ujar staff itu sebelum beranjak meninggalkan ruangannya.

"Ah, baiklah. Aku akan segera ke ruangannya."

Hana menghela napas panjang. Ia menghentikan aktivitasnya, membereskan beberapa kain yang telah ia potong, lalu meninggalkan ruangannya menuju ruangan atasan yang cerewet itu.

Ketika ia tiba di depan ruangan Nona Jung, ia berhenti sejenak, lalu mengetuk pintu. Terdengar suara Nona Jung menyuruhnya masuk. Hana menurut, ia membuka pintu dan melihat Nona Jung sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang duduk membelakanginya.

"Anda memanggilku?"

Nona Jung mengangguk dan menyuruh Hana duduk di sampingnya. "Perkenalkan, dia Tuan Kim, manajer E-X. Kau pasti mengenalnya, 'kan?"

Spontan Hana langsung mengangguk. Pantas saja terasa familiar, ternyata orang ini adalah manajer E-X. Ada apa lagi dia ke sini?

"Jadi begini, stylist E-X sedang cuti pemulihan selama dua bulan dan kini posisinya sedang kosong. Direktur Moon ingin menjadikanmu stylist sementara sampai stylist kami kembali. Aku sudah melihat hasil kerjamu dan aku rasa kau adalah orang yang cocok. Jadi, apa kau mau?" jelas Manajer Kim.

Hana merasa nyawanya sedang melayang sekarang. Apa ini sebuah keajaiban? Ia sudah bertemu dengan semua member E-X kecuali Jay karena jadwalnya di Cina, ia sempat menjadi stylist mereka meski hanya sekali, dan sekarang ia akan menjadi stylist mereka untuk kurun waktu yang cukup lama.

Sang manajer kembali bertanya. Hana mencoba menguatkan mentalnya, lalu mengangguk. Bagaimana mungkin ia menolaknya? Ini kesempatan emas. Mungkin saja ia bisa dekat dengan member E-X atau ... ok berhenti menghayal.

Manajer Kim dan Nona Jung tersenyum mendengar jawaban Hana. Nona Jung sendiri merasa bangga pada anak didiknya itu. Sudah banyak rancangan Hana yang dipuji kalangan artis, pejabat atau model, dan sekarang Hana diminta menjadi stylist grup ternama di Korea. Meski belum lama bekerja dengannya, ia sudah menganggap Hana seperti anak angkatnya. Selain bertalenta tinggi, Hana juga penurut dan jarang mengeluh. Hal itu membuatnya menyayangi Hana.

avataravatar
Next chapter