webnovel

5. Pertemuan yang ke2 (Revisi)

Li mei mulai berkultivasi seharian penuh dengan arahan Shifu Jiang Wangzhi, dan mulai memperkokoh tubuhnya yang memang dari awalnya lemah. Karena hal ini memang syarat untuk mempelajari ilmu berpedang yang akan Shifunya ajarkan.

"Li Mei, dengan tahap kultivasimu yang masih rendah, mungkin sulit untuk mengimbangi teknik Wind Slash (Tebasan Angin). Tapi dengan kamu berkultivasi di tempat PAGODA ShinYuan, Kecepatan kultivasimu naik menjadi 2 tingkat. Kini aku bisa mengajarimu teknik Wind Slash" Shifu (Jian Wangzhi) menyalurkan ingatan dari isi teknik Wind Slash, dengan cepat Li Mei menyerap ilmu yang Shifu ajarkan.

Dalam waktu singkat, semua isi dari buku mengenai teknik Wind Slash seakan terjabarkan begitu saja di otaknya. Ia mengambil pedang yang ada di sampingnya dan mempelajari satu persatu gerakan teknik tersebut sesuai dengan petunjuk buku.

-

Pelatihan teknik tersebut ternyata cukup memakan waktu dan membuat Li Mei tanpa sadar sudah berada di dalam pagoda cukup lama. "Shifu, bagaimana dengan pelatihan saya? Apakah ada perkembangan?". Tanya Li Mei setelah menunjukkan gerakan terakhir dari semua gerakan yang di jabarkan.

"Muridku, kau cukup cerdas untuk mempelajari teknik ini dalam sekali pelatihan. Shifu percaya kamu akan menjadi seorang ahli pedang di masa mendatang". Ujjar Shifu memberi sedikit pujian dengan wajahnya yang sebenarnya nampak datar, mungkin itu adalah sifatnya yang tidak mudah menunjukkan ekspresi.

Dengan senyum simpul Li Mei menundukkan setengah badannya memberi hormat sebagai ucapan terima kasih. "Shifu, terima kasih untuk ilmu hari ini. Saya harus kembali ke istana, atau Yang Mulia Raja akan mencari saya". Kata Li Mei dengan sedikit tersenyum ramah.

"Pulanglah muridku, hari susah gelap. Bawalah pedang itu bersamamu, Pedang itu bernama Tianshan de Jian (Pedang Surga). Pedang itu aku dapatkan saat pergi ke Surga untuk mengejar iblis tingkat pertama, kini pedang itu kuwariskan padamu, Aku akan kembali ke mata pedang itu". Shifu berubah menjadi gumpalan asap dan masuk ke mata pedang.

"Terima kasih Shifu. Murid ini akan dengan sepenuh hati merawat pedang yang Shifu wariskan". Ujar Li Mei. Pedang yang tadinya tidak ada sarung pedangnya, tanpa di duga Li Mei melihatnya tergeletak di samping tempatnya berdiri tersandar di dinding.

Li Mei segera menyarungkan pedangnya dan bergegas kembali ke istana tanpa ada yang mengetahui kemana dia pergi. Waktu memang sudah gelap dan ini pasti membuat Hao Cheng dan Ling Ling merasa khawatir. Entah pertanyaan apa yang akan mereka tanyakan padanya begitu melihatnya baru kembali.

"Kedepannya aku harus membuat Kakak Hao dan Ling Ling untuk mengerti situasiku. Kalau tidak mereka bisa kelepasan mengatakan aku keluar untuk melatih ilmu berpedang dan pada akhirnya Selir dan Kakakku akan melakukan tindakan pencegahan. Itu tidak boleh terjadi sebelum aku menguasai teknik pedang seluruhnya!". Gumam Li Mei.

15 menit perjalanan dari hutan menuju mansionnya, dan tepat di depan mansion, Hao dan Ling Ling sudah berdiri dengan tatapan gahar menunggu penjelasan dari Li Mei.

"Putri.. dari mana saja Tuan putri seharian ini. Saya mencari putri kemana-mana. Yang Mulia Raja memerintahkan Putri untuk segera menghadap. Beliau sudah menyiapkan pakaian untuk Tuan Putri". Kata Ling Ling dengan khawatir, karena malam ini adalah malam perjamuan untuk menyambut kedatangan Pangeran Pertama.

"Aku baru saja dari hutan Ling Ling, pakaian baru?! Memang akan ada acara apa malam ini?", tanya Li Mei yang tidak tahu menau mengenai jamuan yang di adakan Yang Mulia Raja.

"Masa Putri tidak tahu, malam ini Pangeran Pertama akan berkunjung. Maka dari itu, Yang Mulia mengadakan perjamuan dan meminta Putri untuk segera menghadap. Ayo Putri cepat bergegas mandi. Ling Ling sudah menyiapkan semuanya". Desak Ling Ling, ia sedikit memaksa Li Mei untuk bergegas mandi sebelum perintah dari Raja muncul untuk segera menghadap.

Setelah selesai mandi, di kamar Li Mei berganti pakaian layaknya seorang Putri, Hari-hari Li Mei selalu memakai pakaian sederhana layaknya pelayan. Kini Yang Mulia secara khusus memberikan pakaian dengan bahan dari serat sutra. Karena ini pertemua pertama Li Mei dengan Pangeran Pertama, Ling Ling merias Li Mei dengan riasan sederhana namun terlihat anggun.

***

Di istana tepatnya di kediaman Yang Mulia Raja sedang di adakan jamuan makan malam untuk menyambut kedatangan Pangeran Pertama. Dia datang bersama 2 orang pengawal pribadinya.

"Saya Zhu Jian Fang, memberi salam kepada Yang Mulia Raja dan Permaisuri Kerajaan Yuan, Semoga Yang Mulia selalu di berkati dengan Kemuliaan". Kata Pangeran Pertama atau Zhu Jian masuk memberi salam.

Di ruang perjamuan sendiri sudah ada beberapa anggota lain yang masuk tidak terkecuali Yang Mulia Ratu dan Kakak Pertama Chen He Quon yang baru saja kembali dari inspeksi di daerah yang sedang di tinjau oleh kerajaan.

"Salam pada Putra Mahkota Chen He Quon dan Tuan Putri Xing'er Quon", lanjut Zhu Jian memberi salam pada kedua Putra dan Putri Raja Quon dengan ramah.

"Adik Zhu Jian, Jangan sungkan, Panggil saja aku Kakak Chen He. Sebentar lagi kamu kan akan menjadi suami adikku Li Mei. Silahkan duduk Pangeran dan nikmati jamuannya". Balas Putra Mahkota Chen He dengan ramah, berbanding terbalik dengan Xing'er yang memandang rendah Pangeran Zhu Jian.

"Baiklah kakak Chen, saya tidak akan sungkan lagi dengan kebaikan Kakak" ujar Zhu Jian.

Acara jamuanpun di lanjut, para dayang keluar membawa sejumlah makanan untuk disajikan di setiap meja sembari menunggu Li Mei untuk datang.

Next chapter