9 Bab 8 ~ Bosan

Sumpah! Mereka sangat berisik. Aku beberapa kali melirik ponsel yang tergeletak pasrah di atas meja, di samping mangkok mie-ku. Apa sih, yang mereka bicarakan? Pasti mereka mention nomorku, sehingga notifikasi itu terdengar olehku, padahal grup itu sudah ku-mute selama setahun.

Seusai menghabiskan 'makan malamku', kuraih ponsel tersebut dan mulai membuka grup "THE STARS" yang beranggotakan aku, Reno, Anton, Yuwa, dan Kak Yuni.

Anton : [Gaes! Gaes! Halllloooooo]

Anton : [Kalian dimana, sih?]

Anton : [Ga kangen gitu ama aku?]

Yuwa : [Apa sih, Ton?]

Yuwa : [Barusan juga ketemu.]

Anton : 🤣🤣🤣🤣

Anton : [Eh, Yu. Itu tadi siapa sih? kenalin dong.]

Yuwa : [Yang mana?]

Anton : [Belagu. Cewek yang sama kamu tadi. Gila mantul banget. 🤤🤤]

Yuwa : [Dasar sarap! Itu sepupuku dari Bandung.]

Anton : [😱😱 . Boleh buat aku nggak?]

Yuwa : [Ogah. Malesin banget sepupuan ama kamu. 😝😝]

Anton : [Kamu kok gitu, sih? Aku ini, kan, ganteng, pinter, sopan, rajin beribadah, rajin menabung.]

Yuwa : [Preeeettt!]

[@Reen, @Reno, @Kak_Yuni bakalan muntah pasti.]

Anton : [🤣🤣🤣🤣]

Reno : [Woy! Kalian!]

[kalau ngobrol tolong dong bikin room sendiri. Berisik tau!]

Anton : [Eh, hai Kak Reno. 😝]

Reno : [Apa Lu? Apa Lu?]

Yuwa : [Sikat Nok. basmi dia.]

Anton : [Ya ampun. Basmi. Kek hama aja. 😕😕]

Kak Yuni : [Udah nemu pengganti Reen belom, nih? Ada beberapa job yang masuk, nih. Yakin mau ditolak? Sayang loh.]

Anton : [Iya nih. Yuk, cari, yuk. @Reen ga keberatan, kan? Kita cari vokalis cadangan aja. Sementara gitu.]

Reno : [Cadangan gundulmu!

Mana mau dia jadi cadangan. Kita tunggu @Reen aja lah.]

Anton: [Mana ini @Reen? Mana SUARANYAAAAAAA???]

Anton : [Eh, di Australia sekarang jam berapa sih? Belom waktunya tidur, kan, ya?]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

[@Reen]

Yuwa : [@Anton SARAP!!!!]

Aku tersenyum melihat chat mereka. Pantas saja berisik. Anton bikin ulah lagi.

Reen : [Heeem]

Reen : [Cari aja ga papa. Ntar aku liat videonya. Aku nggak masalah kok. Santai gaes.😘😘]

Anton : [Asyeeek. Love you @Reen 😘😘😘😘]

Reno : [@Anton 🤜🤜]

Yuwa : [@Anton 😒😒]

Kak Yuni : [Ok, deh kalau gitu. Besok kita buka audisinya. Kita open dari IG dan Channel aja dulu.]

Reen : [Ok. Ntar aku pantau dari sini. Love you all. Aku mau istirahat dulu ya gaes. Capek nih. Bye...]

Tanpa melihat balasan, aku segera meninggalkan ponselku tergeletak di atas meja makan. Bergerak menuju kamar yang hangatnya kuharap bisa menular ke hatiku yang beku.

Pa, Ma, kuharap kalian bahagia selalu.

Dalam keheningan, kembali airmataku mengalir membahasi bantal. I miss you all.

🌼🌼🌼🌼

Setelah hampir dua bulan berkutat dengan tugas-tugas yang harus kuselesaikan demi bisa mengejar ketertinggalan kelas. Akhirnya, siang ini aku mendapat kesempatan untuk 'kabur' sejenak dari rutinitas senior high school-ku.

Berjalan menyusuri trotoar yang cantik. Melewati jejeran toko yang nampak tak pernah sepi dari pembeli. Menikmati aktivitas warga Australia di siang hari. Sedikit memberi hiburan padaku.

Di depan sebuah toko musik, aku berhenti sejenak. Menimbang dalam hati, apakah aku akan masuk atau hanya melihatnya dari luar.

"Hi. Wanna something?" Seseorang membuka pintu dan terdengar bunyi denting bel. Aku tersentak mendengar pertanyaannya.

"Oh, Sorry. I just look a round. I'm sorry Sir."

"It's ok. Come in. You don't have to pay for looking around only." Senyumnya terkembang sempurna. Hangatnya menembus dinding hatiku.

Aku tak kuasa menolak permintaannya. Dengan mantap aku pun melangkah, memasuki toko yang tidak begitu besar tapi juga tidak kecil itu.

"Where are you from? Indonesia?" tanyanya to the point.

"Yeah.'

"I know it. Your face is very familiar. Did we ever meet before?"

"I'm not sure. But, I think ... no!"

"Ah! I know you!" Dia bergegas mengambil ponsel dan membuka laman Youtube. The Stars.

"Yes! You are!" teriaknya sekali lagi. "My son like this very much." Dia menunjuk ponsel yang tengah memutar video band kami yang tengah mengikuti audisi beberapa bulan yang lalu.

Aku tersipu mendengarnya. Tak menyangka bisa bertemu 'penggemar' di sini.

"Wait a second." Dia berjalan tergesa memasuki ruang di belakangnya. Meninggalkan aku sendirian disini. Kuputuskan untuk berkeliling melihat-lihat berbagai alat musik yang dijual di sini. Rasanya, seperti melihat kawan lama. Menyenangkan sekali.

"Reen?"

Suara itu ...

Seperti ...

avataravatar
Next chapter