6 turun ke desa

" Mega duduk lah dan pejam kan matamu aku akan beristirahar dalam diri mu. " Wiz terbatuk dan mengeluarkan sedikit darah.

Tanpa pikir panjang Mega melakukan nya karena dia merasa ini semua ke salahan nya jika ia tidak memaksa Wiz mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.

Wiz berubah menjadi butiran cahaya dan masuk ke dalam diri Mega, ia sempat merasakan sakit yang sedak seperti diri nya di tindih batu besar tetapi itu hanya sebentar.

"Sakit nya, ya apa boleh buat ini semua kesalahan ku jika tidak karena ke egoisan ku maka Wiz pasti tidak akan terluka " Mega terdiam sebentar ,kesunyian melanda diri nya, angin yang kencang membuat siapa saja merasa nyaman, tidak ada hewan, tidak ada siapa siapa selain Gren.

Hu.. Mega mengembuskan napas nya .

" Sepi nya, cepat sembuh Wiz aku pasti kesepian " Mega melihat sekeliling lalu mendongkak memegang dagunya.

"Tanpa Wiz aku harus ngapain ya, mungkin berlatih pedang sendirian " Mega mengeluarkan pedang nya lalu berlari menebas apa saja yang ada di depan nya.

Tiga bulan dia berlatih ,dia sudah berkembang menjadi kuat dan cepat karena tidak ada yang ngajari dia tidak memiliki jurus andalan karena itu dia hanya melatih kecepatan dan kekuatan nya.

"Wiz, belum juga kembali sedang kan aku sudah kesepian, tidur sendirian, berlatih sendirian, makan sendirian semua sendirian " Mega melihat dada nya.

"Cepat kembali Wiz. "

Wiz beranjak dari tempat nya dan pergi menuju puncak gunung, melihat pemandangan yang tidak asing lagi baginya dan aktifitas orang orang desa.

"Iri nya " ada sedikit iri dengan orang orang desa yang tidak kesepian, ada anak anak yang bermain, kaum laki laki yang lagi berbincang dan perempuan lagi mencuci baju nya ukiran senyum terlihat jelas seperti nya mereka bahagia.

Mega ingin menangis mengingat kehidupan lama nya dia hanya hidup sebatang kara orang tua nya sudah meninggal kecelakaan, dan hanya ada teman nya yang mendukung nya

Bahkan sekali pun ia tak pernah merasakan kasih sayang orang tua nya.

Keluarga orang tuanya menutup mata nya berpura pura tak pernah menjumpai atau melihat Mega ,karena itu ia harus bekerja pada restoran, dia juga sering kena siksa dan di paksa seperti budak mungkin karena dia masih kecil.

Hingga dia besar dan melamar menjadi tentara ,menjadi komandan karena itu dia menganggap teman nya itu seperti keluarga nya jika tidak, mana mungkin ia rela mati hanya untuk menyelamatkan pasukan nya.

Mega terbangun dari lamunan nya kesedihan yang mendalam mungkin karena itu dewa memberi dia kehidupan baru.

"Oh iya bagai mana jika aku ke bawah. " Mega bangkit dari duduk nya dan bersiap pergi ke desa, ia menuruni bukit tidak terlalu lama dia sudah sampai di desa nya .

Mata nya berbinar binar akhir nya ia merasakan kehadiran orang lain di sekitar nya, ia berjalan jalan dan melihat berbagai penjual menawarkan jualan nya.

Mega berhenti ketika melihat apel, dari tadi pagi ia belum makan kini ia lapar.

"Pilih lah nak " Mega terkejut ketika mendengar kata penjual itu.

"Paman ini berapa " Mega menunjuk apel merah.

"Ini 15 keping perak "

" 15 ya " Mega memeriksa kantong nya tiba tiba badan nya mematung dan berkeringat dingin.

Mega tertawa pelan tanpa di sadari nya ia menggaruk kepala nya, dari sikap Mega ini Penjual sudah mengerti apa yang terjadi kepada nya.

"Tangkap lah " Penjual itu melempar buah apel dan di tangkap oleh Mega.

"Makasi paman " Mega tersenyum lalu berlari ke girangan .

" Anak yang hebat, walau masih kecil dia sudah mempunyai pedang, sebaik nya aku ajari anak just agar seperti itu "

Melihat ke atas membayang kan anak kecil nya.

"Paman itu baik kali seperti nya orang dulu baik ya, biasa nya penuh dengan kebohongan, ketika kita berada di depan nya ia akan bersikap ramah jika kita gadak uang ia akan mengusir nya. " Mega mengelengkan kepala nya.

Ia menghentikan langkah nya, melihat sekeliling ," Aku tersesat " wajah Mega menjadi pucat lalu menghembus kan napas nya.

"Hmm, ya aku kan memang tidak tau jalan nya mega menaikan bahu nya dan wajah nya menjadi santai seperti tidak terjadi apa apa.

Kyaa..... Suara teriakan terdengar oleh mega dari gang gang sempit yang sering di gunakan orang untuk melakukan kejahatan ,Mega berlari dengan cepat melewati gang yang sedikit gelap karena bayangan bangunan.

Mega berdiri dengan tenang ketika melihat tiga laki laki dan satu perempuan terlihat jelas merka melakukan kejahatan, terlihat dari laki laki tengah memegang tangan perempuan senyuman mereka seperti iblis yang tak berotak wkwk.

"Woi ! " teriak mega, tiga laki laki itu menoleh ke arah Mega dengan tatapan tajam.

"Oh, hanya anak kecil, pergilah nak kami hanya bersenang senang " tawa licik nya jelas terlihat, sedangkan perempuan itu menatap Mega berharap agar menolong nya dari para orang keji.

"Mega mengambil pedang nya melepaskan gulungan putih tanpa aba aba dia menyerang .

"srek... Tangan laki laki yang memegang tangan perempuan itu patah terpisah dari tempat biasa nya.

Laki laki itu terkejut sekalian ketakutan begitu juga dengan kedua laki laki lain nya.

Kyaa... Perempuan itu berteriak ketika melihat tangan laki laki itu masih menempel di tangan nya darah keluar dan mengenai wajah nya, dia mengambil dan melemparkan nya ke bawah Mega.

"Mega mengibaskan pedang nya sehingga darah laki laki itu melekat di dinding .

Ia berjalan pelan ke arah tiga laki laki itu dengan gesekan pedang ke lantai suara pedang yang nyaring terdengar jelas membuat wajah mereka pucat .

"Nak kami hanya main main "

"Iya betul "

Pembelaan dari mereka tidak mengundahkan hati Mega ,mengangkat pedang ke atas lalu ,

" waaa" mega berteriak mengejut kan laki laki itu, mereka berlari terpingkal pingkal Mega tertawa melihat Ketakutan mereka .

mega mengmbil kain putih nya dan menutupi pedang nya sebelum menutupi nya ia mengelap nya terlebih dahulu .

" Anu " Mega melihat perempuan itu

"Rupa nya kau masih di sini " perempuan cantik itu menelan luda ketika mendengar Mega berbicara dengan nya .

"Terimakasi karna telah menyelamatkan ku " perempuan itu membungkukan badan nya.

"Tidak usah berterimakasi lagian aku senang membasmi penjahat tak berbiadap seperti mereka " Mega mengikat pedang ke punggung nya.

"Aku ingin berbalas budi " Perempuan itu merasa harus berbalas budi jika bukan karena Mega, hidup nya akan menjadi sampah.

"Tidak ad-

kata kata terhenti ketika mendengar suara guncangan kuat dari perut nya ,wajah nya memerah menatap perempuan itu lalu tertawa pelan .

"Baiklah kita akan makan dirumah ku " perempuan itu seperti menemukan celah untuk berbalas budi dengan begini dia tidak akan berutang budi lagi.

**kok aku heran ya padahal mega bisa membentuk apa saja yang ia mau tapi knapa ketika ia tidak memiliki uang untuk membeli apel padahal dia bisa membuat uang mungkin karena dia lupa ya hahaha

hahah ktitik dan saran nya kk terimakash**

avataravatar
Next chapter