webnovel

Reincarnated: The King of Entertainment

Seorang pemuda bereinkarnasi ke Dunia Parallel yang tidak memiliki karya-karya terkenal seperti Dragon Ball, Naruto dan lainnya. Dan dia mendapatkan sebuah Sistem yang membantunya menjadi Mangaka terbaik. "Hah!? dimana One Piece, Naruto, Attack on Titan, Dragon Ball!?!" "Karena aku baik hati, aku akan memperkenalkan seluruh orang didunia ini apa yang namanya Mahakarya!" ーーーーーーーーーーーーーーーーーーー Saya masih pemula dalam menulis jadi jangan berharap terlalu banyak. Tapi nggak ada salahnya kalian baca kan? Dan untuk update chapter terbaru, itu nggak menentu.

Smoll_FuHua · Anime & Comics
Not enough ratings
63 Chs

Bertemu Editor [Edited]

Pada hari Minggu, cuaca normal, meskipun sedikit panas itu tidak menghalangi orang-orang untuk berjalan-jalan dengan santai.

Hari ini, Atsuhiro bersiap-siap karena dia akan bertemu dengan editor yang kemarin telah memberi pesan kepadanya.

Mengenakan kaos hitam dengan celana olahraga hitam dibawahnya. Meski bukan pakaian mahal tapi tidak diragukan lagi kalau dia terlihat tampan dengan rambut merahnya.

Melihat dirinya di cermin, Atsuhiro menganggukkan kepalanya dengan senyum.

"Haha, pasti sangat mudah untuk mendapatkan pacar dengan penampilanku yang tampan ini."

Setelah narsis beberapa saat, Atsuhiro keluar dari rumah dan mengunci pintu. Dia pergi ke stasiun dan menunggu kereta tiba.

....

Tak lama kemudian, kereta datang, mungkin karena hari ini Minggu dan hari libur. Kereta yang biasanya sangat sesak sedikit lebih mudah untuk mencari tempat duduk yang kosong karena tidak ada terlalu banyak orang yang naik kereta.

Pintu kereta tertutup dan kereta perlahan berjalan. Atsuhiro bisa melihat pemandangan diluar yang cukup menarik.

Banyak orang di kereta tidak memegang ponselnya, tapi kebanyakan membaca komik dan majalah. Sesekali Atsuhiro juga mendengar komentar beberapa orang.

Mengeluarkan smartphonenya, Atsuhiro melihat kalau sekarang pukul 09:40. Atsuhiro berencana datang lebih awal untuk membuat kesan baik kepada editor yang akan ditemuinya.

Kembali menyimpan ponselnya, Atsuhiro duduk tenang dan menunggu sampai pada tujuannya sambil melihat pemandangan diluar.

.

.

.

Tak lama kemudian, Atsuhiro sampai di tujuannya. Setelah turun dari kereta, ia datang ke sebuah kafe yang terletak di daerah Roppongi Hills. Meski hari sudah cukup siang, masih banyak orang yang datang ke kafe. Atsuhiro juga mencium aroma kopi yang sangat menyegarkan.

Memilih tempat duduk didekat jendela, sambil menunggu editor datang, dia memesan sesuatu dan menikmati pemandangan orang-orang berjalan.

Dalam waktu sekitar 20 menit, dia menerima pesan dari Editor yang akan dia temui.

"Sakura-sensei, anda dimana? Saya didepan pintu kafe."

Atsuhiro menjawab, "Masuk saja, saya di posisi kedua dekat jendela."

Kenapa Atsuhiro dipanggil Sakura-sensei? Itu karena dia menamai penanya dengan nama Sakura Wind. Jadi Shiori yang belum tahu namanya hanya bisa memanggil nama penanya.

Shiori Asami yang berdiri didepan pintu, dengan rasa ingin tahu melihat ke tempat duduk di posisi kedua dekat jendela, karena dia benar-benar ingin tahu seperti apa orang yang menggambarkan lukisan seindah itu.

Apakah seorang wanita muda dengan penampilan biasa, atau perempuan dengan penampilan cantik.

Tapi saat melihat Atsuhiro yang duduk didekat jendela, imajinasi Shiori benar-benar hancur karena yang dia lihat adalah seorang pemuda sekitar 17 tahun dengan rambut merahnya yang cukup tampan.

Melihat kembali pesan yang dikirim oleh Sakura-sensei, Shiori melihat kalau dia tidak salah. Memang benar di posisi kedua dekat jendela.

Setelah ragu-ragu, Shiori mendekati Atsuhiro dan bertanya dengan ragu, "Maaf, apakah anda Sakura-sensei?"

Atsuhiro yang melihat ini, juga sedikit terkejut karena Shiori ternyata memiliki penampilan yang cantik. Tapi dia tidak memperlihatkan ekspresinya dan hanya tersenyum sambil menjawab.

"Halo Shiori-san, saya Sakura Wind. Nama asli saya adalah Kagari Atsuhiro, anda bisa memanggil saya Kagari."

"Aku .... Sangat terkejut. Aku tidak menyangka kalau Sakura-sensei masih sangat muda dan terlebih lagi adalah seorang laki-laki." Kata Shiori dengan terkejut sambil duduk didepan Atsuhiro.

Saat ini, Shiori masih tidak bisa berpikir bahwa pemuda didepannya benar-benar bisa menggambarkan sesuatu yang sangat indah. Masih muda dan tampan, dan poin plus lagi, jenius dalam menggambar.

Saat ini, pramusaji datang dan membawakan dua kopi. Tapi Atsuhiro menolak bagiannya.

"Apa sensei tidak minum?"

"Aku .... tidak terima kasih."

"Saya akan mentraktir sensei."

"Tidak terima kasih."

"Baiklah." Shiori tidak memaksa dan hanya menghela nafas.

Kemudian mereka berdua bercakap-cakap santai untuk menjadi saling kenal dan tidak langsung ke topik utama.

Setelah beberapa saat percakapan, akhirnya mereka berdua langsung berbicara ke topik utama.

( A/n: Gw skip ya soal bahasa-bahasnya soalnya nggak ngerti gituan. )

.

.

.

Setelah hampa setengah jam bernegosiasi.

Pada akhirnya, kedua orang tersebut bernegosiasi dan hasilnya adalah Komik PoRo akan menerbitkannya dengan Harga 220 yen per halaman. Jika karya 5 Centimeters Per Second diterbitkan di buku terpisah, rasio royalti akan menjadi 7%!

Dengan kata lain, untuk 5 Centimeters Per Second yang memiliki sekitar 160 halaman. Gaji akhir Atsuhiro adalah sekitar 35,000 yen!

Menurut pemahaman Atsuhiro, ini bisa dianggap sebagai harga Mangaka pendatang baru yang normal, bahkan sedikit lebih tinggi. Sepertinya Shiori tidak ingin menggertak Atsuhiro sebagai pendatang baru.

Dan juga ada syarat tambahan dalam kontraknya, yaitu jika tahun depan Atsuhiro memiliki komik baru, ia hanya dapat menerbitkannya di Komik PoRo yang artinya Atsuhiro tidak boleh menerbitkan karyanya ke Agensi Komik yang lain.

Melihat ini, Atsuhiro tidak terlalu keberatan dan dengan tenang mengambil pena dan menandatangani kontrak.

Melihat Atsuhiro yang menandatangani kontrak, Shiori tersenyum dan mengulurkan tangannya sambil berkata, "Sakura-sensei, saya harap kerjasama kita akan berlangsung dengan lancarnya."

"Saya juga berharap seperti itu." Atsuhiro menjawab sambil tersenyum dan berjabat tangan dengannya.

Setelah keduanya bertukar salam, keduanya kembali.

.

.

.

Kembali ke rumahnya, Atsuhiro berbaring di tempat tidur dengan berat. Meski tidak melakukan sesuatu yang melelahkan, dia cukup lelah karena terlalu bersemangat.

Atsuhiro juga menambahkan nomor telepon Shiori dan juga Twitter-nya sebagai teman.

Dan saat ini, Shiori tiba-tiba mengirimkan pesan.

"Semuanya berjalan dengan baik, dan pemimpin redaksi setuju untuk menerbitkan 5 Centimeters Per Second Minggu depan."

Melihat ini, Atsuhiro sedikit terkejut, "Sangat efisien?!"

Menghela nafas, Atsuhiro hanya tersenyum dan menantikan reaksi para pembaca.

"Terima kasih Shiori-san." Atsuhiro menjawab.

Meletakkan ponselnya, Atsuhiro menutup matanya untuk beristirahat.

'Ayah, Ibu jangan khawatir karena sebentar lagi anak kalian akan menjadi orang yang sukses.' pikir Atsuhiro mengingat kedua orangtuanya yang telah meninggal.

Selain pesan dari Shiori, dia juga mendapatkan banyak pesan dari kepala sekolah karena dia sudah beberapa hari bolos.

Mengabaikannya untuk sekarang, Atsuhiro menutup matanya untuk tidur dan menunggu hari esok.