2 Berjanjilah Lyra

Steve dan Lyra pun berjalan semakin jauh. Akhirnya, mereka pun berteduh untuk istirahat serta makan siang. Steve pun pergi sebentar, untuk mencari air karena air yang mereka bawa sudah habis di dekat sungai.

Pada saat Steve mengambil air. Steve mendengar ada seseorang yang sedang berbicara. Suara orang tersebut tidak asing ditelinga Steve. Steve pun memutuskan untuk bersembunyi disemak - semak dan mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kita harus segera menemukan Tuan Steve dan Lyra segera. Kalau kita tidak menemukan nya segera, kepala kita akan dipenggal." Ucap orang itu.

Steve berpikir bagaimana bisa anak buah suruhan Ayahnya bisa sampai disini?

Akhirnya, Steve bergegas menghampiri Lyra yang sedang duduk memijat kakinya.

"Lyra, keberadaan kita sudah tidak aman. Anak buah suruhan Ayahku berada disekitar ini, tadi aku mendengar pembicaraan mereka. Jika mereka tidak dapat menemukan kita, maka kepala mereka dipenggal." Jelas Steve.

"Apakah itu benar? Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Lyra dengan khawatir.

"Seperti nya kita harus pergi sebelum mereka menghampiri kita."

"Baiklah."

Mereka berdua pun mulai membereskan barang - barang mereka dan segera menjauh.

Sudah 5 hari Steve belum kembali juga, Ibu nya sangat mencemaskan nya. Dan lagi - lagi Ayah nya yang semakin murka setiap hari. Steve dan Lyra pun semakin menjauh, hingga akhirnya terjadi sesuatu yang tidak pernah di sangka oleh mereka berdua.

Pada saat mereka, melarikan diri. Ternyata ada beberapa orang yang mengikuti mereka dari belakang. Orang itu adalah anak buah Ayahnya Steve. Keselamatan mereka pun sudah terancam. Pada saat mereka istirahat, orang itu menghampiri mereka berdua. Lalu mengeluarkan pedang dari sabuknya dan mengarahkan nya pada Lyra. Tangan Lyra pun ditahan oleh mereka. Dengan cepat, Steve mengeluarkan pedang dari sabuknya juga.

"Lepaskan dia!! Dia tidak ada urusan nya dengan mu!!" Ucap Steve menatap orang itu dengan tatapan yang tajam.

"Ayah mu sedang mencari mu. Cepat pulang!!" Kata salah satu orang itu.

"Lepaskan dia dulu, kalau tidak aku tidak akan pulang!!" Balas Steve dengan kasar.

"Kami tidak akan melepaskan gadis ini, pasti gadis ini yang sudah mengajakmu untuk kabur dari rumah."

"Tidak, aku sendiri yang memilih untuk kabur. Dia tidak ada urusannya dengan mu." Kata Steve sambil menatap Lyra yang sedang ketakutan.

"Iya Tuan, saya yang mengajak Tuan Steve untuk pergi. Tapi, tolong jangan apa - apa kan Tuan Steve." Kata Lyra dengan memohon kepada orang itu.

"Nah kan, gadis ini yang mengajak mu." Jawab orang itu kepada Steve.

Orang yang menahan Lyra pun melepaskan Lyra. Dan membuat Lyra terjatuh di tanah. Lyra pun segera bangkit dan lari kearah belakang Steve.

"Tenang Lyra. Kita pasti selamat. Bersembunyi lah dibalik semak - semak. Jika terjadi sesuatu segera lah lari untuk melarikan diri." Kata Steve lalu memeluk Lyra.

Dua orang lain nya pun mengeluarkan pedang. Terjadi pertarungan antara Steve dengan tiga orang tersebut.

"Jika kamu, berhasil menghabisi kami. Maka, dari pada itu pergi lah." Kata orang itu.

Steve pun menganyunkan pedangnya dengan lincah. Namun semuanya berhasil ditangkis oleh orang itu. Akhirnya Steve mengenai sasaran, dan berhasil membunuh dua orang. Dan sekarang tertinggal satu.

Lyra berlari ke Steve yang sedang menghadapi anak buah yang diperintahkan ayahnya untuk menangkap Steve dan Lyra. Dari kejauhan, seseorang menarik busur dan mengarahkan panah itu kearah Steve.

Melihat hal itu, Lyra berlari sekuat tenaga. Sebuah panah ditembakan tepat di jantung Lyra. Steve yang melihat kejadian itu seketika diam membeku.

Steve pun melihat Lyra terjatuh dan beranggapan bahwa apa yang dilihatnya ini hanya mimpi. Namun, takdir berkata lain. Lyra pun mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

Perasaan Steve bercampur aduk saat melihat Lyra. Lutut kakinya pun melemas, dan terjatuh ke tanah.

"Lyra, apa yang kamu lakukan. Lyra berjanjilah bahwa kita akan hidup bersama - sama!!"

Steve menggenggam tangan Lyra erat, tangisan Steve pecah seketika. Steve sangat terpukul akan keadaan yang menimpa mereka berdua.

"Tidak bisa S-steve..." Lirih Lyra menahan sakit.

"Tidak Lyra, aku mohon jangan pergi..."

"T-tidak Stev, sudah waktunya. Aku harus pergi.." Ucap Lyra lagi.

"Lyra, aku berjanjilah, jika ada sebuah harapan di suatu saat jika kita berdua bertemu kembali. Aku harap kita bisa mengenang kenangan yang  dulu pernah kita jalani bersama. Tolong, Lyra jangan lupakan aku. Bila suatu saat kita bertemu". Ucap Steve dengan memeluk Lyra dengan erat.

"Iya, Stev...". Dengan perlahan Lyra pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Steve hanya bisa mengikhlaskan Lyra pergi dari dunia. Steve berharap hari itu akan datang. Dan juga berharap tidak melupakan kenangan indah dengan kekasihnya.

Orang yang mencoba membidik Steve itu termasuk juga anak buahnya ayahnya. Steve hanya bisa pasrah, dan ditangkap oleh anaknya buah ayahnya tersebut.

Sepanjang perjalanan, Steve menggendong jasad Lyra. Steve sangat terpukul akan kepergian Lyra. Steve mengubur jasad Lyra di tempat pemakaman didaerah tempat tinggal nya. Steve menangis sedih, serta tersedu - sedu mengingat kenangan singkat bersama Lyra.

"Lyra, maafkan... Maafkan aku yang tidak mampu menjaga mu. Maafkan aku Lyra. Aku akan menemui mu saat reinkarnasi nanti Lyra, aku berjanji..." Lirih Steve sambil meraba tanah kuburan Lyra.

Akhirnya mereka pulang. Ayah Steve yang melihat anaknya tersebut. Steve sedari tadi merasakan hal yang mungkin akan segera menimpanya. Ayah Steve dengan segera menghampiri lalu langsung menampar anaknya.

"Apa yang kau lakukan?! Apakah kau sudah gila?!" Bentak Ayahnya pada Steve.

"Ayah yang gila, mengapa Ayah gila harta?!" Teriak Steve pada Ayahnya.

Ibu Steve yang melihat hal itu pun, tidak menyangka bahwa anaknya meneriaki Ayahnya. Ibu Steve sangat bingung harus bagaimana.

"Diam kau bajingan?! Aku menggilai harta, karna aku ingin hidup kaya raya. Bukan seperti dirimu?!" Balas Ayah Steve.

"Diam!! Dasar ayah yang serakah!!" Teriak Steve.

Hal itu membuat amarah Ayah Steve semakin menggebu. Ia tidak menyangka bahwa anaknya akan melawan dirinya.

"Cepat, ambil kan aku pedang!!" Pinta Ayah Steve pada seorang pelayan.

Pelayan itu pun mengambil sebuah pedang. Dan memberikan nya kepada Tuannya, pedang itu sudah menghabisi banyak orang yang tidak bersalah. Pedang itu selalu di asa, dab tidak kalah tajam dengan pedang Steve.

Dengan cepat, Steve pun menghindari ayunan pedang dari Ayahnya. Steve sama sekali tidak mengerti mengapa Ayahnya begitu menggilai harta. Mengapa?!

Terjadi lagi, pertarungan antara Ayah dan Anaknya. Ayah Steve termasuk pandai dalam bermain pedang. Begitu pula Steve, yang sama pandai nya dengan Ayahnya. Tanpa disadari seorang pria membawa pedang dan berjalan dari belakang Steve. Dengan cepat, kepala Steve di tebas.

Darah merah pun mengalir deras begitu saja, Ayah Steve pun tertawa puas. Ibu Steve uang melihat hal itu pun terkejut dan lalu menghampiri jasad Steve yang sudah tidak bernyawa. Ibunya menangis dengan histeris.

"Apa yang kau lakukan pada anak mu, hah?! Lihat!! Kau membunuh nya!!" Teriak Ibu Steve pada suami didepan nya

"Hahahaha apa pedulinya aku dengan anak itu!!" Dengan tatapan dingin, dengan segera langsung menancapkan pedang itu kepada istrinya.

Ibu Steve pun menangis, dan menghembuskan nafas terakhirnya. Tiba - tiba Ayah Steve tertawa dan menjadi gila.

Hingga tiba suatu hari. Sesuatu yang indah itu pun datang...

avataravatar
Next chapter