4 Misi pertama

"Nii-Chan, Kau lama sekali bangunnya." Ketus Maika yang sedang memasak di dapur melihat shiro datang dari arah kamarnya dengan sempoyongan.

"Maaf, Habisnya semalam aku habis minum, jadi tidurku terlalu nyenyak." Sahut shiro sambil menggeser kursi di meja makan. "Sudah kubilang, jangan minum minum! Kalau mau minum aku buatin kopi, oke? Awas saja kalau nii-chan minum minum gak jelas seperti malam, akan ku ledakkan dengan Skill Ledakan ku." Ancam Maika.

"Kau terlalu kejam maika, Usiaku sudah 18 tahun loh, sudah bolehkan?" Tanya shiro sambil menyimpan dagunya di meja.

"Meski usia nii-chan sudah 100 tahun, nii-chan tidak boleh mabuk mabukan." Timpal maika.

'Bau kopi, maika membuatkannya untukku kah?' Batin shiro.

Yah, beberapa hari terakhir, regu shiro dapat cuti karena kembalinya maika. Dan setelah itu mereka bingung mau berbuat apa, nongkrong di rakau seperti para pengangguran?

"Nii-chan, ini kopinya." Maika meletakkan gelas berisi kopi di depan shiro. "Sankyu."

>Ayato's story

>Sebelum ayato menjadi petualang

Ayato adalah seorang yatim piatu yang berasal dari distrik dikkit. Dia dan orang tuanya tinggal di sana, namun, 2 tahun lalu, Benda bulat menghancurkan segala yang ada di sana, termasuk orang tua dari Ayato.

Beruntungnya, disaat yang bersamaan, para petualang sedang berpatroli di sana.

"Kau tidak apa apa?" Tanya seorang lelaki berambut biru dengan kapak besar ditangannya.

"Ayah.. Ibu.." Ayato menatap orang tuanya yang hanya tersisa kepala saja.

"Kamu, Mari ikut dengan kami, kamu akan di evakuasi ke kota sofya." Ujar wanita elf berambut pirang dengan pedang 1 tangan dan perisai kecil di tangannya.

"Triel,Kau bawa dia ke pusat evakuasi, aku akan mencari korban lainnya." Ujar lelaki itu. "Baiklah, kakak."

>Kediaman Touka

"Touka, hari ini kau ada misi?" Tanya ibu touka. "Mungkin, aku dan regu ku berencana untuk ke balai kota hari ini." Sahut touka sambil meminum minuman kaleng. "Kalau begitu, minumlah ini." Ibu touka menyerahkan ramuan kepadanya. "Apa ini, mama?" Tanya touka.

"Ini adalah minuman kebal racun, efeknya bertahan selama 48 jam, tapi pastikan kamu tidak meminum minuman keras ataupun minuman lainnya." Jelas orang tua Touka.

>Touka POV

Yah, ibuku adalah seorang pakar padu terkenal di kota ini, Ibuku juga membuka toko pakar padu, nama tokonya itu, Pakar Padu Mubia, diambil dari nama ibuku sendiri. Ayahku? Aku sendiri bahkan tidak ingat kapan ayahku meninggal, tapi ibuku bilang, ayahku meninggal saat aku masih dalam kandungan. Katanya sih ayahku itu petualang veteran, Dan dia meninggal di tangan makhluk aneh yang berasal dari dunia lain. Alasanku menjadi petualang? Sudah jelas aku ingin menghancurkan kejahatan, tapi sialnya, aku mempunyai penciuman yang terlalu tajam, pada akhirnya setiap pulang misi aku selalu hampir mati. Ibuku sudah terbiasa dengan itu, jadi wajar kalau dia tidak terlihat cemas sama sekali.

Monster yang ku benci? Monster yang ku benci adalah slime, Sudah lengket, bau pula. Lalu aku juga membenci monster yang licik, menyerang tiba tiba dari belakangku, seperti monster yang berada di kawah saham. Levelku, 58, Dan aku memiliki skill sampingan yaitu skill Mana Recorvery, dimana aku bisa membuat lingkaran untuk memulihkan Mana milik anggota reguku yang terdekat, Aku juga menguasai skill First Aid, jadi aku bisa mengobati teman yang terluka.

Pedapatku terhadap shiro-kun? Menurutku dia sedikit ceroboh, lalu dia perhatian, jadi teringat waktu aku keracunan Miasama yang dikeluarkan Kristal hitam, raut muka shiro-kun sangat lucu, aku ingin tertawa tapi rasa sakitnya menggangguku. Dan, Kurasa aku sedikit menyukainya.

>Normal POV

>Pukul 10.14

>Kedai Serikat

"Lalu, Apa kita ada misi hari ini?" Tanya touka sambil memasang Sayap Aquator di punggungnya. "Entahlah, sekarang kita harus ke tempat dewi pino, mungkin dia akan memberi kita misi." Ujar shiro. "Oh iya, aku sudah mempelajari Skill Dual Sword, lihat, aku memakai 2 pedang." Shiro menunjukkan punggungnya. Terdapat 2 buah pedang berbeda, yang kanan Chandra kirana, dan yang kiri Clarity Rose.

"Lagi lagi kau membeli Item mahal, cih, sesekali traktir aku, Shiro." Ketus Ayato.

"Aku juga Nii-Chan, Nii-Chan belum pernah menraktirku!"

"Sesekali berbuat baiklah padaku, shiro."

"Iya iya, sekarang kita ke toko senjata." Dengan pasrah shiro berkata begitu.

"Wah?! Kalau begitu, Aku ingin Busur Elfin!"

"Aku ingin Pesawat sihir kaisar wanita."

"Nii-Chan, Aku ingin Jubah bulu surgawi."

Ujar mereka.

'Padahal aku akan menraktir mereka, tapi kenapa mereka malah membeli item murahan?' Batin shiro bertanya tanya.

>Pukul 12.41

>Balai Kota

"Ara, kalian datang tepat sekali. Ada misi untuk kalian." Dewi pino menyambut mereka.

"Misi apa dewi? Lawan monster bau?" Ketus Touka

"Touka-chan, Jaga mulutmu." Shiro menegur.

>Shiro POV

Dewi pino menjelaskan tentang misi yang kami dapat hari ini, kami harus menyelidiki kasus penyerangan para petualang. Katanya, akhir akhir ini banyak petualang baik pria atau wanita yang ditemukan sekarat, dan tak sedikit pula di antara mereka yang tewas. Apakah ini ulah Kaisar Venena? Atau Ksatria hitam Lyark? Entahlah.

Ku kira ksatria hitam itu ada 3, ternyata aku salah, ksatria hitam ada 4, namun, satu di antara mereka menentang keinginan venena. Katanya dia suka menolong orang orang yang sedang kesusahan, ah, aku tak tau lagi.

"Di misi kali ini, kalian akan bersama sama dengan petualang veteran, Balft dan Triel." Ujar dewi pino. Siapa mereka? Petualang veteran?

"Mereka sudah menunggu kalian di daerah kediaman tuan Figo."

Lantas, kami berempat beranjak pergi ke kediaman figo itu. Kami melewati banyak sekali monster.

Namun, akhirnya pada pukul 16.25 kami pun sampai di kediaman figo.

"Wilujeng sumping, para petualang. Ngaran aing figo, jalma pang beungharna didieu." Ujar Figo.

"nii, Apa yang dia katakan?" Tanya Maika padaku, mana kutau, bahasa apa itu?

"Lantas tuan figo, dimana Balft dan triel?"Tanya Ayato. "Oh, Jang Balft jeung neng triel teh ku aing geus disuruh buat basmi monster di lahan pertanian, Tapi geus lila teu balik deui." Ujarnya

(Oh, Balft dan Triet itu sudah ku suruh buat basmi monster di lahan pertanian, tapi, mereka masih belum kembali.)

"begitu, Baiklah, mari kita ke lahan pertanian."

Ayato.. Kau paham apa yang ia bicarakan?

>Normal POV

>Lahan Pertanian

"Banyak seranggaaaa..." Keluh touka. 'Touka-chan seperti anak tk saya, tapi kalau di lihat lihat, dia imut juga.' Batin shiro.

"Itu dia, Triel!!" Panggil Ayato. "Ayato? Lama sekali." Ujar triel.

"Dimana balft?"

"Dia pergi menuju dataran tinggi, tak jauh dari sini."Jelas Triel.

"Tunggu, perasaanku tidak enak. Ayato, kita susul dia." Shiro merasa akan ada sesuatu yang terjadi di sana."Triel, kau disini saja, banyak babi raksasa disini, kau basmi mereka." Ujar Touka. "Baik."

Mereka berempat berlari menuju dataran tinggi.

TRANG!!

"MENGAKULAH! KAU ADALAH KSATRIA HITAM, BUKAN?!" Suara pria lantang terdengar dari keauhan.

"Sudah kubilang, siapa ksatria hitam?!"

TRANG

TRANG

TANG

"Maika Cepat!"

Terlihat 2 orang pendekar saling beradu senjata.

"BALFT!" panggil Ayato.

"Apa apaan pendekar bertopeng itu." Gumam Touka.

"HYAAAT!! PHANTOM SLASH!"

Semuanya berhenti, Shiro berjalan dengan tenang, dan menebaskan pedangnya 4 kali ke tubuh pendekar bertopeng itu. Tidak, bukan waktu yang berhenti, namun shiro lah yang bergerak dengan cepat.

Craash

Darah bercipratan. Namun tak lama kemudian, tubuh pendekar itu kembali sembuh.

"Cih, Diam kalian bocah! Kalian tak ada urusan denganku!" Bentak pendekar bertopeng.

"Lantas, Apa urusanmu dengannya?" Tanya shiro dengan tenang.

"Dia adalah Ksatria hitam!ya, Ksatria hitam yang sering menolong orang, kalau aku mengalahkannya, aku akan menjadi yang terkuat, HAHAHAHA!!"

"Ksatria hitam? Apa benar?" Tanya shiro sambil melirik Balft. "Cih, Aku sendiri tak tau siapa ksatria hitam itu, main tebak." Ujar balft dengan wajah datar. "Kau adalah pengguna kapak yang handal, aku yakin kalau kau adalah ksatria hitam!" Pendrkar bertopeng itu tak mau mengalah.

"HENTIKAN OCEHANMU DAN PERGILAH KE NERAKA!" Shiro Melompat, Kedua pedangnya mengeluarkan Bara api.

To be Continued

Next Part akan lebih seru

Insyaallah

avataravatar
Next chapter