6 Kedamaian yang hanya untuk sementara

2 Hari setelah Pino memberi misi khusus. Monster sedikit demi sedikit bermunculan, mulai yang kecil ataupun besar. Namun kebanyakan monster disini tidak agresif, jika tidak diserang, mereka takkan menyerang. Entah apa keinginan Venena mengirimkan monster jinak ke kota.

>Sofya

>Toko Perkakas Tambahan

"Sepertinya ini bagus." Ujar shiro sambil melihat lihat topeng ½ iblis yang tersimpan rapi di rak.

Beberapa menit kemudian, shiro keluar dari toko perkakas tambahan. Ia memakai topeng ½ iblis nya untuk meredam kekuatan mata kanannya. Walaupun ia tak tau kekuatan apa yang dimiliki mata kanannya itu, namun ia bisa merasakannya.

>Rumah Shiro

Nii, Sudah dapat?" Tanya maika yang mengenakan celemek berwarna putih.

"Ini." Shiro menyerahkan kantung plastik kepada maika. "Hah? Nii, aku pesan garam bukan gula!" Kesal maika. "EH?! Ku kira gula, ya sudah aku beli lagi." Shiro kembali keluar dengan tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana.

"Mo." Maika menyimpan kantung plastiknya dan duduk di sofa. "Apa ini?" Tanya maika saat melihat topeng ½ iblis yang shiro letakkan di meja.

>Kerajaan Ultimea

>Singgasana

"Kenapa para monster yang kalian kirim bisa menjadi jinak begitu?" Tanya seorang gadis kecil bersurai putih mengenakan Baju Kaisar Wanita itu.

"Kami tidak mengetahui apa yang terjadi, kaisar, namun sepertinya, roh dewi Specia datang ke daerah sofya untuk menjinakkan para monster." Ujar pria berbaju layaknya prajurit dengan nada ketakutan. "DASAR BODOH!" Sang kaisar kecil melemparkan bola berwarna merah muda kepada prajurit kerajaan itu. Seketika tubuh prajurit itu lenyap bagaikan dimakan oleh benda bulat itu. "Aku harus segera menaklukkan sofya, Jika tidak, Coenubia akan memakan ku." Ujar kaisar kecil itu. "Specia, Kenapa yang mati harus ikut campur!?" Kesalnya.

"Kaisar Venena!" Panggil pria berzirah layaknya ksatria hitam. "Ada apa,Ornlarf? kau tampak tak karuan." tanya Venena sambil kembali duduk ke singgasana nya. "Ini mengenai bawahan saya,Balft." Ujar Ornlarf sambil menundukkan badannya sebagai tanda hormat.

>Sofya

"Aduh,kenapa bisa lupa sih, Gula.. Garam.. Padahal beda jauh, huft." Ujar shiro sambil berjalan santai di tengah kota sofya. "Shiro!" panggil pemuda yang wajahnya familiar. "Oh, Tuan Pedofil, Ngapain?" Tanya shiro pada ayato. "K-Kejam sekali panggilanmu,tuan Siscon. Kau darimana?" Tanya ayato, Nampaknya ia pulang dari misi, karena ada busur panah di tangannya. "Habis beli garam." Sahut shiro. "Hee? Tuan pahlawan malah beli garam?" Ejek Ayato. "Sudahlah, Aku harus segera kembali, atau Maika akan menyentil ginjalku,Ja!" Shiro meninggalkan Ayato.

"Manusia kaku yang menyebalkan." Umpat ayato.

"Aku dengar loh!"

"Ah aku pergi dulu!!" Ayato pergi menuju arah rumahnya.

>Rumah Shiro

"Shiro Nii lama sekali, Sudah 30 menit aku menunggunya." Keluh Maika.

"Tadaima,maika."

"Nah, datang juga."

"Ja, kalau begitu aku ke ruang latihan dulu." Shiro beranjak dari tempat menuju kamarnya, tentu saja untuk mengambil ke 2 pedang nya, Pedang Chandra kirana dan pedang Clarity Rose.

>Ruang Latihan

"HYAT!!" Shiro mengayunkan kedua pedangnya ke targer yang terbuat dari batu itu. Shiro sengaja membeli beberapa patung batu untuk dijadikan target serangannya.

"Shiro-Kun, Kalau latihan sesekali ajak kami." Ujar touka yang tiba tiba berada di pintu ruang latihan.

"T-Touka-chan? lalu kang pedo juga, Kalian ngapain disini?" Tanya shiro yang keheranan melihat teman 1 regu nya datang ke rumahnya. "Memangnya kenapa? Apa kamu tak menganggap kami keluarga mu,  Shiro-kun?" Tanya Touka dengan wajah datarnya.

"Ni, Makanannya sudah siap, Touka Nee-chan dan Ayato-san juga ikut makan,ya!" Ujar maika.

"Umh!! Masakan Maika-Chan memang yang terbaik! Umh!!" Puji Ayato dengan mulut penuh.

"Telan dulu makanan mu, Pedo." Ujar shiro.

"Ni, Berhenti memanggilnya pedo." Tegur maika yang duduk di samping shiro. "Yang benar saja."

"Shiro, Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kami tanyakan." Ujar Ayato kembali serius. "Apa?"

"Ini tentang mata kananmu, Shiro-kun. Aku bisa mencium aroma kekuatan besar yang tersimpan di dalam mata kananmu itu, Lantas, Kekuatan apakah itu?" Tanya Touka sambil memegang Minuman kaleng beralkohol. "Jujur saja aku sendiri pun tak tau kekuatan apa yang dimiliki mata kananku ini, namun, saat aku marah, rasanya mata kananku ini bereaksi." Jelas Shiro sambil memegangi mata kanannya. "Apa karena itu, Shiro-nii membeli topeng setengah iblis ini? Nii, mencoba meredam kekuatan mata kanan nii, ya?" tanya maika."Ya, Aku melakukan ini karena aku tak ingin kekuatan misterius ini melukai manusia tak bersalah." Ujar shiro. "Levelmu berapa, Shiro-kun?" Touka bertanya dengan wajah yang memerah."Kau sudah mabuk? Cepat sekali." Ujar ayato yang keliatannya sudah mabuk juga.

"Levelku 215, Dewi pino memberiku Exp banyak, Dia bilang, Aku akan menghadapi banyak musuh, karena itu, aku harus memiliki level yang tinggi." Jelas shiro.

"Apa jangan jangan, Rumor para monster yang sering dibicarakan di kedai oleh para petualang itu adalah musuh yang harus shiro-nii hadapi?" Tanya maika.

"Mungkin saja, Jujur, kita tak perlu terlalu mengkhawatirkan monster yang berada di rakau, bukan hanya karena mereka jinak, namun, mereka juga bisa dimanfaatkan oleh para petualang, para petualang bisa menjinakkan mereka, terutama lavarca, monster itu bisa dijadikan sarana pengangkut barang." Jelas Shiro.

"Apakah para tamer bisa menjinakkan monster monster lain? Seperti Shell Mask yang ada di Tanah pembangunan, Atau Carlon yang ada di Lahan bakar Witeka." Tanya Ayato. "Kemungkinan bisa, Namun sejauh ini, Aku belum melihat seorang tamer yang sudah menjinakkan monster monster itu, Karena saat hendak menangkap, malah mereka duluan yang di serang." Jelas shiro.

"Oh ya, membicarakan soal monster, Aku pernah dengar rumor tentang monster hantu Gespent yang berada di Kanal Bawah Tanah Kota Sofya, Katanya banyak orang yang sedang berpatroli di sana jadi korbannya.Apakah itu benar?" Tanya maika. Ya, beberapa hari yang lalu, ada rumor dari seorang nelayan yang iseng masuk ke dalam kanal itu, katanya ia melihat hantu gespent sedang mencabik cabik petualang dengan sabit besarnya.

"Jika kita tak melihatnya langsung, Kita takkan percaya, Jadi, Kita harus memastikannya sendiri, Jika memang benar adanya, kita harus membasminya supaya tak ada korban lagi." Usul Touka.

"Ya, Tapi sebaiknya kau berhenti dulu minum, Touka-Chan, Kau tak bisa bertarung dengan kondisi mabuk seperti itu." Ujar shiro.

>Beberapa Jam Kemudian

"Baiklah, semuanya sudah berkumpul, Ayo." Ajak shiro sambil memasuki pintu kanal bawah tanah. "Jujur saja aku benci aroma ini, menusuk sekali." Keluh Touka sambil menutup hidungnya dengan Pergelangan tangannya. "Berisik sekali, pakai ini!" Ujar shiro, Ia menyumbat hidung Touka dengan benda yang menyerupai ranting kecil.

"HEI APA YANG KAU LAKUKAN PADA HIDUNGKU?!" Kesal touka.

"Yahaha! Touka-san kau jadi jelek!" Ejek Ayato. "Itu kayu yang memiliki aroma wangi, Namun aku lupa namanya apa." Jelas Shiro. "No,Thanks." Touka membuang potongan kayu itu.

Mereka berempat menyusuri kanal yang sangat luar nan gelap itu. Namun dengan skill milik Touka dan Maika, mereka bisa melihat dengan jelas walaupun gelap.

KREK

"FUAAH!!!!" Teriak ayato. "Pfftt, Ayato teriakan mu mirip perempuan, hihihi." Ejek Touka.

"Tunggu, Ayato kau menginjak kerangka manusia, Kau akan di gentayangi, Haha!" Ujar shiro.

"Mana ada yang mati jadi hantu!"

"A-Y-A-T-O..." Suara menggema dalam gelap.  "IIIH?!"

"LARI!!" Shiro memberi aba aba untuk lari, namun shiro malah lari menuju bawah. "Tunggu, Kenapa shiro malah lari ke sana?" Tanya ayato.

>Shiro POV

Aku merasa ada hawa kuat di bawah sini, Mungkinkah ini adalah energi dari Gespent?

"JANGAN!" Teriak seorang wanita dari arah bawah.

Anehnya,suara itu terdengar familiar di telingaku. Aku berlari menuju sana, Saat ku lihat, ada seorang perempuan yang wajahnya tak asing di mata ku. Dewi pino.

Kenapa dewi pino bisa kalah dari... Tunggu.. Inikah, Gespent?

"DEWI!!" Kaget ku saat gespent hendak memenggal dewi pino dengan sabitnya, Untungnya aku langsung menangkisnya dengan kedua pedang ku.

"Kenapa anda bisa kalah dari monster busuk ini?!" tanyaku. "Aku memang seorang dewi, namun aku adalah dewi kearifan, aku bukan dewi perang,Akh."

Sepertinya dewi pino terluka parah.

Krsssskkk (Anggap saja suara walky talky)

"Oni-Chan! kau dimana?"

"Maika, cepat turun kebawah, aku sedang menghadapi Gespent! Cepatlah!" Ujarku.

Trang

Trang

Trang

Pedangku terus beradu dengan sabit milik gespent.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?!" Tanyaku padanya.

"Jiwa.. Aku.. Ingin.. Jiwa.. Ma..Nu..Si..A" Ujarnya dengan suara yang kaku. Wajah tengkoraknya membuatku jengkel.

"Shiro/Shiro-nii/Shiro-kun!"

Ah, mereka sampai juga.

Gespent bersiap untuk mengayunkan sabitnya ke arahku.

Wrrrrrr

"eh?" ternyata aku salah! Gespent melemparkan sabitnya ke arah...

"MAIKA AWAS!!!" Teriakku.

Maika tak sempat menghindar.

Trang!

Sebuah dinding sihir melindungi maika dan yang lainnya. Tunggu, itu sihir tingkat atas, siapa yang bisa... Dewi pino?!

Aku bisa melihat dewi pino melawang di belakangku.

Sepertinya ia mengerahkan semua kekuatannya untuk membuat dinding itu. "Shiro! Ini kesempatanmu! bunuh dia! aku akan menahan senjatanya!" Perintah Dewi pino kepadaku.

Lantas aku segera berlari menuju gespent.

Tap

Aku menjadikan tangan tulang gespent sebagai batu pijakan untuk melompat.

"Rasakan Skill pedang penumpasku!!" Ujarku, Pedangku mengeluarkan cahaya berwarna biru muda.

Shaaassshhh!!!

Aku berhasil memotong tubuh hantu itu, Mudah.

Trang

Sabit milik gespent pecah. Dan dinding sihir yang melindungi Maika pun memudar.

"Akh!" Dewi pino terluka cukup parah, sialnya aku tak memiliki skill Heal untuk menyembuhkannya.

"Heal!" Maika menyembuhkan Dewi pino dengan skillnya. Untung saja dia punya skill itu.

>Normal POV

>Balai Kota

"Terimakasih karena sudah menyelamatkan ku dan sudah menghancurkan hantu itu. Dengan ini, Aku memberi kalian imbalan sebesar 500.000 Spina.

"Walau ini tak seberapa, tapi terimalah. Aku juga akan menaikkan Level kalian semua. Kalian boleh pulang sekarang, Sekali lagi terimakasih." Ujar pino.

"Ayato, coba liat kartu petualangmu." Ujar shiro. "WOW!! levelku juga 215! Berarti sekarang kita bisa memenggal loli pelacur itu!" Ujar Ayato. "Jangan senang dulu, Meski level kita sudah paling tinggi, Tapi kita masih belum bisa menghadapi Kaisar Venena, Dia adalah gadis licik, Aku tau itu." Ujar touka sambil melihat point statusnya. Ia menaikkan INT untuk menambah fokus nya saat sedang merapal mantra sihir.

'Str ku sudah full, Sekarang aku akan meningkatkan Agi, Supaya aku makin lincah.' Batin shiro sambil berjalan.

"Nii, Aku ingin beli baju ya." Pinta maika. "Baju? kamu telanjang aja." Canda shiro. "Duh, Baka."

"Haha, Iya, mumpung jalan ini mengarah ke toko baju." Ujar shiro.

>Toko Pakaian Kota Sofya.

"Shiro-nii! bagaimana dengan ini?" Tanya maika sambil mengenakan baju Cosplay Hatsune Miku. 'Tunggu,Kalau tak salah, Harga baju itu 3 Juta Spina kan?' Batin Shiro. "Y-Ya itu bagus, Tapi kau terlalu cantik kalau pakai baju itu, J-Jadi lebih baik kamu... Kamu... Kamu pakai baju kaisar wanita saja!" Shiro berkeringat dingin mengingat Harga baju yang di pakai Maika. "Jadi, Secara tidak langsung, Oni-Chan menginginkan aku jelek?" Tanya maika sambil memasang wajah yandere nya. "B-Bukan begitu.. Hah... Wanita selalu menang, Baiklah, kau ingin baju itu ya?" Tanya shiro,Maika menganggukkan Kepalanya.

>Kota Sofya

"Pantas saja shiro-nii gak mau beliin aku baju ini,Ternyata ini mahal ya, Kenapa gak bilang aja?" Tanya maika."Gak papa sih, Tapi kamu cocok pakai baju itu, Sekarang, aku ingin pinjam buku ke perpustakaan, kau ikut?" Tanya shiro."Ya, Aku juga ingin mempelajari skill Kehidupan, Aku ingin belajar membuat obat obatan dengan skill padu." Ujar maika. "Begitu ya, Kalau aku ingin mempelajari Skill Pisau, Supaya aku bisa melempar pisau ini."Ujar shiro.

>Daratan Rakau

"Huft, Akhirnya sampai disini." Ujar pria berambut biru itu. "Kakak, Sepertinya rakau mulai sepi ya, Biasanya disini banyak orang yang sedang berkumpul." Ujar triel. "Mungkin mereka pada takut dengan monster monster ini, Kaisar... Apa yang kau lakukan." Geram Balft.

Beberapa hari berlalu, hari hari damai tanpa misi dilewati regu shiro. Tak terasa, sudah 1 bulan berlalu, Mereka berempat selalu menghabiskan waktu bersama. Berburu monster, Bahkan, Sekarang mereka berempat tinggal di rumah yang sama, Karena Mubia, ibu dari touka memutuskan untuk pindah ke toko nya. Touka memanfaatkan itu untuk meminta izin supaya bisa tinggal dengan party nya. Ayato tinggal sendirian, Jadi ia bebas memilih dimana ia tinggal.

"HYYAAAAT!!" Shiro mengayunkan pedang yang terbuat dari kayu ke arah Touka.

TRAK!!

Touka menangkis serangan shiro. 'Sial, Nanggung banget, Tubuh touka-chan kecil, Kalau kena pukulanku pasti dia akan kesakitan.' batin shiro.

PLAK!

Touka memukul shiro dengan pedang kayu nya.

"Ouch!"

"Kau pasti berpikir aku adalah loli tua yang lembek, yakan?" Tanya touka. "Mana ada."

"Yosh! Pemenangnya Touka-San! Sesuai janji, Kalo Oni-chan kalah, Oni-Chan akan membelikan kami Onigiri (Nasi Kepal) !" Ujar maika.

"Yah, baiklah... Aku pergi dulu." Ujar shiro.

"Tunggu, Shiro-Kun, Bukannya pertandingan ini 2 Ronde? Kamu tadi menang 1 kali, dan aku menang 1 kali, berarti sekarang babak final." Touka mengangkat pedang kayu nya seolah menantang shiro. "Baiklah, Kali ini aku akan serius, Jangan menangis jika terkena seranganku! HYAT!!" Shiro langsung menyerang.

Touka segera menangkis serangan shiro, Namun..

TRAK!!

Pedang kayu Touka patah, "Shi-"

Plak!!

"Akh!" Serangan Kuat shiro mengenai bahu kecil touka Sehingga membuatnya terpental.

"ASTAGA!! TOUKA-CHAN!!" Panik shiro melihat touka terbaring tak berdaya. "Nggghhh..." Touka meringis kesakitan. "Oy, Shiro, Kau menggunakan Skill dalam menghadapi wanita?" Tanya ayato."Aku tak sengaja." Shiro segera memberikan pertolongan pertama pada Touka. Untung saja Shiro sudah mempelajari skil heal beberapa hari lalu, Jadi, Ia bisa memberi pertolongan pada touka.

"Duh, Shiro-Kun, Kamu gegabah sekali.." Touka Berbaring di lantai. "Maaf,Aku akan bertanggung jawab." Ujar shiro. "Kalau begitu..Belikan aku minuman kaleng kesukaanku." Ujar touka sambil tersenyum."Kau terlalu banyak minum hari ini, Touka-chan, Ini saranku saja, Kalau kau mau aku menikahimu, Kau harus berhenti minum-minum." Shiro yang blak blakan itu langsung beranjak menuju lorong dan keluar dari mansionnya untuk membeli minuman yang dipesan Touka.

"Me-Menikah?" Wajah touka memerah. "Oni-chan mulai menyukai Touka-san, Bahaya, Kalau dia menikahi kamu, Aku akan ditinggalkan." Keluh maika. "Ternyata di sini yang pedo itu bukanlah aku, tapi si kampret shiro." Ujar Ayato dengan wajah datar.

>Sofya

"Apa yang ku katakan tadi? Diriku yang bodoh, Ayolah, Aku bukanlah Pedofil." Shiro terus menerus bicara sendiri sepanjang jalan.

'Oni-chan aku ingin Onigiri!'

Tiba tiba terlintas di ingatannya, Keinginan adiknya untuk memakan Onigiri yang dijual di Kedai Serikat.

"Ah, Aku ke Base dulu aja."

Yap, Shiro lebih senang memanggil tempat itu sebagai base daripada kedai serikat.

"Permisi." Shiro membuka pintu kedai. "Ah, Selamat dat- Eh? Ara ara tuan pahlawan, Silakan duduk!" Ujar seorang maid yang tiba tiba memanggilnya Tuang Pahlawan. Mungkin karena berita tentang Tim Shiro telah menyelamatkan Dewi pino dari hantu gespent sudah menyebar luas. "Ah, Tidak usah memanggilku Pahlawan." Ujar shiro sambil duduk. "Anda pesan apa?" Tanya maid itu. "Aku pesan Kopi panas, Lalu onigiri  4, Onigiri nya dibugkus ya." Shiro memesan. "Kopi panas lalu 4 onigiri dibungkus Segera datang." Maid itu tersenyum.

Beberapa menit shiro menunggu, Akhirnya pesanannya datang juga. "Tuan Shiro, Maaf menunggu, Ini Kopi panasnya dan ini onigiri nya." Ujar Maid itu.

Shiro duduk di bangku kosong sambil menikmati kopi nya.

"Permisi."

"Selamat datang, Ah, Dewi pino, Silakan duduk." Sambut pelayan.

"Ara, Shiro ada disini ternyata." Ujar dewi pino sambil duduk di depan shiro. "Oh, Dewi. Tumben anda ke sini." Ujar shiro. "Ah, Sesekali aku ingin mendinginkan kepala, Lalu, Shiro kenapa sendiri? dimana teman temanmu?" Tanya dewi pino. "Mereka berada di rumah, Aku sedang membeli onigiri untuk mereka, Ini." Sahut shiro sambil menunjukkan Onigiri.

"Ah, Bagaimana kalau sekarang aku ke rumahmu? Sesekali aku ingin mengunjungi rumah mu juga." Usul dewi pino. "Boleh, Aku juga mau pulang sekarang." Ujar shiro. "Oh ya, Maid!" Panggil Shiro. "Ya, Tuan?" Sahut maid itu. "Aku pesan minuman kaleng beralkohol yang sering di beli touka-chan, Aku lupa nama minumannya apa." Pesan Shiro. "Baik tuan, Segera saya ambilkan."

>Kota Sofya

"Jadi, Shiro, Keseharianmu apa saja sekarang?" Tanya dewi pino. "Keseharianku hanya berlatih dengan regu ku sambil menunggu misi dari anda." Jelas shiro yang berjalan beriringan bersama Dewi pino. "Begitu ya." Singkat dewi pino. Mereka berjalan bersama menuju rumah shiro yang cukup jauh. Tak terasa, Mereka berdua sampai di depan pintu rumah shiro.

"Tadaima!" Shiro membuka pintu. "Duh, Shiro-kun lama sekali. Eh, Dewi pino ada di sini? Silakan masuk." Touka yang datang dengan berlari kecil layaknya anak kecil itu mempersilakan. "Ne, Touka-chan, Ini minumanmu." Shiro memberikan minuman kaleng yang dipesan Touka. "Makasih."

>Malam

>Ruang Duduk

"Jadi, Shiro melukai seorang gadis saat berlatih? Haha, Itu memalukan sekali." Dewi pino menertawai shiro. "Ayolah, itukan kecelakaan." Kesal Shiro. "Nii-Chan! Nii ingat waktu dulu saat kita pertama kali mempelajari buku skill yang dibelikan paman Hideki?" Tanya Maika. "Tentu, Waktu itu aku masih berusia 11 tahun, dan kau baru berusia 6 tahun."

>Flashback

>Rugio

"S-Ski-l Si-hir.. SKill Sihir!" Maika yang masih 6 tahun mengeja tulisan yang berada di buku skill. "Wah,Maika, kau dapat buku skill sihir ya, Aku dapat buku skill pedang!" ujar Shiro.

"Bagaimana cara menggunakannya,Oni-chan?" Tanya maika. "Kamu Hafalkan mantra yang ada di buku itu, lalu nanti kamu kombinasikan dengan gerakan yang ada di buku." Jelas Shiro. "AKu.. Tidak paham.. Hehe." Ujar maika.

"Kau baca saja dulu tulisan tulisannya ya." Shiro mengusap kepala maika. "Umh!"

>Flashback Off

"Waktu itu kau masih belajar membaca, Haha, Imut sekali." Ujar shiro sambil mengusap kepala maika. "Mo!"

"Shiro,Maika,Touka,Ayato, Aku pamit pulang dulu. Hari sudah makin larut." Dewi pino pamit pulang. "Baiklah, Dewi, Hati hati di jalan." Ujar maika.

Bersambung

avataravatar
Next chapter