webnovel

Tugas Biologi

Setelah pelajaran olahraga selesai dengan penuh drama, kini Jay dan teman-temannya sudah bergegas kembali menuju kelas mereka, hanya saja kemudian ada waktu istirahat sebentar sebelum mereka melanjutkan pelajaran berikutnya, " jajan apa yah" kata Fandi bergumam

" Iya gua juga pengen jajan, tapi jangan yang terlalu berat" kata Ferdi menanggapi

" Beli batagor aja gimana?" Saran bagus

" Ga ah, tar jerawatan gua, lagi ga boleh makan kacang" jawab Fandi

" Gaya lu!!!!....." Kata bagus mengejek

" Bener kata si Fandi bagus, jangan batagor, beli yang lain, emmm...gimana kalo roti aja?" Kata Ferdi memberi saran

" Nangung semua jawaban lu, mending beli es cincau ga berat tapi bikin perut adem" kata Jay menyela ke tiganya dan berjalan ke arah tukang es cincau yang ada tak jauh dari posisi mereka

" Ahhh...bener tuh kata Jay, beli es cincau aja" kata bagus setuju

" Seger...kayaknya yah" kata Fandi tergoda melihat bagus menyusul Jay

" Ngapain lu ngehayal, beli mah beli aja, ga usah kebanyakan mikir kali" kata Ferdi mengikuti bagus menyusul Jay

" Ok...gua juga mau" kata Fandi menanggapi dan ikut bergegas

" Bang...beli " kata Jay kepada penjual cincau

" Ok, mau beli berapa de?" Tanya penjual cincau parah baya dengan ramah

" Segelas aja, esnya banyakin" kata Jay menjawab

" Bang...bang...saya juga satu"' kata bagus menyusul

" Satu lagi bang" teriak Ferdi kemudian

" Nah tambah satu lagi bang" kata Fandi terkahir

" Ok, tunggu sebentar

" Nah...pada ikut kan lu" kata Jay berkomentar mendengar mereka ikut membeli

" Abis olaharaga aus kali Jay, jadi wajar" kata Ferdi menjawab

" Hahaha....gua setuju sama Ferdi, apalagi adem buat perut" tambah Fandi

" Intinya gua dapet minum sama makan" kata bagus menambahkan

Kemudian keempatnya segera menikmati segelas cincau, berwarna hijau yang dicampur dengan pemanis dan santan berwarna merah muda " ahhh....seger..." Kata Jay saat menikmati rasa cincau yang diberi banyak es

" Iya gua setuju, seger banget dahhh" kata bagus dengan senang hati

" Emm....." Jawab Ferdi yang sedang menelan cincau

" Ughhh....perut gua adem banget yah" kata Fandi menambahkan

Tak lama segelas cincau di masing-masing tangan dari mereka pun segera habis, terlebih lagi rasa haus dan juga perut yang terasa adem kini menambah perasaan senang mereka, " bang jadi berapa?" Tanya Jay

" Segelas 500" jawab Abang penjual

" Ok kalo gitu ini 2 ribu, buat berempat" kata Jay menyerahkan uang nominal 2000 kepada Abang penjual

" Makasih de" kata sang Abang

" Sama-sama bang, es cincaunya seger " kata Jay membalas

" Ahhhh....jadi enak gua dibayarin sama lu jay" kata Ferdi senang tahu kali ini dia di traktir Jay lagi

" Iya...sering - sering aja Jay" kata Fandi menambahkan

" Tul itu....seharunya kalo tau dibayarin gua nambah" kata bagus mendesah menyesal karena merasa kurang

" Yeee....ga tau diri lu Gus! Dikasih cincau minta abangnya hahahah" kata Ferdi mengejek

" Hahaha ketawan banget nih bocah pengen gratisan Mulu" tambah fandi

" Kayak lu ga aja" jawab bagus kepada Fandi

Dan Jay yang melihat ini semua hanya tertawa dan tidak terlalu banyak berkomentar karena baginya mentraktir teman baiknya tersebut, bukanlah suatu kerugian apalagi dirinya yang mendapatkan kuota 100.000 sehari, belum memikirkan bagaimana cara menghabiskannya, sehingga kemudian dia merasa bahwa bukanlah sesuatu yang berarti ketika harus menghabiskan lebih banyak uang yang dia miliki untuk teman-temannya

"Ok ayo masuk kelas, tar telat diomelin Bu Rini" kata Jay menyela mereka dan mengingatkan, jadi setelah diingatkan oleh Jay mereka segera bergegas menuju ke kelas mereka karena melihat waktu yang ada hanya kurang dari 5 menit kelas mereka akan segera dimulai, jadi tanpa penundaan kemudian ke empatnya segera berlari menuju ke kelas

Untung kelas mereka hanya berada di lantai 2 bukan di lantai 3 ataupun di gedung yang berbeda, karena jika hal tersebut terjadi pada mereka, yang sudah lumayan terkuras tenaganya sehabis olahraga jelas tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka untuk bisa berlari menuju ke kelas sebelum waktu pelajaran dimulai.

dan beruntung mereka tiba tepat waktu di dalam kelas hanya ketika mereka bisa menghela nafas lega dan duduk di meja belajar mereka, guru biologi mereka Bu Rini masuk ke dalam kelas, Bu Rini berperawakan muda dengan tampilan usia di akhir 20-an, memiliki rambut panjang yang lurus dengan wajah yang cukup cantik dan kulit yang putih

Jika fitur wajah tersebut bisa dikatakan cukup menarik bagi para siswa yang ada, namun kepribadiannya jelas bukanlah sesuatu yang menjadi favorit dari siswa yang diajar, Karena pada dasarnya Bu Rini adalah seseorang yang cukup serius dan selama pelajarannya dia tidak mentolerir bagi siswa dan siswi di dalam kelas untuk bercanda.

Sehingga kemudian walau memiliki paras yang cantik dan juga pengajaran yang baik Tapi pada dasarnya mereka harus menjaga sikap ketika selama pelajaran berlangsung karena sifat dari Bu Rini yang tegas tersebut membuat mereka menjadi segar dan juga takut ketika saat pelajaran berlangsung, namun terlepas dari itu umur ini bisa dikatakan adalah sosok yang baik dan juga sangat mementingkan anak didik ya

Dia tidak segan-segan untuk menjelaskan materi secara berulang ketika ada dari salah satu teman mereka yang masih belum mengerti tentang materi yang dibahas, belum lagi kesabarannya saat anak-anak mengajukan pertanyaan yang tidak mereka mengerti maka bur ini akan menjawab dengan sabar, untuk itu bisa dikatakan pelajaran Bu Rini sangat disukai di satu sisi dan dibenci di sisi lainnya.

" Ok buka bab 3 dan baca, ibu kasih waktu setengah jam buat menghafal, nanti akan ibu tes satu persatu hafalan kalian" kata Bu Rini memberikan tugas

Setelah mendapatkan instruksi dari Bu Rini sekejap kelas pun menjadi hening, mereka pada dasarnya berkonsentrasi untuk menghafal materi yang ada di bab 3, beruntung materi di dalam bab 3 adalah materi yang tidak terlalu sulit untuk bisa dihafalkan, namun jelas bukan sesuatu yang juga mudah untuk bisa langsung dihafal jadi dalam hal ini dibutuhkan konsentrasi dan juga keseriusan dalam menghafal materi tersebut agar mendapat hasil yang maksimal

Dan Jay yanh juga menghafal materi tersebut, segera menjadi bosan karena dirinya menemukan bahwa materi yang dihafal segera tercetak di dalam otaknya atau bisa dikatakan dia ingat kotaknya naik secara signifikan sehingga kemudian dinilai tidak perlu bersusah payah untuk menghafal materi tersebut, jadi setelah membaca dua kali pada dasarnya aja tidak membaca lagi karena dirinya merasa sudah hafal.

tanpa terasa waktu setengaj jam yang diberikan oleh Bu Rini berjalan dengan cepat, dan sudah waktunya untuk menutup buku " ok waktu habis, tutup semua bukunya" Bu Rini berkata menyudahi waktu menghafal.

Next chapter