27 Chapter 27

Chapter 27. Flate Is Justice

Raia yang pingsan secara perlahan membuka matanya hanya untuk melihat langit-langit yang asing.

Raia duduk di tempat tidur dan mengamati sekitar.

Kamar ini hampir seperempatnya di tutupi oleh kasur, sisanya adalah benda lain.

Beberapa furnitur seperti vas atau sofa terlihat disini.

Sungguh aneh, kamar yang tidak memiliki lemari. Dimana mereka menyimpan pakaian?

Seterahlah.

Raia memandangi sekitar sekali lagi dan melihat jendela yang tidak jauh dari tempat tidur.

Raia memandangi sisi lain jendela, tubuhnya mulai gemetaran kembali, tetapi tidak seintens sebelumnya.

Saat ini Raia sedang mencoba menenangkan diri dengan cara mengatur pernafasan. Sangat efektif, tubuhnya mulai membaik hingga beberapa saat menunggu cukup untuk pulih kembali ke keadaan normal.

Raia melirik tangannya yang mencengkram seprai hingga kusut, ia mengangkatnya dan menempelkan tangan telapak tangannya ke wajahnya.

Dingin.

Raia berdiri dan berjalan ke arah jendela. Saat ia tiba di depan jendela itu, ia melihat hutan yang lebat memenuhi visinya.

"Menyegarkan mata," Raia mengangguk dalam diam, "jika saja ada wanita telanjang itu lebih baik."

Ffftttt!!!

Hmmm? Suara apa itu?

Raia berbalik, dan melihat ke sumber suara itu, "Kurumi, jangan bersembunyi di depan pintu, masuklah."

Pintu kayu elegan perlahan terbuka, saat sepenuhnya terbuka, Kurumi yang berdiri diam di pintu menatap Raia dengan wajah memerah.

Terlihat campuran marah dan malu.

"Kenapa kamu mengetahui itu aku?"

"Yah, jujur saja, tidak enak membicarakan ini sambil berdiri. Masuklah dan duduk, anggap rumah sendiri."

"Benar juga ..." Kurumi memasuki kamar, menutup pintu dan duduk di sofa. Kemudian ia berdiri lagi dan berteriak pada Raia. "Hei! Ini rumah saya!"

"Baik-baik, berhenti pamer gadis kecil!"

"G-gadis k-kecil?! Apa yang kamu katakan padaku! Mesum! Cabul! Menyesatkan!"

Sementara Kurumi terus mengutuk Raia secara verbal, Raia menatapnya dengan mata mati. Apakah aku menghinanya? Ya tapi, itu terlihat jelas bahwa ia gadis kecil di berbagai aspek.

Yah, jujur saja dia lucu dan tipe yang mudah malu. Raia berpikir untuk menggodanya lagi karena ia ingin melihat lebih banyak.

"Aku rasa kamu harus kecewa karena mengutuk seseorang tidak akan membuatmu terhindar dari inti masalah, bukankah seperti itu? A-Cup?"

Kurumi semakin memerah dan menatap Raia dengan rumit.

"Uaahhh~ seperti yang diduga dari seorang lelaki, selalu memandang payudara wanita untuk menilainya."

Mendengar itu, Raia terperangah, ia siap jika Kurumi tiba-tiba menyerang balik.

"Hoo~ dengarkan anak kecil, aku adalah lelaki yang baik yang menilai melalui hati mereka, tetapi payudara sialan itu menghalanginya! Huh~ dasar payudara tidak sopan!"

"Kamu! Kamu mengatakan itu?!" Kurumi menyilangkan tangan di dadanya dan mencoba menolak apa yang diakatakan Raia.

Tetapi kenyataan terlalu kejam, ia sudah mengembangkannya selama ribuan tahun tetapi tidak tumbuh juga. Harapan untuk tumbuh adalah zero.

Sebagai gantinya, ia meningkatkan kekuatannya untuk membungkam mulut orang yang menyentuh garis bawahnya.

Tetapi ...

"K-kenapa? Kenapa kamu mengejek payudaraku?" Kurumi tiba-tiba melunak dan menatap Raia.

Ia tidak menyadari bahwa air mata mulai berkumpul di sudut matanya. Tetapi Raia yang melihat itu, tiba-tiba merasa bersalah.

Ia tidak bermaksud mengejeknya dan hanya menggodanya sedikit, tetapi itu benar, Raia agak berlebihan kali ini.

Raia menghela nafas, ia benar-benar tidak bermaksud untuk menghina payudaranya, jika ia menghinanya maka sama saja menghina milik Sany.

Tapi kenyataan tidak bisa dipungkiri dengan alasan, ya, dia menyakiti Kurumi.

Sebagai lelaki Raia harus bertindak.

Raia berjalan mendekat, tetapi kurumi mundur beberapa langkah sangat cepat.

Apakah aku melambat?

Raia kembali mengejar tetapi Kurumi mundur semakin jauh hingga akhirnya Raia berhenti mendekat.

Kurumi pov

Bajingan, pria itu bajingan!

Terburuk!

Memangnya kenapa dengan oppai A-cup?

Apakah salah? Beberapa penganutku mengatakan Plat is Justice! Tetapi, dia menghina payudaraku?

Dimana justice yang di kalimat itu?

Pria ini! Dia menghinaku seenaknya, dimana captain amerika pembela kebenaran? Dimana Justice itu?

Pria ini yang jahat atau Justice itu sendiri tidak ada? Tidak, mereka semua jahat!

Hei dia mendekat? Apa-apaan sekarang? Apakah sekarang dia akan melampiaskan nafsunya padaku?

Kurumi Pov end

Author Pov

Kurumi tanpa sadar mundur.

Karena ia saat ini sedang sedih, waktu mengalami kekacauan dan saat ini melambat. Jadi dia dapat melihat Raia mendekat dan menjauhinya lebih cepat daripada dirinya.

Raia mendekat lagi tetapi ia segera menjauhinya, Raia berhenti. Aku kira ini sudah berakhir, tetapi ia tiba-tiba menghilang dari sana hanya meninggalkan aroma. Disaat berikutnya Raia tiba-tiba muncul kembali di depannya.

Sangat disayangkan, walaupun Kurumi dapat memperlambat waktu, ia tidak dapat melihat bagaimana Raia menghilang dan kembali muncul di hadapannya.

Yang ia lihat hanyalah gambaran sekilas sebelum semuanya berubah.

Ia melihat tangan Raia yang akan meraihnya, tetapi karena ia terlalu banyak berpikir, Kurumi bukannya menghindar ia justru menunduk dan bersiap akan hal yang terjadi berikutnya.

Ia sedikit takut tetapi pancaran cahaya dimatanya mengatakan sebaliknya, ia menunggu dengan antisipasi.

Apa yang akan dilakukannya sekarang? Menangkapku?

Kurumi sekilas melupakan dirinya sebagai orang terkuat di benua, dan saat ia menyadari apa yang ia lakukan sangat menghina harga dirinya, ia segera menegakan tubuhnya dan hendak menghindar.

Tetapi sebelum semua itu terjadi, Kurumi merasakan tepukan lembut di kepalanya dan itu ternyata sangat menyenangkan.

Pikiran untuk menghindar dan menyerang baliknya tiba-tiba menghilang, ia hanya menginginkan tepukan Raia lebih banyak.

Waktu berlalu, dan tepukan Raia berhenti, Kurumi mengangkat kepalanya untuk menatap Raia.

Tetapi yang Raia lihat adalah seekor kucing yang ingin dimanja. Sinar dimatanya tidak lain adalah sinar yang menuntut untuk lebih banyak.

Raia menurutinya karena ia melihat bahwa Kurumi imut dan lucu.

Tetapi ia tidak segera melakukannya, "Pertama-tama, aku minta maaf karena terlalu berlebihan menggodamu."

"Kamu menggoda ku?"

Raia diam, 'apakah wanita ini menganggap ku serius menghina payudaranya? Hei, jika aku serius melakukan itu, maka sama saja dengan menghina istriku oke?'

"Menurut sudut pandangku, kamu lucu dan imut saat memerah, jadinya ... Aku tidak tahan untuk menggodamu. Maaf."

Mendengar Raia mengatakan bahwa ia imut, Kurumi memerah karena malu, kembali menunduk agar wajahnya tidak terlihat.

"A-pa, aku ..." Kurumi bergumam, tetapi karena suaranya sangat kecil, Raia sedikit membungkuk untuk mendengar sepenuhnya.

Setelah Kurumi berhenti bergumam, Raia tersenyum dan kembali mengusap kepalanya, "Ya benar, kamu imut." mengakhiri kata-katanya, Raia menghentikan tepukan kepalanya dan berjalan menuju sofa.

Duduk disana dan berbalik untuk melihat Kurumi yang terdiam saat ia bergumam.

Raia ingin melihatnya seperti ini terus, tetapi menyadari bahwa tidak ada kemajuan padanya, ia memutuskan untuk menghentikan adegan straberry ini sampai disini untuk hari ini.

Melihat Kurumi yang memerah untuk terakhir kalinya, ia memanggilnya.

"Hei, Kurumi. Bukankah kamu kesini untuk mencari tahu identitasku?"

Mendengar itu, Kurumi segera tersadar dari lamunannya dan menatap Raia dengan terkejut.

"Bagaimana kamu tahu?"

'Sudah jelas, kristal yang selalu kamu jadikan bahan onani telah berubah menjadi pria tampan, bukankah penasaran?' Raia akan mengatakan itu tetapi ia memilih menyimpannya di pikirannya, "feeling kurasa?"

"Yah, oke. Benar, itu adalah tujuanku kesini, kenapa aku melupakan ini?" memutuskan untuk melupakan bagaimana Raia mengetahuinya, Kurumi berjalan dan duduk di sofa lain depan Raia.

'Karena kamu hampir menangis dan menikmati belaian ku?'

"Aku rasa kamu memiliki beberapa ide tentang keberadaanku kan? Kurumi?"

"Aku kagum kamu mengetahui itu, ya benar, aku ingin menanyakan hal ini," tiba-tiba Kurumi menatap Raia dengan serius, "Apa kamu berasal dari dunia lain?"

Jawaban yang setengah benar dan setengah salah, jiwa ku dari bumi, tetapi tubuhku berasal dari alam yang yang tidak diketahui dimanapun.

Kekosongan aku rasa namanya.

"Ya," Raia jujur, tetapi bohong juga, "Kamu bisa mengatakannya seperti itu, dan karena kamu memiliki pikiran seperti itu, maka kamu juga berasal dari dunia lain kan? Kurumi?"

Raia tidak sepenuhnya yakin, tapi ia memiliki beberapa pemikiran. Orang asli dunia ini tidak akan memiliki pertanyaan seperti dunia mana kamu berasal kepada orang acak, jadi kemungkinannya adalah Kurumi adalah orang dunia lain juga.

"Ya benar, aku masih memiliki banyak pertanyaan tetapi akan kukatakan ini, kamu berasal dari dunia mana?"

"Kamu mengatakannya seperti itu, seolah-olah ada orang dari dunia lain di tempat ini, kan? Ah tapi, apa untungnya jika aku memberi tahu dari mana asalku?"

"Untuk pertanyaan, Ya. Ada orang lain yang mengatakan mereka bukan berasal dari 'sini' dan itu tidak sedikit. Dan apa untungnya? Itu sudah jelas, kita akan berbagi informasi mengenai seperti apa duniamu dan miliku. Bagaimana?"

Raia tidak langsung menjawab, ia jatuh kedalam lubang pemikiran dalam.

Ia merasa tertarik seperti apa dunia asal Kurumi dan bagaimana sejarahnya, tetapi jika ia mengatakan informasi dunianya, mungkin saja Kurumi akan menggunakan itu untuk kelemahannya.

Lagipula, kekuatan Raia saat ini sudah cukup kuat untuk menghancurkan salah satu benua di bumi dengan satu serangan. Dan ia kembali mengingat bahwa pelayan di rumah ini memiliki level 90 juga, yang berarti orang-orang yang berasal dari dunia lain memiliki level yang hampir sama dengannya.

Ditambah ia tidak tahu dengan rinci sejauh mana kekuatan Kurumi, ia  kembali beberapa detik lalu dan mengingat bahwa ia melambat, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah waktu melambat. Ia mengetahui itu karena jam yang tertempel di dinding, jarumnya berjalan lebih lambat.

Jadi Raia sudah berspekulasi bahwa kekuatan Kurumi memiliki keterkaitan erat dengan waktu.

Tetapi Raia berpikir bahwa ini menguntungkan juga, ia bisa membawa Kurumi menjadi sekutu untuk membantunya menghadapi para pengungsi dunia lain.

Itu bermanfaat.

Tidak, jika dilihat dengan seksama, kemungkinan Kurumi untuk menjadi sekutu lebih besar daripada menjadi musuh, itu terlihat jelas dari sifatnya dan sifat pembantunya.

Mereka, cinta damai?

"Baik, pertama akan menjadi diriku. Bagaimana?"

"Sudah kutunggu jawaban itu."

Kurumi bertepuk tangan dan pintu terbuka, Maya memasuki ruangan dengan membawa minuman jus jeruk di nampan.

Saat matanya bertemu dengan tatapan Raia, ia mengalihkan pandangannya dengan pipinya yang memerah.

Ia menyusun minuman dan pergi setelah selesai, memberi hormat kemudian menutup pintu.

Kurumi yang berada disisi lain melihat dengan jelas setiap gerakan Maya.

"Apa yang terjadi padanya? Ini cuma perasaanku saja atau dia mulai memperhatikan penampilannya?"

Ya, jawaban Kurumi memang benar, rambut bergelombang Maya yang acak-acakan telah dirapikan dan terdapat aroma sampo menyegarkan.

Raia yang mendengar itu tidak berbicara, tidak, sebenarnya terlalu memalukan untuk membicarakannya. Lagipula, alasan kenapa Maya mulai memperhatikan penampilannya pasti terkait erat dengan Raia.

Huh~ baru satu hari satu orang sudah takluk. Luar biasa!

"Baik, kembali ke topik," sebelum melanjutkan, Raia menuangkan jus jeruk kedalam gelas dan meminumnya, "Planetku bernama Bumi it–"

"Kamu juga berasal dari bumi? Dari negara mana kamu?" saat mendengar kata bumi, Kurumi tiba-tiba bersemangat seolah-olah ia menemukan teman masa kecil yang terlupakan.

"Amerika. Dan jika dilihat dari reaksimu, seharusnya kamu juga berasal dari bumi kan?"

"Ya, aku dari bumi. Jepang lebih tepatnya ... Jika aku lihat dengan kekuatanmu, apakah kamu seorang roh juga? Tapi aku ragu akan itu, karena seorang roh hanya perempuan."

"Seorang Roh? Roh hanya bisa perempuan? Aku tidak tahu akan hal itu, tetapi pernahkah kamu mendengar namaku di bumi sebelumnya? Aktor nomor 1 di dunia dari tahun 2010-2019? Oh, kamu berasal dari asia kan? Kalau begitu kamu harus tahu siapa itu Shah Rukh Khan, kan?"

"Baik, sekarang aku yang bingung, aku tidak pernah mendengar nama Raia, aktor nomor satu disana. Bahkan banyak spacequake dan mungkin kamu dan shaah apalah itu adalah salah satu korban disana."

"Aku tidak tewas dan menjadi korban Spacequake disana."

Raia diam beberapa saat hingga ia akhirnya ia menarik kesimpulan.

"Dengan kata lain, kita berada di dunia yang sama tetapi di dimensi yang berbeda. Ternyata dunia pararrel benar-benar ada."

Kemudian mereka terus berbicara mengenai sejarah dunia mereka masing-masing, Kurumi jelas bahagia karena ia menemukan teman yang berasal dari dunia yang sama walau berbeda dimensi.

"Tapi ya, duniamu agak unik, dan bagaimana kamu bisa berakhir di sini?"

"Banyak museum yang memamerkan tulang-tulang hewan prasejarah, dan untuk melihat secara lebih hidup dan mantap, aku membalikan waktu dunia hingga zaman prasejarah."

"Lalu kamu melihat dinosaurus? Dan makhluk sejarah lainnya?"

"Ya, aku melihatnya, tetapi aku tidak bisa kembali ke masa depan. Dan itu sangat menyiksa, dikelilingi oleh makhluk berbulu setiap hari agak membuat hatiku gatal."

"Kamu adalah nenek moyangku. Lalu kamu menikah dan melahirkan, kemudian terciptalah manusia dizaman prasejarah?"

"Tentu saja tidak! Aku memundurkan waktu lebih jauh hingga semuanya penuh hitam."

"Penuh hitam?" Raia tiba-tiba mengingat keluarganya.

"Ya, itu penuh hitam, tapi dengan seiringnya waktu berlalu, semua yang penuh kegelapan mulai menunjukan sedikit cahaya, aku pikir itu lampu."

"Lalu, apa kamu menyalakan saklar?"

"Tidak, aku menyentilnya, tapi lampu itu tiba-tiba retak dan saat itu pecah ledakan terjadi."

"Ledakan? Seberapa besar?"

"Aku tidak yakin sebesar apa, tetapi yang pasti setelah ledakan itu, semua yang berwarna hitam terkoyak, terbakar seperti debu, kemudian debu bertumpuk dan berdiam cukup lama hingga menjadi sebuah bola-bola kecil padat.

Dan juga aku bisa melihat langit-langit yang penuh lubang, aku mengumpulkan debu-debu itu dan membuangnya di salah satu lubang, tapi karena gaya tariknya terlalu kuat, aku terseret."

"Ya, tuhan~ apa kamu adalah tuhan?"

"Tidak, aku remaja roh. Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Ini cuma pikiranku sendiri atau kamu adalah tersangka dibalik meledaknya big bang?"

...

Kurumi anda dinyatakan bersalah.

Tunggu, tidak juga, tanpa sentilan jari Kurumi, aku rasa alam semesta tidak akan ada.

Kurumi, terimakasih.

Tapi itu hanyalah main-main, ia tidak tahu apa yang kurumi lakukan adalah penyebab big bang atau bukan, lagipula ia berasal dari dimensi yang berbeda, jadi ya masuk akal jika hal tersebut terjadi.

"Kurumi, bisakah kita bertarung?"

"Kenapa jadi tiba-tiba bertarung?"

'Ingin merasakan bagaimana mengalahkan orang yang meledakan big bang.' Itulah yang akan dikatakannya.

"Sederhana saja, tubuhku agak kaku karena seratus tahun tidak bergerak?"

"Seratus tahun? Aku pikir aku menemukanmu 10 tahun lalu? Ah tapi oke, aku juga harus berolahraga karena tubuhku sudah mengkarat sepertinya."

'Rui?'

[Sepertinya Ayah anda sengaja mengatur waktu lebih cepat di dalam kristal.]

'Masuk akal.'

"Ya, maksudku 10 tahun, apakah ada arena disini?"

"Arena? Apa yang kamu katakan? Arena akan hancur jika kami bertarung disana."

"Bisakah di arena saja?"

"Tidak!"

Kurumi berdiri, menyeret Raia. Sebuah shotgun entah darimana asalnya tiba-tiba muncul di telapak tangannya, ia menembakannya ke dinding dan dinding itu hancur.

Kurumi akan melewati celah itu dan keluar sambil menyeret Raia, tetapi ia terhenti karena ia merasakan Raia tidak bergerak.

"Hei, ayo keluar."

"Bisakah di arena saja? Please~"

Mendengar nada memelas Raia, Kurumi melunak dan melepaskan lengan Raia.

Ia memandangi Raia yang berdiri diam seperti patung di sisi lain, tidak berani menginjak tanah 1 langkah di depannya.

"Haa~ mungkinkah ..."

Raia pov

Raia terdiam, ia tidak berani membatalkan pertarungan yang ia ajukan karena ia akan terlihat seperti pengecut.

[Padahal sebenarnya iya]

HEI!

Raia memandang Kurumi di depannya, dengan senyum main-main menggoda di bibirnya.

"Apaan?"

"Ara-ara~ hal ini gawat bukan? Seorang lelaki takut akan dunia luar? Apakah anda benar-benar aktor nomor satu dan bukannya hikikomori nomor satu?"

Baik, nadanya itu memikat tetapi menjengjelkan.

Oke, Raia! Tenangkan dirimu! Jangan biarkan wanita ini menghinamu lagi!

Ambil nafas~ buang nafas~

Ara-ara~ oh shit! Nada itu terngiang-ngiang dikepalaku! Aku marah, ya ubah kemarahan itu menjadi keberanian!

Berjuang Raia.

Ini hanyalah dunia luar!

Bukan Deadly oppai!

Anda akan merasakan udara sejuk disana!

Sedangkan Deadly Oppai! tidak bisa bernafas disana walaupun itu pegunungan.

Ya, Raia. Hutan adalah awal kelahiran manusia!

Bukannya kematian manusia! Deadly oppai lebih mengerikan.

Deadly oppai mengerikan!

Dunia luar menyenangkan!

DEADLY oppai menyeramkan!

DUNIA LUAR SERU SEKALI!!

"DEADLY OPPAI ADALAH TEROR!!" Berteriak, Raia memberanikan dirinnya dan menginjak tanah dalam satu langkah.

*squee*

Sementara Kurumi yang melihat itu tidak bisa menahan tawa, ia tertawa melihat betapa sengsaranya Raia hanya untuk keluar, dan saat ia keluar Ffffttt~

"Mari kita batalkan pertarungan kita hari ini, setidaknya mari kita tunda pertarungannya hingga kamu membersihkan kakimu dari kotoran kucing yang kamu injak."

Sementara itu, wajah tampan Raia terdistorsi saat ia menginjak benda bau busuk dan lembek di kakinya.

[Selamat Raia! Traumatic Outdoor telah disembuhkan. Sementara itu kamu mendapat kesialan saat berhadapan dengan wanita berdada besar!

Tapi tidak apa-apa! PLAT IS JUSTICE

PLATEEEEE ISSS JUSTICEEEEE]

...

"TIDAAAAAAAAAAAAAAAK!!!!!"

avataravatar
Next chapter