webnovel

18. Gejolak Hati Li Mei

Setelah memberikan pil bunga krisan, semalaman Zhu Jian duduk menemani Li Mei di sampingnya. Tanpa terasa pagi telah tiba dan samar-samar Li Mei terbangun dari pinsannya. Pandangan Li Mei yang kabur lambat laun mulai nampak jelas. Orang pertama yang dia lihat adalah Zhu Jian yang sedang tertidur disampingnya dengan posisi duduk dan tangannya yang menggenggam Li Mei erat.

Dari luar Lingling datang dan menyampaikan bahwa Nona Shu Yan datang bersama tabib istana.

"Lingling, persilahkan mereka untuk masuk". Perintah Li Mei

Tidak lama kemudian, Shu Yan masuk kekamar Permaisuri bersama tabib dan pelayannya datang membawa beberapa obat dan makanan. Hal pertama yang mengejutkan yang Shu Yan lihat adalah Zhu Jian yang selalu acuh pada wanita bahkan dirinya yang selalu berada di sisi Zhu Jian tidak pernah mendapat perlakuan khusus seperti yang dia lihat.

"Salam Putri Mahkota, hamba datang bersama tabib istana untuk mengantarkan obat dan sarapan untuk putri". Kata Shu Yan. Dia dan tabib istana menundukkan badan memberi hormat.

Perkataan Shu Yan rupanya membangukan Zhu Jian yang sedang tertidur. Melihat Li Mei sudah siuman Zhu Jian langsung beranjak dan memeluk Li Mei tanpa memperhatikan hal yang ada disekitarnya.

"Li Mei, akhirnya kau bangun juga. Apa kau tahu seberapa khawatirnya aku melihat kondisimu waktu itu?". Tanya Zhu Jian penuh kekhawatiran

Sesaat hati Li Mei berdebar mendengar perkataan Zhu Jian, "Zhu Jian, sadarlah! Semua orang yang ada di ruangan ini sedang memperhatikanmu terutama kekasihmu Nona Shu Yan, aku tidak ingin dia salah paham dengan hubungan kita". Balas Li Mei.

"Li Mei.. Apa kau sedang cemburu?". Tanya Zhu Jian jahil.

"Zhu Jian, kau terlalu percaya diri. Jangan terlalu memandang tinggi dirimu hanya karena ada wanita yang mencintaimu!". Sergah Li Mei. Wajahnya memerah demi menghindari pertanyaan Zhu Jian dia memalingkan wajahnya dari Zhu Jian.

"Permaisuriku ini memang tidak pandai membuat alasan. Ya.. Aku anggap saja kau memang cemburu". Zhu Jian terkekeh melihat muka masam Li Mei. Dia beranjak dari tempatnya dan berdiri di samping meja.

"Maaf menyela Pangeran, izinkan hamba untuk memeriksa kondisi Putri saat ini". Tabib mendekat untuk memeriksa denyut nadi Li Mei.

Sedangkan Shu Yan dan para pelayan menaruh obat serta makanan di meja. Shu Yan yang melihat Zhu Jian terus memperhatikan Li Mei mendekatinya.

"Pangeran, aku sangat mengkhawatirkanmu, kamu masih terluka dalam dan perban yang ada di pergelangan kakimu juga sudah harus di ganti. Izinkan aju untuk merawatmu kali ini".

"Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, ini hanya luka kecil. Kau kembalilah ke kediamanmu! Aku masih harus menemani Putri disini". Kata Zhu Jian tanpa memandang wajah Shu Yan.

"Pangeran, sejak tadi malam sikapmu tiba-tiba berubah. Apakah aku sudah tidak penting lagi bagimu? Apakah semudah itu kamu melepaskanku?". Shu Yan berkata dengan wajah muram, hatinya merasakan cemburu melihat perhatian yang Zhu Jian berikan pada Li Mei. Dengan sengaja Shu Yan memegang tangan Zhu Jian didepan Li Mei.

Ukhuk.. Ukhuk..

Li Mei yang sedang di periksa tabib tiba-tiba batuk dan mengeluarkan darah. Zhu Jian yang melihat langsung melepas tangan Shu Yan dan menghampiri Li Mei. Melihat Zhu Jian melepas tangannya, Shu Yan keluar dari kamar Li Mei dengan kekecewaan.

Zhu Jian yang melihat kondisi Li Mei kembali merasa khawatir, dia menggenggam tangan Li Mei erat. "Tabib, apa yang terjadi dengan Putri Li Mei, Mengapa dia masih mengeluarkan darah?". Tanya Zhu Jian khawatir.

"Pangeran tidak perlu cemas, Darah yang di keluarkan Putri kali ini adalah darah sisa racun yang ada ditubuh. Dalam beberapa hari Putri Li Mei akan kembali pulih. Obat yang hamba bawa tolong di minum 3 kali sehari, obat tersebut berfungsi untuk memulihkan kondisi Putri. Kalau begitu hamba undur diri, jika Putri mengalami gejala secepatnya hamba akan datang dan memeriksa kembali".

"Li Mei, Bagaimana kondisimu saat ini, apa masih ada yang sakit?, pelayan sudah membawa sarapan untukmu". Zhu Jian membantu Li Mei untuk duduk bersandar dan mengambil makanan yang ada dimeja. "Li Mei, bubur sup ikan ini secara khusus di masak untuk memulihkan kondisimu. Kamu makan ya! Aku suapi". Zhu Jian mulai menyendok sedikit bubur dan menyuapkannya pada Li Mei.

"Berhenti!" tangan Li Mei mencegah sendok bubur masuk kedalam mulutnya. "Kau tidak perlu melakukan ini, apalagi didepan wanitamu. Shu Yan terlihat begitu kecewa, apa kau mau memperalatku untuk melukai hatinya?". Li Mei memandang Zhu Jian dengan tatapan kesal.

"Putri Li Mei, jaga bicaramu! Mengapa kau mengatakan hal konyol disaat tubuhmu lemah?. Apa kau tidak mengerti aku sangat mengkhawatirkanmu?".

"Mengkhawatirkanku? Omong kosong! Pada malam pernikahan saja kau sedang berduaan dengan wanita lain tanpa memperdulikan bagaimana aku menunggumu semalaman. Sekarang kau dengan mudahnya mengatakan khawatir?. Sudahlah, saat ini biarkan aku sendiri dan kejar wanitamu, aku tidak ingin dia salah faham tentang hubungan kita!".

"Li Mei, sepertinya kau sudah salah faham terhadapku. Aku akui aku salah karena pergi disaat malam pernikahan, tapi aku memiliki alasan! Shu Yan hanyalah teman masa kecilku, alasan aku menemuinya malam itu karena Ayahnya yang menjadi Menteri dan Ketua Fraksi selatan mengancam akan mencabut dukungannya padaku. Kau tahu sendiri, aku mendapat dukungan hanya dari sebagian fraksi. Bahkan para menteri di dalam istana sebagian besar mendukung Thian Lan untuk naik tahta. Jika saat ini aku melawan keinginan Ayah dari Shu Yan, maka aku akan kehilangan sebagian pendukung dan pilar untukku naik tahta. Percayalah padaku permaisuriku, meski kita hanya bermain sandiwara. Tapi aku tidak akan mengkhianatimu!".

Perkataan sederhana Zhu Jian sesaat membuat perasaan Li Mei tersentuh. Benteng pertahanan hati Li Mei seakan runtuh sedikit demi sedikit. Perlahan Li Mei merasa seperti melihat sosok lain didalam diri Zhu Jian. 'Zhu Jian..! Kau mengatakan semuanya, apakah perkataanmu barusan masih bisa di percaya?'

si Li Mei cemburu nih.. tapi masih nggak mau ngaku! dan terus mencari alasan untuk meyakinkan dirinya akalau dia tidak memiliki perasaan apapun pada Zhu Jian. tapi sepatah kata Zhu Jian mamou merobohkan benteng pertahanan hati Li Mei. haduh... meleleh akunya Pangeran Zhu Jian...

ditunggu komentar dan krisannya

jangan lupa vote dan ratenya yah..

Happy Reading

embun_nada2creators' thoughts
Next chapter