webnovel

Chapter 27 : Dungeon Master

Ketika Ren sampai di lantai tujuh belas, yang menyambutnya adalah tiga dari golem baja, Lara dan Hilda mengalami kesulitan dalam mengalahkannya.

"[wind slice]" saat Ren melafalkan mantranya, bilah angin yang sangat besar, melesat menuju golem baja, dan mengirisnya menjadi dua. [wind slice] Ren berbeda jauh dengan Lara, baik dalam kekuatan maupun ukurannya. Jumlah mana yang digunakannya juda sudah sangat berbeda.

Ren tidak peduli dengan golem baja yang pudar saat ia berjalan maju. Ketika dia sedikit lebih jauh ke depan, Ren melihat ratusan golem baja dan berbagai jenis monster lainnya. Ada beberapa yang tampak seperti singa raksasa tapi makhluk itu berjalan dengan dua kaki. Yang lain adalah campuran ular dan burung, dan varian monster lain yang berbeda.

Saat Ren melihat gerombolan besar ini di ruang sempit sebuah dungeon, dia tidak bisa menahan senyum di wajahnya. Ren kemudian mulai melonggarkan persendiannya.

"Sekarang waktunya untuk sedikit pemanasan."

...

Satu jam setelah Ren meninggalkan kedua wanita itu, Hilda akhirnya punya cukup mana untuk bergerak dan bertarung. Dia ingin segera mengikuti Ren dan membantunya, tetapi dia tidak bisa. Lara masih tertidur lelap, sepertinya pertarungan terakhir memakan banyak mana.

Hilda punya pilihan untuk meninggalkannya di sini, karena monster biasanya tidak hidup kembali pada hari mereka mati. Inti dungeon bawah tanah membutuhkan sekitar dua hari untuk melakukan aktivitas menghidupkan monster. Masih ada banyak misteri mengenai dungeon bawah tanah, tapi ada kemungkinan bahwa monster akan tiba-tiba hidup kembali.

Jadi meninggalkan Lara bukanlah suatu pilihan, tetapi menunggunya untuk bangun juga bukan suatu pilihan. Tidak ada pilihan lain, Hilda menggendong Lara dan berlari ke lantai berikutnya. Ketika dia sampai ke lantai berikutnya, lantai itu sama sekali tidak berisik, bahkan tidak ada tanda-tanda bahwa pertempuran telah terjadi.

Ketika Hilda berjalan terus, seluruh lantai ketujuh belas kosong. Itu berarti Ren mampu mengalahkan monster yang lebih kuat dari golem baja sendirian dan dalam waktu kurang dari satu jam.

Tetap saja, saat Ren semakin dalam, monster semakin kuat, dan tidak peduli seberapa kuat Ren jika dia bertarung terus menerus sendirian, dia mungkin akan membuat kesalahan fatal. Hilda mempercepat langkahnya dan segera menuju ke lantai berikutnya.

Ketika Hilda mencapai lantai kedelapan belas, lantai itu mirip dengan lantai yang di atas, lantai itu telah kosong. Tidak ada apa pun di sini. Tenang sekali, Hilda mengira ada sesuatu yang tiba-tiba muncul untuk menakuti dia. Namun tidak peduli seberapa jauh dia naik ke lantai selanjutanya, dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Ren maupun monster. Hilda terus maju dan seperti yang diharapkan lantai sembilan belas juga kosong. Lantai kedua puluh di mana guild master sebelumnya dikatakan telah melarikan diri juga kosong. Jadi monster pelindung lantai dua puluh bukan dungeon master bawah tanah.

Pada titik inilah Hilda akhirnya menyadari betapa dia meremehkan Ren.

'Jadi dia bukan orang bodoh yang sombong, tapi dia adalah orang yang sombong karena dia memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Tetap saja itu tidak mengubah seberapa sombong dan terlalu percaya dirinya, pertunjukan ini hanya memberi alasan mengapa dia seperti itu.'

Ketika Hilda terus berjalan dan melihat tangga menuju lantai berikutnya, dia mendengar raungan mengancam datang dari lantai di bawah. Ren kemungkinan besar berada di lantai bawah sedang bertempur dengan sesuatu. Pada saat inilah Hilda perlu membuat keputusan penting.

Baik meninggalkan Lara di lantai ini dan menuju ke bawah untuk membantu Ren, atau menunggu Ren untuk menyelesaikan pertarungannya, karena dia mungkin tidak dapat membantunya atau lebih buruk lagi dia mungkin menghalangi jalannya. Namun dia adalah pengawas dari tes ini, dan memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Hilda menggertakkan giginya dan memutuskan untuk meninggalkan Lara di dekat tangga saat dia melanjutkan perjalanan.

...

Setengah jam sebelum Hilda mendengar raungan, Ren baru saja menyelesaikan lantai ke-20.

'Jadi monster lantai ke-20 bukanlah dungeon master bawah tanah. Tetap saja itu adalah lawan yang sulit untuk dihadapi, aku bisa melihat mengapa mantan guild master kesulitan melawannya. Memperlihatkan seseorang yang telah mati ada di depan matanya. Heh itu pintar, memberikan kerusakan psikologis musuh dan menyerang dengan kata-kata sebelum memberikan pukulan yang membunuh. Jika dia sekuat aslinya, kekuatan ku saat ini tidak akan bisa melakukan apa pun. Tetap saja itu menakjubkan dan aku baru tahu kalo ada monster yang bisa melakukan hal itu, dan memiliki kemampuan seperti itu. aku akan tertipu jika aliran mananya sama seperti orang aslinya. Yah itu memang butuh waktu untuk membunuhnya, karena aku kagum pada awalnya, dan aku ingin mendengar suaranya yang sarkastik untuk mengenang nostalgia.'

Ren membenamkan dirinya dalam nostalgia untuk sementara waktu. Setelah selesai, ia melanjutkan ke lantai berikutnya.

Lantai berikutnya berbeda dari semua lantai lain hanya karena itu hanya satu area lapang yang besar. Seluruh lantai tampak lebih besar dari kota Grenton. Ketika Ren melihat ke atas ia hampir tidak bisa melihat langit-langit meskipun penglihatannya ditingkatkan oleh mana.

Ketika Ren melihat betapa berbedanya lantai ini, ia menjadi bersemangat. Ini mungkin berarti dungeon master bawah tanah ada di lantai ini. Perlahan melangkah ke pusat lantai dia tiba – tiba dapat melihat sesosok besar di ujung lantai yang sedang melihatnya.

Tubuh binatang ini tampak panjangnya dua puluh meter, tidak termasuk ekornya yang panjangnya sekitar delapan meter. Ketika ia menggerakkan kakinya, tanah itu bergetar, dan ketika ia membuka sayap yang ada di punggungnya, semburan angin menyerang Ren. Matanya seperti ular yang telah mengunci Ren.

Ketika Ren melihat kekuatan ini bukannya semakin bersemangat, tapi dia merasa sedikit kecewa. Bukan berarti monster yang di depannya tidak kuat. Pada kenyataannya, itu adalah makhluk terkuat yang pernah dilihat Ren di dunia barunya ini, mengecualikan Nezard yang tampaknya menyembunyikan kekuatan sejatinya.

"aku merasa di khianati. Aku menantikan seekor naga, tetapi yang muncul hanyalah Raja Drake. " Raja Drake adalah naga semu. Itu adalah drake terbesar yang ada tetapi masih selangkah di bawah naga asli. Apakah itu kekuatan atau kecerdasannya, bahkan ukuran tubuh mereka sangat berbeda.

Raja Drake mengerti bahwa dia dihina dan di rendahkan sehingga membuatnya marah. Ia mengangkat salah satu cakarnya dan mengayunkannya ke bawah mencoba untuk membelah Ren, yang menghindar dengan melompat ke belakang.

"kamu marah? aku tidak benar-benar menghina mu. Aku hanya sedikit kecewa. " Raja Drake melanjutkan serangannya dengan napas api. Ren mulai berlari ke samping, menghindari napas api yang menuju ke arahnya.

Meskipun Ren menghina raja Drake dan dia kecewa. Tapi kenyataannya dia masihlah bukan tandingan raja Drake dengan kekuatannya saat ini. Ren saat ini jauh lebih lemah daripada raja Drake, namun baginya itu tidak masalah.

"Silika apakah kamu siap untuk pertempuran pertama kita yang sebenarnya?" saat Ren mengajukan pertanyaan ini, dia menunjukkan senyum jahat ketika suara seorang wanita terdengar di kepalanya.

"Kamu akhirnya akan menggunakan ku master? Kalau begitu mari kita tunjukkan pada kadal ini yang tumbuh nya terlalu over dosis ini apa yang bisa kita lakukan."

seandainya ada kata atau kalimat yang rancu, commend aja oke... terima kasih

ZeroFWordcreators' thoughts
Next chapter