1 Didorong Ke Kuburan

Diliburan musim panas bulan Juli, aspal jalan mengeluarkan aroma pernis aspal yang menyengat di bawah panas terik matahari seperti akan meleleh.

Jalanan terlihat berkilauan seperti udara panas menguap dibawah perapian.

Saat panas menyengat seperti hari ini, jalanan menjadi sangat sunyi. Bahkan arus lalu lintas sangat lengang. Semua orang memilih berada ditempat teduh untuk menghindari panas matahari.

Seorang wanita mengenakan kemeja putih yang sepertinya sudah terlalu sering dicuci dan celana setelan yang sudah kusam berjalan cepat ke Rumah Sakit Umum.

Rambutnya lepek di wajahnya yang sudah penuh keringat dan pipinya berwarna merah. Sepertinya dia terkena panas sinar matahari terlalu lama.

Pakaiannya lembab karena terlalu banyak keringat yang dikeluarkan dan terasa tidak nyaman. Tetapi Qio Nan tidak akan sempat memikirkan semua hal tersebut. Dia memegang erat tasnya, dimana didalamnya terdapat uang sebesar dua ratus limapuluh juta rupiah.

Dia sudah menjual semua barang berharga dan dengan susah payah mengumpulkan uang. Kakaknya membutuhkan dana sebesar empat ratus lima puluh juta rupiah untuk biaya operasinya. Dia harus mencari cara untuk melunasi sisa dua ratus juta sisanya.

Qio Nan langsung menuju ke kamar kakaknya, saat menyentuh ganging pintu ruangan, dia mendengar percakapan ibu dan kakaknya dari dalam ruangan.

"Bu, ini semua pokoknya salh Qio Nan. Kalau bukan karenan dia, Chen Jun tidak akan pernah menceraikan aku." Ini adalah suara dari Qio Zijin, kakak Qio Nan.

"Berhentilah menangis, Ibu sudah menghukum Qio Nan," kata Ding Jiayi, Ibu Qio Nan sambal memeluk kepala anaknya dan merasa sangat sedih.

Qio Nan yang berada diluar ruangan langsung terkejut. Bukankah kakaknya berselingkuh dengan laki-laki lain maka Chen Jun menceraikannya? Lalu apa hubungannya dengan dia?

Saat memikirkan Chen Jun, Qio Nan merasakan sedikit kesedihan.

Chen Jun awalnya adalah pacar Qio Nan. Akan tetapi, Qio Zijin hamil anaknya. Ding Jiayi menuduh Qio Nan karena ini. Dia mengatakan bahwa Qio Nan memiliki niat jahat dan sangat brutal yang tidak memiliki hati Nurani, tidak hanya merebut pacar kakaknya tapi juga memaksa untuk menggugurkan kandungannya.

Pada akhirnya, Qio Nanharus mengakhiri hubungannya dengan Chen Jun dan mengikhlaskan mereka untuk menikah.

"Bu, Chen Jun menceraikan ku. Anak ku juga tidak menjadi hak ku dan aku harus terkena penyakit mengerikan ini. Apa yang harus ku lakukan? Bu, aku tidak mau mati. Aku belum mendapatkan semua yang aku cita-citakan. Aku belum melaksanakan tugasku sbagai anak kepadamu. Aku benar-benar tidak ingin mati."

Di dalam kamar rumah sakit, Qiao Zijin memeluk Ding Jiayi ddambil menangis. Dia masih sangat muda dan memiliki masa depan yang cerah kedepannya. Qio Zijin benar-benar tidak ingin mati.

Ding Jiayi merasa sangat tersentuh Ketika mendengar anaknya berniat untuk bertanggung jawab atas dirinya walaupun sedang mengalami penyakit serius.

Ding Jiayi menepuk punggung Qiao Zijin dan berkata, "Tidak, ibu tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu. Karena Qio Nan, anak celaka, ibu sudah menyuruh dia untuk mencari uang untuk mu. Ketika kita memiliki empat ratus lima puluh juta, kamu akan sembuh seperti semuala."

Setelah bercerai dengan Chen Jun, Qiao Zijin mengalami gagal ginjal dan harus mendapatkan donor ginjal sesegera mungkin.

Akan tetapi, Qiao Zijin adalah yang bersalah karena dia berselingkuh dengan laki-laki lain. Karena itu, dia bercerai tanpa mendapatkan harta gono-gini atau kompensasi. Sekarang saat dia mendapat panyakit ini, dia tidak memiliki simpanan untuk membayar biaya rumah sakitnya.

Walaupun Qiao Nan sudah terbiasa dengan kelakuan ibunya yang pilih kasih, dia tetap merasakan sedih saat mendengarkan obrolan mereka.

Dia sudah berumur 40 tahun. Setelah dia putus dengan Chen Jun, dia tidak pernah memulai hubungan baru. Bukan karena dia tiding ingin, tetapi karena ibunya tidak akan pernah mengizinkannya.

Selama bertahun-tahun, dia selalu memberikan semua pendapatannya kepada ibunya. Ibunya menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk membeli apartemen mewah dengan luas 150 meter persegi untuk kakaknya. Sedangkan dia harus menyewa kamar dengan ukuran 90 meter persegi.

Dia membayar semua kebutuhan rumah orang tuanya. Setiap kakaknya dating berkunjung kerumah orang tuanya, dia akan membawa oleh-oleh, akan tetapi mengambil hal lain yang lebih besar Ketika dia pergi.

Dengan umur saat ini, dia bahkan belum menikah dan selalu dicemooh bahwa dia wanita tidak laku. Qiao Nan tau bahwa ibunya tidak akan pernah membiarkannya menikah karena ibunya ingin dia terus menjadi sumber penghasilan keluarga.

Tapi bagaimanapun, dia adalah ibunya. Setiap kali Qiao Nan berencana untuk menghadiri sesi perjodohan, ibunya selalu membuat kegaduhan dan mengancam untuk bunuh diri. Qiao Nan tidak memiliki pilihan lain.

Semua usaha yang sudah dia lakukan seperti tidak terlihat Ketika dia mendengar ibunya memanggil dia anak terkutuk. Khususnya setelah dia mendengar Qiao Zijin menyalahkan semua kesalahan yang terjadi kepadanya seperti perselingkuhan dan perceraiannya, dan dia menyimpan semua uang jerih payahnua. Tiba-tiba, dia tidak ingin memberikan uang yang sudah terkumpul saat ini untuk Qiao Zijin.

Sebelum Qiao Nan meninggalkan tempat dia berdiri, dia mendengarkan percakapan terakhir mereka dan merasa sangat putus asa.

"Bu, kesembuhan ku ini tidak mudah. Bagaimana jika aku tidak mendapatkan ginjal yang cocok setelah dia mendapatkan uangnya? Dokter mengatakan selama saudara sedarah ku bisa mendonorkan ginjal untuk ku, tingkat kecocokannya akan tinggi dan tubuhku tidak akan menimbulkan reaksi penolakan."

Dalam pelukan Ding Jiayi, Qiao Zijin berkata dengan nada sedih, "Jika aku mendapatkan ginjal dari orang yang mencintaiku, biaya pengobatannya juga akan sangat berkurang."

"itu tidak akan mudah terjadi. Orang lain bahkan ada yang sudah meninggal sebelum kesempatan itu datang!"

Qiao Zijin tahu bahwa uang saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi untuk tetap hidup. Dia harus mencari jalan lain.

"Apakah kamu ingin aku untuk mencoba untuk tes darah?" Ding Jiayi bertanya dengan ragu-ragu.

Qiao Zijin menggeleng. Ibunya sudah cukup tua dan ginjalnya sudah pasti tidak begitu baik dan sehat. Karene dia akan mencari pengganti, tentu saja dia harus mendapatkan yang lebih baik. " Bu, kamu sudah melahirkan dan membesarkan ku, aku tidak mungkin meminta mu melakukannya. Sama juga dengan ayah."

"Lalu ..." Ding Jiayi berfikir sejenak dan tiba-tiba teringat "Waktu anak celaka itu datang, aku akan menyuruhnya untuk melakukan tes darah. Dia adalah saudara kandung mu, pasti akan cocok!"

"kedengarannya bagus. Tapi Qiao Nan bisa tidak setuju, bagaimanapun ini adalah ginjal." Qiao Zijin menatap dengan tatapan ganjil.

Demi dapat bertahan hidup dan dindakan pencegahan, dia tidak akan pernah membiarkan Qiao Nan untuk menolak ini.

" Miss Qiao, kamu datang untuk menjenguk kakak mu. Kenapa tidak masuk saja?" Qiao Zijin dan Ding Jiayi mendengar suara percakapan perawat dari arah pintu.

Raut muka Qiao Zijin langsung berubah dengan cepat. " Bu ... apakah percakapan kita terdengar oleh Qiao Nan, anak sial itu?"

Tanpa berbicara, Ding Jiayi berdiri dan melihat berjalan keluar kamar. Dia melihat punggung Qiao Nan dan memanggil namanya dengan keras.

Qiao Nan mendengar teriakan Diang Jiayi. Dia menolak untuk menoleh kebelakang. Air mata mengalir deras tak terkontrol. Dia merasakan sangat kecewa.

Demi kepentingan ibu dan kakaknya, dia bahkan tidak memiliki rumah untuk dirinya sendiri, akan tetapi, mereka tidak hanya berencana untuk mengambil semua uangnya, tapi juga ginjalnya.

Ding Jiayi mungkin tidak mengerti arti dari keseluruhan kata-kata Qiao Jiayi, tapi Qiao Nan tahu. Makin banyak dia berkorban, makin banyak dia tersakiti. Dia merasa walaupun dia memiliki hutang untuk keluarga Qiao, dia sudah cukup berkorban!

Mungkin cinta ibu memang "mulia". Melihat anak kedua sudah lari, Diang Jiayi merasa takut bahwa penyakit anak pertamanya tidak akan bisa sembuh. Langkah Ding Jiayi semakin cepat, menyusul Qiao Nan dan dengan ganas menarik rambut Qiao Nan.

"Kau anak sial! Kau jelas-jelas tidak punya hati nurani. Kau tahu kakak mu terkena penyakit serius, dan kau masih mau meninggalkannya dalam kesulitan. Kemari kau ..."

Kepala Qiao Nan terasa sakit dan saat dia akan mengatakan kepada ibunya bahwa berbahaya berada di tengah jalan, sebuah mobil melaju kearahnya.

Terdengar suara kecelakaan yang memekakkan telinga. Qiao Nan merasa kesakitan yang membuatnya tidak mampu untuk bicara. Dia berusaha untuk membuka matanya untuk melihat bagaimana keadaan ibunya.

Saat melepaskan tangannya ketika mobil datang, Ding Jiayi benar-benar merasa takut. Melihat anak keduanya terbaring diatas genangan darah, dia berlari dan berkata, "Qiao Nan, kau ... jika kau harus mati, itu akan menjadi berkah juga. Setidaknya kau bisa membantu kakakmu. Zijin bisa memiliki ginjal dan uang!"

Jika anak keduanya terbunuh dalam kecelakaan, orang yang menabrak harus membayarkan ganti rugi.

Ketika dia mendengar perkataan Ding Jiayi, Qiao Nan melihat Ding Jiayi dengan tatapan mematikan. Sebelum ambulans datang, dia akan mati karena emosi oleh ibunya.

avataravatar
Next chapter