2 awal cerita 2

Pagi sejuk cemerlang, Rasanya tak ingin bangun cepat cepat."centingg" suara notif phonselku berbunyi, kembali satu lagi chat darinya "cepat bangun..sekarang bukan saatnya tidur nyenyak bermalas malasan!!" Ketikan singkat dari Restu. Sama sekali tak ku gubris chat itu, yang kupikirkan hanya tidur, istirahat dan santai.

Selang berapa menit kemudian berdering phonsel yang sedari tadi masih ku genggam.

"Halo.."

"Gas bangun buruan kesini"

"Mau ngapain??"

"Udah buruan.."

"Titt titt titt..." Suara itu langsung lenyap tak ada sisa. Iya dia memang begitu menghubungi tanpa menyapa, mengaakhiri tanpa melambai.

Sudah pukul 10 pagi, dan iya aku baru bangun dari tempat tidurku yang teramat nyaman itu. Mandi ?? Tak usah, cuci muka saja. Ganti pakaian langsung pergi. Hanya sebuah motor tua yang menemaniku kemana-mana, mogok ?? Iya sering.

Aku hanya tinggal sendiri disebuah rumah di pinggiran desa. Sengaja aku merantau jauh dari orang tua dan kerabat untuk sekolah. Karna didesa asalku tak ada sekolah elit yang mumpuni fasilitasnya, aku hanya anak seorang petani sawah yang tak seberapa. Dan ya!! Mungkin aku harus berjuang supaya tak khawatir mereka.

Libur semester memang lama, tapi aku sama sekali tak pernah pulang kampung. Mencari pekerjaan.?? Iya sulit.!! Palingan hanya membantu orang tua restu di tokonya. Restu anak seorang saudagar kaya jadi mungkin separuh hidupku ada dipikiran mereka. Beruntunglah aku bisa menjadi sahabat seorang Restu, memang keluarga Restu teramat baik padaku maka dari itu aku hanya bisa membalas kebaikan mereka dengan membantu ditoko saja.

Tak ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang pemalas sepertiku. Iyaa hidup segan mati tak mau, entahlah akupun bingung dengan jalan pikiranku sendiri. Tak pernah memikirkan apa yang akan terjadi nanti, jalani terus terus terus dan iya teruss. Esok ?? Tak pernah terbenak olehku, jika hari ini ya hari ini, besok ya besok. Maka dari itu bersyukurlah aku hidup bernaung dengan keluarganya Restu yang baik hati. Ingin sekali membalas kebaikan mereka, tapi!! Iya mungkin sulit.

avataravatar
Next chapter